Brilio.net - Virus corona atau Covid-19 telah merajalela di beberapa negara. Bahkan beberapa negara memiliki dampak yang begitu besar dengan angka kematian dalam waktu 24 jam mencapai ribuan.

Segala upaya dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona. Mulai dari mengunci lokasi atau Lockdown, mengajak masyarakat untuk melakukan social distancing, menjaga kebersihan diri dan lain sebagainya.

Dari sekian banyak negara yang terdampak pandemi corona, Vietnam menjadi daya tarik dunia. Bagaimana tidak, sampai hari ini Rabu (15/4), Vietnam belum melaporkan satupun kasus kematian karena Covid-19.

Dilansir brilio.net dari worldometers.info, kasus Covid-19 menjadi 267, dengan total pasien yang sembuh 167, kematian nol. Jelas saja ini menjadi pertanyaan banyak pihak. Bagaimana cara Vietnam mengatasi hal itu sehingga angka kematian tidak ada sama sekali.

Diberitakan South China Morning Post, kehebatan Vietnam dalam menangangi penyebaran virus corona diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Vietnam merespons wabah ini secara dini dan proaktif. Latihan penilaian risiko pertama dilakukan pada awal Januari, segera setelah kasus-kasus di China mulai dilaporkan," kata Kidong Park, perwakilan WHO untuk Vietnam.

"Negara dengan cepat membentuk Komite Pengarah Nasional untuk Pencegahan dan Kontrol COVID-19 di bawah naungan wakil perdana menteri yang segera mengimplementasikan rencana respons nasional," tambah Park.

Tak hanya itu saja, dilaporkan voanews.com, Rabu (15/4), Kidong Park juga menyampaikan pihaknya akan terus memantau dan memastikan Vietnam terus melakukan yang terbaik untuk mencegah penyebaran Covid-19.

"Kami berkomitmen untuk terus bekerja dengan Kementerian Kesehatan dan mitra lainnya untuk memastikan negara ini terus melakukan pengujian kualitas untuk virus baru ini, terang Kidong Park, perwakilan WHO di Vietnam.

Kunci sukses Vietnam dalam menangangi pendemi Covid-19 terbilang cukup bagus. Sejak isu mengenai virus corona di China menyebar, pemerintah Vietnam langsung mengambil tindakan cepat.

Seperti dilansir dari voanews.com, Vietnam telah mengumumkan Lockdown secara nasional untuk memerangai Covid-19, dengan hampir 100 juta orang diperintahkan untuk tidak pergi ke luar kecuali untuk membeli kebutuhan makan dan medis. Hal itu dipatuhi oleh penduduknya.

Perdana Menteri Nguyen Xuan Phuc menandatangani arahan yang mengharuskan orang untuk tinggal di rumah selama 15 hari. Beberapa bisnis harus dihentikan, kecuali beberapa bisnis yang memang dianggap sangat penting.

Pemerintah Vietnam mengatakan di situs webnya bahwa hal itu sedang berjalan "dengan prinsip setiap rumah tangga, desa, kabupaten dan provinsi memasuki masa isolasi diri." Informasi tersebut disampaikan langsung dengan turun ke jalan menggunakan pengeras suara.

Ketika Vietnam melaporkan jumlah kasus yag masih sedikit pihak pemerintah langsung menerapkan beberapa hal yang dianggap penting, tidak hanya Lockdown yang banyak dilakukan oleh beberapa negara saja. Jauh sebelum itu, Vietnam telah melakukan penyelamatan dengan menutup sekolah-sekolah.

Semua pendatang dari negara-negara terdampak juga langsung dimasukkan ke dalam karantina wajib di kamp-kamp besar bergaya militer. Setidaknya sudah ada puluhan ribu orang pendatang yang dikarantina di Vietnam.

Tak tanggung-tanggung, Vietnam bahkan menerapkan karantina bagi siapapun yang meninggalkan Hanoi, pusat penyebaran virus corona di Vietnam jika mereka memasuki provinsi lain. Hal ini dilakukan secara ketat.

Memiliki pengalaman menanggapi SARS, flu burung, dan epidemi lainnya, Vietnam bertindak cepat terhadap tanda-tanda awal Covid-19 pada bulan Januari.

Pihak berwenang melakukan pengujian selektif dan mengkarantina kasus-kasus potensial. Langkah-langkah lain diikuti satu per satu dan dilakukan secara tegas.