Brilio.net - Hujan yang terjadi secara terus menerus sejak 31 Desember 2019 membuat beberapa wilayah di Indonesia, seperti Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek) terendam banjir dengan tinggi air bervariasi pada Rabu (1/1) pagi.
Bencana ini tidak hanya menimbulkan banyak kerugian materi saja, namun juga memakan korban jiwa. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan. Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo pernah menyebutkan bahwa banjir dan macet merupakan dua masalah besar yang dihadapi Jakarta.
Dilansir brilio.net dari liputan6.com pada Kamis (2/1), pria yang akrab disapa Jokowi ini pernah berjanji akan mengatasi banjir dan macet Jakarta saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta pada 2014 lalu. Saat itu, dia mengatakan akan lebih mudah baginya mengatasi kemacetan dan banjir jika menjadi presiden. Sebab, dengan menjadi seorang presiden akan mudah mengatur dan memerintahkan kepala daerah di kawasan Jabodetabek untuk bekerja sama.
Menurut Jokowi, permasalahan Jakarta tak bisa diselesaikan tanpa bantuan daerah lain. Sebab penyebab terjadinya banjir dan macet ibu kota juga berasal dari daerah-daerah penyangga, seperti Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi.
"Seharusnya lebih mudah (mengatasi kemacetan), karena kebijakan transportasi itu harusnya tidak hanya Jakarta, tapi juga Jabodetabek. Itu seperti halnya dengan masalah banjir. Banjir tidak hanya masalah Jakarta, karena 90 persen air yang menggenangi Jakarta itu justru berasal dari atas (Bogor). Semua pengelolaan 13 sungai besar yang ada di Jakarta juga semuanya kewenangan pemerintah pusat," papar Jokowi di Balai Kota Jakarta, Senin 24 Maret 2014 silam.
Melihat kondisi sekarang ini, Jokowi pun memaparkan mengenai permasalahan banjir yang terjadi. Menurut Jokowi, banjir yang terjadi di ibu kota lebih parah terjadi di empat daerah aliran sungai di DKI Jakarta, yakni DAS Sungai Krukut, Sungai Ciliwung, Sungai Cakung, dan Sungai Sunter.
Mengenai banjir Jakarta ini, Jokowi juga mengatakan pihak-pihak terkait telah melakukan penanganan darurat.
"Untuk penanganan darurat bersama pihak terkait, telah difungsikan pompa, karung pasir, bronjong dan tanki air agar kawasan dan prasarana publik terdampak dapat segera berfungsi kembali," ujar Jokowi melalui Instagram resminya.
Jokowi juga menyampaikan pembangunan prasarana pengendalian banjir pada keempat sungai terkendala sejak tahun 2017 karena masalah pembebasan lahan.
"Program Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung misalnya, sudah ditangani 16 kilometer dari rencana keseluruhan 33 km. Sementara pada hulunya tengah dilaksanakan pembangunan Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi dengan kemajuan pembebasan tanah di atas 90 persen dan perkembangan pembangunan fisik mendekati 45 persen. Kedua bendungan tersebut direncanakan selesai pada akhir 2020," tulis Jokowi.
"Sementara itu, percepatan pelaksanaan Sudetan Sungai Ciliwung dari Sungai Ciliwung ke Sungai Cipinang, sedang berlanjut. Masyarakat setempat telah menyetujui pemanfaatan lahan untuk kelanjutan pembangunan sudetan sepanjang 600 meter dari keseluruhan 1200 meter," pungkas Jokowi.