Brilio.net - Polemik mengenai Suku, Ras, dan Agama memang mudah sekali disinggung dalam berbagai hal. Termasuk juga di bidang politik.Baru-baru ini kasus yang jadi perbincangan hangat adalah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dituding melakukan penistaan ayat Alquran. Saat itu ia mengutip surat Al Maidah 51, namun oleh sebagian kelompok menganggap Ahok telah menistakan ayat suci tersebut.
Gelombang protespun datang bertubi-tubi setelah setelah Ahok berujar demikian. Kendati sudah meminta maaf, rupanya masalah tak serta merta selesai. Elemen masyarakat pun turun ke jalan menuntut pemerintah untuk mengambil tindakan tegas terhadap mantan politisi Golkar tersebut.
Ucapan Ahok tersebut rupanya jadi bumerang terlebih lagi menjelang Pemilihan Gubernur DKI 2017 mendatang. Semua warga di Jakarta berharap besar aksi ini tidak menimbulkan tindakan anarkis dan berlangsung damai.
Berikut 6 cara yang bisa kamu lakukan menangkal pengaruh rasisme seperti dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (3/11):
1. Kita semua terlahir setara dan sama lho. Bahkan di dalam semua kitab suci agama manapun kita sebagai manusia setara dan diajarkan untuk bersikap baik kepada sesama makhluk.
foto: catholicnews.org.uk
2. Cobalah untuk berteman dengan orang yang berbeda, baik beda ras, beda suku maupun beda agama. Pertemanan semacam ini akan menimbulkan rasa toleransi yang tinggi di antara perbedaan.
foto: defendthemodernworld.wordpress.com
3. Jika tiba-tiba ada orang yang bersikap rasis kepada kamu, lawanlah dengan berani. Tindakanmu itu akan memberitahukan kepada mereka kalau kamu menolak rasisme.
foto: rachelsimmons.com
4. Kalau kamu sedang beradu argumen dengan orang yang berbeda ras atau agama denganmu, cobalah untuk menggunakan kata-kata yang halus dan bijak. Berdebatlah dengan kedewasaan.
foto: likesuccess.com
5. Cobalah untuk sering membaca buku yang mengajarkan kedamaian, toleransi dan perilaku santun lainnya. Buku adalah jendela dunia.
foto: zmescience.com
6. Cobalah untuk terbuka dengan mempelajari dan memahami agama orang lain. Belajar dan pahami tentang agama lain bukan berarti pindah agama ya. Gusdur sering menyarankan hal ini agar tidak terjadi perpecahan dalam satu bangsa.
foto: favim.com