Brilio.net - Kerusuhan terjadi di sejumlah kawasan di Jakarta pada Rabu (22/5) menyusul unjuk rasa hasil penghitungan suara Pilpres 2019. Ketegangan telah terjadi sejak Selasa (21/5) hingga Rabu (22/5) malam. Massa terlibat kerusuhan dengan melempari sejumlah benda ke arah pihak keamanan. Situasi baru berangsur kondusif pada Kamis (23/5) dini hari.

Pihak keamanan baik TNI maupun Polri berhasil membubarkan massa yang terlibat kerusuhan Aksi 22 Mei. Kesigapan pihak keamanan untuk mengendalikan kerusuhan banyak diapresiasi oleh berbagai pihak.

Bahkan, pasukan marinir yang ditugaskan mengamankan demonstrasi di kawasan Slipi dapat membubarkan massa yang rusuh hanya dalam waktu 10 menit. Hebatnya, tindakan tersebut dilakukan tanpa adanya tindakan kekerasan.

Dilansir brilio.net dari akun Instagram @tni_angkatan_laut, Kamis (23/5), keberhasilan marinir membubarkan massa dengan cepat tersebut disampaikan oleh Komandan Batalyon Infanteri 7 Marinir, Letkol (Mar) Kanang Budi Raharjo.

Diceritakan bahwa pada Rabu malam, situasi di Jalan Brigjen Katamso, Slipi, Jakarta Barat tengah panas. Massa melakukan sejumlah serangan kepada anggota polisi. Melihat kondisi tersebut, Letkol Kanang langsung turun menemui massa dan melakukan dialog bersama dengan tokoh agama.

kisah marinir  2019 brilio.net

foto:Instagram/@tni_angkatan_laut

Malam itu, Letkol Kanang dan anggotanya berhadapan dengan ratusan massa. Ia menganggap massa yang rusuh bukanlah lawan, melainkan kawan. Lewat dialog, Letkol Kanang menyimpulkan bahwa massa sebenarnya tidak ingin ada kerusuhan.

"Justru mereka ingin dialog dan cara-cara persuasif didahulukan," ucap Letkol Kanang dikutip dari akun Instagram resmi TNI Angkatan Laut.

Letkol Kanang tidak melihat pendemo membawa senjata api maupun senjata tajam. Ia pun tak membawa senjata apa pun saat menemui pendemo. Lima menit pertama, obrolan Letkol Kanang dengan massa menjadi poin penting lantaran memberikan pandangan soal keamanan dan perasaan yang sama sebagai rakyat Indonesia. Selanjutnya mereka perlahan membubarkan diri.

"Ya sekitar 10 menit, saya cuma berlima enggak bawa apa-apa, tangan kosong. Saya ketemu kalau dibilang ya koordinator ya. Lalu ditemani oleh tokoh masyarakat, akhirnya mereka mau membubarkan diri," terang Letkol Kanang.

View this post on Instagram

Cerita Pasukan Marinir Bubarkan Pendemo di Slipi Tanpa Kekerasan Situasi di Jalan Brigjen Katamso, Slipi, Jakarta Barat, berangsur kondusif dari serangan perusuh, Kamis (23/5) dini hari. Massa serentak mundur perlahan hingga keadaan membaik. Bubarnya massa tentu tidak secara langsung. Perlu dialog secara persuasif dilakukan aparat keamanan. Khususnya dilakukan personel TNI. Cerita itu disampaikan Komandan Batalyon Infanteri 7 Marinir, Letkol (Mar) Kanang Budi Raharjo. Dia bersama empat anggota lainnya sempat bertemu dengan tokoh agama setempat, melakukan berdialog. Ketika itu para perusuh masih keadaannya masih panas. Mereka masih ingin melakukan serangan kepada para personel Polri. Dalam keadaan itu pula, menurut Letkol Kanang, pihaknya turun dan menemui massa. "Saya tidak melihat ada suatu urgensi yang harus dibela massa. Maka saya ajak mereka berbicara," kata Letkol Kanang. Malam itu, Letkol Kanang dan anggotanya berhadapan dengan ratusan massa. Ada kepercayaan diri ketika mendatangi mereka. Letkol Kanang beranggapan pihaknya bukanlah lawan, melainkan kawan. Dari dialog tersebut, Letkol Kanang mengetahui bahwa warga sebenarnya tidak ingin ada bentrokan. Mereka hanya geram dengan cara aparat kepolisian membubarkan mereka. "Justru mereka ingin dialog dan cara-cara persuasif didahulukan," ucapnya. Ketika menyambangi pendemo, Letkol Kanang tidak melihat senjata api maupun tajam di tangan mereka. Sebagian besar bertangan kosong. Lima menit pertama, obrolan Letkol Kanang dengan massa menjadi poin penting lantaran memberikan pandangan soal keamanan dan merasakan hal sama sebagai rakyat Indonesia. Selanjutnya mereka berdiskusi dan perlahan massa membubarkan diri. "Ya sekitar 10 menit, saya cuma berlima enggak bawa apa-apa, tangan kosong. Saya ketemu kalau dibilang ya koordinator ya. Lalu ditemani oleh tokoh masyarakat, akhirnya mereka mau membubarkan diri," ungkap Letkol Kanang menjelaskan. Keadaan saat ini jalan menuju arah Petamburan dalam keadaan kondusif. Terlihat masih ada aparat kepolisian masih berjaga di lokasi. Jalesu Bhumyamca Jayamahe

A post shared by TNI ANGKATAN LAUT (@tni_angkatan_laut) on

Tak ayal, kisah Letkol Kanang membubarkan massa yang rusuh dalam 10 menit itu mendapat banyak tanggapan positif dawi warganet yang memberikan apresiasi terhadap pihak keamanan, khususnya marinir.

"Marinir mah udah terkenal dari dulu punya sikap kayak gini, apalagi pas tahun 98.. mantap Marinir, mantap TNI AL, mantap TNI," ujar akun @oki_pribadi.

"Untung ada TNI yg bisa menengahi berdialog secara persuasif, karena mayoritas dari mereka sudah hilang kepercayaan terhadap polisi, kalau untuk TNI mereka masih memiliki harapan. Semoga indonesia lekas membaik. Amin," komentar akun @amarthafiz_.

"Ini baru abdi Negara, penjaga keutuhan NKRI," tulis akun @arif_abumouli.