Brilio.net - International Monetary Fund (IMF) dan Word Bank turut memprediksi dampak ekonomi penyebaran virus corona di dunia. Menariknya, IMF memprediksi bahwa Indonesia menjadi satu dari tiga negara yang mampu bertahan dari wabah COVID-19.

"Proyeksi untuk Asia, termasuk Indonesia dari dua institusi, yaitu Word Bank dan IMF. Hanya tiga negara yang masih diperkirakan bertahan diatas 0 persen atau positif teritori, yaitu Indonesia, Tiongkok, dan India, " kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dilansir brilio.net dari liputan6.com, Rabu (8/4).

Lebih lanjut, Sri Mulyani juga mengatakan bahwa Indonesia diperkirakan akan tumbuh sebesar 2,3 persen di kuartal II dan III pada tahun ini, sementara pertumbuhan akan membaik di kuartal IV tahun 2020.

"Untuk Indonesia saat ini, sekenario kita sudah turun di 2,3 persen, ini adalah dampak dari COVID-19 yang paling severe atau paling parah terjadi di kuartal kedua tahun ini dan mungkin akan continue di kuartal tiga dan mungkiin agak mulai membaik dikuartal keempat, " jelasnya.

Tak dapat dimungkiri, wabah corona juga berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Setiap negara pun membuat kebijakan demi menangani dampak ekonomi corona. Sri Mulyani kembali menerangkan bahwa langkah yang dilakukan biasanya terdiri dari instrumen fiskal, yang kaitannya dengan memberikan insentif pajak.

Selain memberikan pula tambahan anggaran belanja untuk bidang kesehatan, bantuan sosial, hingga membantu dunia usaha. Semua ini dilukan sebagai upaya untuk mencegah potensi krisis keuangan.

"Ini yang dilakukan oleh semua negara dalam menghadapi COVID-19 melalui penjaminan, memberikan jaminan tetap, kredit tetap mengucur atau memberikan fasilitas refinancing atau retructuring." tambahnya.

Kemenkui bersama BI, OJK, dan LPS juga telah mempersiapkan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi dengan melakukan forward-looking assesment. Pihaknya juga akan bekerja semaksimal mungkin untuk memastikan ketersediaan anggaran demi mempercepat upaya penanganan krisis ini.

Baik dengan tetap menjaga kesehatan dan kesinambungan keuangan negara melalui kebijakan fiskal dan APBD, lalu melakukan refocusing program , realokasi anggaran sera penyediaan stimulus untuk tujuan kesehatan, perlindungan masyaraat, dan dukungan dunia usaha.