Brilio.net - Jumlah korban akibat gempa bumi 7 skala Richter pada Minggu (5/8) berserta gempa susulannya yang mengguncang wilayah Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) terus bertambah. Tercatat hingga saat ini, Sutopo Purwo Nugroho selaku Kepala pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan bahwa terdapat 387.067 jiwa pengungsi yang tersebar di ribuan titik.
Dari total jumlah tersebut, tak sedikit di antaranya yang merupakan bayi dan anak-anak. Data sementara menunjukkan, di Kabupaten Lombok Utara terdapat 1.991 jiwa balita berusia nol sampai lima tahun dan 2.641 jiwa anak-anak berusia enam sampai sebelas tahun.
Sayangnya, pemberian bantuan tidak bisa dilakukan sembarangan kepada mereka. Susu formula dan susu bubuk, misalnya. Melalui akun Twitter-nya, Sutopo melarang pemberian bantuan susu formula kepada korban gempa di Lombok.
"Jangan memberikan bantuan susu formula untuk bayi dan anak untuk korban gempa Lombok. ASI tidak bisa digantikan susu formula," cuitnya, seperti yang brilio.net kutip pada Minggu (12/8).
Jangan memberikan bantuan susu formula untuk bayi dan anak untuk korban gempa Lombok. ASI tidak bisa digantikan susu formula. Pemberian susu formula dapat menyebabkan diare, kurang gizi dan risiko kematian bayi karena terbatasnya air bersih dan botol steril di pengungsian. pic.twitter.com/zyhO4kGWf8
Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) August 11, 2018
Mengingat adanya keterbatasan sarana seperti air bersih, alat masak, dan botol steril, Sutopo menjelaskan bahwa produk-produk tersebut seringkali dibagikan tanpa kontrol yang baik dan dikonsumsi oleh bayi yang masih menyusu. Akibatnya, mereka pun justru terserang diare.
"Oleh karena itu, dihimbau tidak ada donasi susu formula dan produk bayi lainnya seperti botol, dot, empeng tanpa persetujuan dari Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota setempat. Tidak perlu sumbangan susu formula, susu bubuk dan botol bayi dalam kondisi darurat bencana. Ibu yang menyusui anaknya harus diberikan dukungan dan bantuan praktis untuk meneruskan menyusui," jelas Sutopo.
Meski begitu, tetap terdapat pengecualian, apabila bayi yang bersangkutan tidak bisa disusui, maka ia harus diberikan susu formula, di bawah pengawasan yang ketat dan kondisi kesehatan bayi harus tetap dimonitor.
Lepas dari itu, saat ini Sutopo mengatakan bahwa kebutuhan yang paling mendesak bagi para korban adalah tenda, selimut, makanan siap saji, beras, MCK portable, air minum, air bersih, tendon air, mie instan, pakaian, terpal/alas tidur, alat penerang/listrik, serta layanan kesehatan dan trauma healing.
Recommended By Editor
- Dapat bantuan makanan, anak-anak korban gempa kembali ceria
- Muncul di gempa Lombok, fenomena alam ini jadi pemicu kerusakan massif
- Bangkit dari duka, ini potret aktivitas pasar tradisional di Lombok
- 7 Potret duka penanganan medis korban gempa Lombok di tenda darurat
- Bayi mungil lahir di pengungsian korban gempa Lombok, namanya unik