Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, baru-baru ini mengungkapkan beberapa laporan iseng yang masuk melalui layanan pengaduan 'Lapor Mas wapres'. Salah satu laporan yang mencolok adalah klaim dari seseorang yang mengaku bisa menghentikan masalah lumpur Lapindo.

"Banyak laporan iseng yang masuk lewat WhatsApp, salah satunya ada yang berjanji bisa menghentikan lumpur Lapindo. Ini menunjukkan betapa beragamnya laporan yang diterima," kata Hasan dalam konferensi pers di Kantor Sekretariat Wakil Presiden, Jakarta, pada Selasa (19/11/2024).

Tidak hanya itu, ada juga laporan yang bersifat pribadi, termasuk masalah rumah tangga. Salah satunya datang dari seorang istri yang meminta agar suaminya, yang diduga sebagai ASN, dihukum.

"Ada yang mengadukan konflik rumah tangga, meminta suaminya dihukum atau diberhentikan. Ini menunjukkan bahwa laporan-laporan rumah tangga juga cukup banyak," tambah Hasan.

Menurut Hasan, laporan-laporan ini sulit untuk ditindaklanjuti karena sifatnya yang sangat pribadi. "Banyak laporan yang iseng dengan insinuasi tertentu, dan kita tahu bahwa itu hanya laporan yang tidak serius," ungkapnya.

 

Untuk mengatasi masalah ini, Istana sedang mempersiapkan back office untuk menyaring laporan yang masuk. "Kami tidak hanya ingin memisahkan laporan yang iseng dan yang serius, tetapi juga mengarahkan laporan tersebut ke kementerian atau lembaga yang tepat," jelas Hasan.

Selain itu, 'Lapor Mas Wapres' juga akan memperkuat respons di tingkat daerah, karena sistem pengaduan ini tidak hanya ada di pusat, tetapi juga di daerah.

"Teman-teman semua perlu memahami bahwa sistem lapor ini tidak hanya satu. Di level daerah dan kementerian, sistem lapor ini juga ada. Kehadiran 'Lapor Mas Wapres' justru memperkuat responsivitas pemerintah terhadap aduan masyarakat," imbuh Hasan.

 

[crosslink']