Brilio.net - Riya sering disebut juga dengan sombong dalam beribadah. Riya adalah perbuatan melakukan suatu amalan dengan tujuan untuk mendapatkan pujian dari orang lain. Padahal Allah sangat tidak menyukai perbuatan tersebut.
Perbuatan tersebut digolongkan ke dalam jenis syirik kecil. Dan perbuatan riya dapat menghapus amal ibadah yang telah dilakukan seseorang. Riya merupakan upaya memperlihatkan sekaligus memperbagus suatu amal ibadah dengan tujuan agar diperhatikan dan mendapat pujian dari orang lain.
Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Kamis (23/7), riya dapat menghapus pahala, dijauhi oleh Allah dan celaka di akhirat. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
"Aku paling tidak butuh pada sekutu-sekutu, barang siapa yang beramal sebuah amal kemudian dia menyekutukan-Ku di dalamnya maka Aku tinggalkan dia dan syiriknya." (HR. Muslim)
"Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya amalan seseorang itu akan dibalas sesuai dengan apa yang ia niatkan." (Muttafaqun ‘alaihi).
Ibadah seorang muslim yang berbuat riya, tidak akan diterima oleh Allah karena merupakan amal ibadah yang dikerjakan dengan niat bukan kepada Allah, tidak ikhlas karena ingin mendapat imbalan (bisa berupa pujian atau penghargaan), serta mengada-ada. Dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 264, Allah berfirman:
Yaa ayyuhallaziina aamanu laa tubilu sadaqaatikum bil-manni wal-azaa kallazii yunfiqu maalahu ri'aa'an-naasi wa laa yu'minu billaahi wal-yaumil-aakhir, fa masaluhu kamasali safwaanin 'alaihi turaabun fa asaabahu waabilun fa tarakahu saldaa, laa yaqdiruna 'alaa syai`im mimmaa kasabu, wallaahu laa yahdil-qaumal-kaafiriin
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir."
Hukum riya.
Riya termasuk ke dalam syirik kecil, sehingga perbuatan tersebut dilarang oleh agama Islam dan haram hukumnya melakukan riya. Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar (syirik kecil). Maka para sahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul ashghar? Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Ar Riya’."
Jenis-jenis riya.
1. Riya dalam niat
Yang dimaksud riya dalam niat yaitu berkaitan dengan niat dalam hati seseorang yang menyebabkan tidak adanya rasa ikhlas dalam beribadah, dalam artian memiliki maksud dan tujuan tertentu selain Allah. Dalam sebuah hadist; Rasulullah bersabda:
"Aku mendengar Umar bin Khattab berkata di atas mimbar; ‘Aku mendengar Rasulullah bersabda; ‘Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia niatkan." (H. R. Bukhari Muslim)
2. Riya dalam perbuatan.
Setelah seseorang beribadah dengan niat riya, maka kemudian seseorang tersebut akan riya juga dalam perbuatannya yakni menunjukkan segala tindak perbuatan atau ibadah di hadapan orang lain. Tujuannya untuk diperhatikan dan mendapat pujian.
Riya dalam perbuatan terbagi menjadi macam-macam jenis yaitu sebagai berikut:
1. Riya badan. Misalnya; memamerkan tubuh yang kurus tanda rajin berpuasa, jidat yang menghitam tanda rajin sholat fardhu dan sunnah.
2. Riya dalam pakaian. Misalnya; mengenakan pakaian yang sesuai dengan syar’i agar dianggap sebagai orang yang alim.
3. Riya dalam ucapan. Misalnya; membaca Alquran dengan suara yang merdu dan fasih di hadapan orang agar dipuji.
Bahaya perbuatan riya.
1. Dimurkai oleh Allah.
Perbuatan riya berbahaya karena merupakan salah satu daripada penyakit hati yang menjadikan seseorang masuk dalam golongan orang munafik. Dan karena riya termasuk dalam perbuatan syirik kecil, maka riya dapat mendatangkan murka Allah SWT. Balasannya tidak lain adalah siksa api neraka.
2. Dilemparkan ke neraka.
Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah RA, dan diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW mengabarkan bahwa golongan yang pertama kali dihisab adalah yang mati syahid, mempelajari dan mengajarkan ilmu, dan bersedekah.
Namun Allah justru akan melempar ketiganya ke dalam api neraka apabila amal ibadah yang mereka lakukan tidak dengan niat kepada Allah. Dalam Alquran surat An-Nisa ayat 142, Allah berfirman:
Innal-munaafiqiina yukhaadi'unallaaha wa huwa khaadi'uhum, wa izaa qaamuu ilas-salaati qaamu kusaalaa yuraa'unan-naasa wa laa yazkurunallaaha illaa qaliilaa
Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali."
3. Menghapus amal ibadah.
Seorang muslim yang melakukan riya, maka amalan-amalan ibadah yang ia lakukan dengan niat riya akan dihapus oleh Allah.
Cara mengatasi riya.
1. Luruskan niat untuk beribadah karena Allah.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya bagi setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia niatkan”. (H.R.Bukhari Muslim)
2. Berdoa dan memohon pertolongan kepada Allah.
Sudah menjadi keharusan bagi setiap muslim untuk melibatkan Allah dalam segala urusan. Termasuk berlindung dari sifat-sifat yang tercela seperti riya. Jangan pernah lelah berdoa kepada Allah agar diperkuat keimanan dan dilindungi dari godaan setan.
3. Mengendalikan hati.
Berusaha mengendalikan hati agar tidak terbuai dengan pujian orang lain. Sebuah pujian memang bisa memotivasi diri agar menjadi lebih baik. Namun, terkadang pujian juga bisa menjadi racun hingga membuat seseorang menjadi riya. Maka dari itu, cobalah untuk tidak berbangga diri dengan mengendalikan hati.
4. Selalu mengingat Allah.
Telah dijelaskan dalam Alquran bahwa setan tidak akan pernah lelah menggoda manusia menuju jalan yang sesat. Sebab itu, manusia harus sering meminta perlindungan kepada Allah, salah satunya lewat dzikir. Sebab dengan berzikir seorang muslim akan senantiasa teringat oleh Allah. Dalam Alquran surat An-Nisa ayat 142, Allah berfirman:
Innal-munaafiqiina yukhaadi'unallaaha wa huwa khaadi'uhum, wa izaa qaamuu ilas-salaati qaamu kusaalaa yuraa`unan-naasa wa laa yazkurunallaaha illaa qaliilaa
Artinya:
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali."
5. Menyembunyikan amal kebaikan seperti menyembunyikan aib.
Upaya selanjutnya yaitu dengan menyembunyikan amal kebaikan seperti bersedekah seolah tangan kanan memberi, tangan kiri tidak mengetahui. Namun, ibadah umum yang tidak bisa disembunyikan, seperti sholat jamaah di masjid, membaca Alquran atau puasa tak perlu ditutupi. Yang terpenting berusahalah ikhlas mengerjakan ibadah karena Allah.