Brilio.net - Kasus Corona (COVID-19) di Italia mencatatkan rekor baru. Pada Minggu (15/3), pasien Corona meninggal dunia kasus Corona di Italia

Dilansir brilio.net dari Channel News Asia, data resmi menunjukkan korban meninggal karena Corona melonjak dari 368 menjadi 1.809 orang. Data tersebut menunjukkan peningkatan lebih dari setengah dari semua kasus yang terjadi di luar China.

Dengan 24.747 kasus dan kematian 1.809 orang pada Minggu (15/3), Italia telah memberikan contoh yang mengkhawatirkan bagi negara-negara Eropa lainnya. Terlebih negara-negara tersebut mulai melihat peningkatan tajam dalam beberapa hari terakhir.

Lombardy, daerah berpenduduk padat di sekitar ibu kota Milan telah menjadi wilayah paling parah terkena dampaknya dengan 1.218 kematian. Dari jumlah tersebut, 252 kematian tercatat dalam 24 jam terakhir.

Dampak dari kasus tersebut, Vatikan mengambil langkah untuk membatalkan perayaan Minggu Paskah yang akan dimulai 5 April karena negara bersiap menghadapi krisis berkepanjangan.

Gubernur wilayah Milan, Attilio Fontana, mengatakan situasi di daerah sekitar ibu kota Italia semakin memburuk.

"Kami hampir mencapai titik di mana kami tidak akan lagi dapat menyadarkan orang karena kami akan keluar dari tempat tidur unit perawatan intensif," kata Fontana kepada saluran Sky TG24 Italia.

"Kami membutuhkan alat kedokteran yang digunakan untuk ventilasi paru-paru, respirator buatan yang sayangnya tidak dapat kami temukan," kata Fontana.

Pihak Fontana pun mengusahakan mendatangkan alat ventilator dari luar negeri. Sementara itu, hal senada juga diungkapkan oleh Wali kota Milan, Beppe Sala. Sala mengungkapkan bahwa pihaknya telah berhasil mengamankan pengiriman masker bedah dari China untuk menutupi kekurangan pasokan yang terjadi.

"Milan selalu memiliki hubungan yang sangat baik dengan kota-kota utama China dan saya melakukan beberapa panggilan telepon selama beberapa hari terakhir untuk mencari bantuan," kata Wali kota Milan.

Pengiriman pertama tiba pada Jumat (12/3). Italia juga mendapat bantuan masker dari Jerman. Krisis yang melanda Italia ini semakin diperparah dengan tidak tersedianya ambulan di sekitar Milan.

Gubernur wilayah Veneto Venesia menyerukan agar masyarakat tetap terisolasi untuk mengurangi laju pertambahan pasien.

"Jika Anda tidak mengikuti aturan, sistem kesehatan akan macet dan saya harus memberlakukan jam malam," Gubernur Veneto Luca Zaia memperingatkan.

Perdana Menteri Giuseppe Conte bersikeras pada hari Minggu bahwa pemerintahnya memberikan "perhatian maksimal" pada kasus Corona. Pemerintahnya diatur untuk mengungkap rencana krisis baru yang dilaporkan mencakup langkah-langkah bantuan keluarga seperti gaji cuti orangtua dan bantuan untuk wiraswasta.