Brilio.net - Beberapa titik di wilayah Yogyakarta diguyur hujan deras sepanjang hari pada Minggu (17/3), akibat hujan yang terus menerus tersebut beberapa lokasi dilanda banjir dan tanah longsor. Salah satunya adalah makam raja-raja di Imogiri, tepatnya di Desa Wukirsari, Bantul mengalami longsor. Longsor yang terjadi di sisi timur makam tersebut menimpa dua rumah warga, satu orang meninggal dunia dan dua orang lainnya dilaporkan hilang, hingga detik ini masih dalam pencarian.
"Yang kena longsoran parah itu 3 rumah, tapi itu kakak beradik. Nah ini kena imbasnya karena berada di tengah situ. Yang kena imbasnya ada sekitar 5 rumah," Ujar Ismoyo Haryanto (56), Ketua RT Dusun Kedung Buweng, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Bantul.
Ismoyo juga menuturkan bahwa satu korban sudah berhasil ditemukan dan telah dimakamkan. Sebelum bencana terjadi, Ismoyo mengaku telah memberikan himbauan kepada warga untuk selalu waspada karena curah hujan yang tak berhenti dari pagi hingga malam hari. Dia juga mengimbau beberapa warganya untuk mengungsi sementara waktu. Ismoyo juga mendengar suara gemuruh yang sempat membuat dirinya panik.
"Ada suara pletok-pletok, bambu-bambu itu mau rubuh. Dari rumah sudah kelihatan, suara pletok-pletok, kemudian gemuruh. Saya terus lari, arah mana ini, arah mana," cerita Ismoyo Haryanto kepada brilio.net, Senin (18/3).
foto: Syamsu Dhuha
Kejadian yang terjadi sekitar pukul 9 malam tersebut membuat kawasan sekitar dipenuhi lumpur, serpihan-serpihan reruntuhan serta barang-barang warga terkena lumpur. Kondisi rumah yang terkena imbas longsor sebagaimana pantauan brilio.net sangat memprihatinkan. Kabarnya, lokasi tempat terjadinya longsor rencananya akan digunakan untuk perluasan makam.
foto: Syamsu Dhuha
Evakuasi yang dilakukan tim SAR hingga saat ini masih terus berlangsung. Sejumlah titik ditutup untuk aktivitas warga agar proses evakuasi berjalan lancar. Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meninjau lokasi longsor. Ia mengimbau agar warga tetap selalu waspada akan kemungkinan bencana alam seperti ini.
"Misalnya kalau sudah rintik-rintik seperti ini baiknya kita segera untuk menyingkir dari lereng ini. Jadi sistem pengurangan bencananya adalah seperti itu. Ada analisis potensi, analisis terencana, sambil kita kombinasikan dengan peringatan-peringatan," tutur Dwikorita Karnawati.
foto: Syamsu Dhuha
Dwikorita Karnawati juga menuturkan warga yang tinggal di bawah lereng gunung sangat rawan terdampak bencana. "Yang berada pada atau di bawah lereng itu rawan untuk mengalami longsoran. Lereng ini bisa diperkuat dengan tanaman-tanaman atau dengan mengatur saluran-saluran agar kalau turun hujan, air itu segera terkuras segera pergi dari lereng yang rawan longsor tadi," tambahnya. Hingga kini evakuasi terus dilakukan oleh petugas dibantu warga setempat
Selengkapnya:
Recommended By Editor
- Korban banjir bandang di Sentani 79 jiwa, ribuan orang mengungsi
- 9 Potret banjir Jogja, rendam 26 desa & ribuan orang mengungsi
- Korban banjir bandang di Sentani capai 61 orang
- 15 Potret banjir Sentani ini bikin hati tersayat, 49 orang meninggal
- 10 Potret mengerikan banjir Madiun, hingga rendam badan tol