Brilio.net - Pemilu 2019 diselenggarakan serentak untuk memilih capres, cawapres dan anggota legislatif. Ada lima jenis surat suara yang harus dicoblos dan dihitung dalam pemilu ini. Pemilu 2019 ini juga disebut-sebut berjalan cukup rumit.
Tidak cuma prosesnya yang rumit, Pemilu 2019 ini juga menguras banyak tenaga. Petugas penyelenggara pemilu harus menghitung surat suara di seluruh Indonesia. Pihak kepolisian juga harus bersusah payah melakukan pengamanan pemilu 24 jam.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan polisi juga bertugas mengirim logistik pemilu ke pelosok Nusantara.
"Ya, jelang dan saat penyelenggaraan Pemilu, anggota Polri memiliki tugas yang cukup berat. Selain menjaga situasi keamanan agar berjalan kondusif, beberapa di antaranya juga membantu mengirimkan logistik ke tempat pemungutan suara (TPS) yang ada di daerah-daerah, sekali pun lokasinya terpencil dan hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki," kata Dedi seperti dikutip brilio.net dari Antara, Senin (22/4).
Engkau Rela Korbankan Jiwa Raga Demi Nusa dan Bangsa
Divisi Humas Polri (@DivHumas_Polri) 22 April 2019
Telah Selesai Pengabdianmu
Beristirahatlah dengan Tenang
Jasamu kan Abadi
Terima Kasih Atas Pengabdian Kalian
Selamat Jalan Putra Terbaik Bangsa
.#PolriPromoter#PolriBerduka#TNIPolriKawalPemiluAman pic.twitter.com/hnVCCD5QoF
Tugas yang cukup berat membuat polisi yang bertugas dalam pemilu mengalami kelelahan. Beberapa polisi yang kelelahan meninggal dunia saat bertugas. Sudah ada 15 polisi yang meninggal karena kelelahan.
"Sampai dengan hari ini, ada 15 anggota yang gugur dalam melaksanakan tugas, yakni di Kalimantan Timur, Sumatera Utara, NTT, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Metro Jaya, Sulawesi Selatan," ujarnya.
foto: Liputan6.com
Para polisi harus mengawal penyerahan penghitungan suara dan membawa kotak suara kembali ke tingkat kabupaten untuk direkapitulasi. Di sisi lain, medan yang dijangkau para polisi cukup sulit.
"Masalah geografis TPS tersebut berbeda-beda, ada yang sangat jauh, sulit. Makanya sebagian besar yang meninggal di luar Pulau Jawa. Di luar Jawa kondisi geografisnya cukup jauh dan sulit. Kalau yang di Pulau Jawa itu disebabkan kecelakaan lalu lintas," kata Dedi.
foto: Twitter/@Poldakepbabel
Meninggalnya polisi yang bertugas di Pemilu 2019 membuat Polri berduka. Polri mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas gugurnya 15 anggotanya. Polisi yang gugur akan dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi. Keluarga yag ditinggalkan juga mendapat santunan.
"Dapat kenaikan pangkat lebih tinggi oleh Pak Kapolri, dan tentu hak-haknya juga mendapat santunan, mendapat perpanjangan gaji," kata Dedi.
Berikut nama 15 anggota Polri yang gugur dalam tugas mengawal Pemilu 2019:
1. AKP Suratno, Ditintelkam Polda Kalimantan Timur.
2. Aiptu Jonter Siringgo, Polres Dairi, Polda Sumatera Utara.
3. Aipda Stefanus Pekuwali, Polres Kupang, Polda Nusa Tenggara Timur.
4. Bripka Mashadi, Polres Indramayu, Polda Jawa Barat.
5. Brigpol Arie Adrian Winatha, Biro Operasi Polda Kalimantan Selatan.
6. Aiptu Mohammad Supri, Polresta Sidoarjo, Polda Jawa Timur.
7. Brigpol Prima Leoin Nurman Zasono, Polres Bondowoso, Polda Jawa Timur.
8. Ipda Tolok Sudarto, Polres Berau, Polda Kalimantan Timur.
9. Aiptu Daniel Mota, Polres Belu, Polda Nusa Tenggara Timur.
10. Bripka Yustinus Petrus, Polres Ende, Polda Nusa Tenggara Timur.
11. Aiptu M Saepudin, Polres Bandung, Polda Jawa Barat.
12. Bripka Ikhwanul Muslimin, Polres Lombok Tengah, Polda Nusa Tenggara Barat.
13. Brigpol Arip Mustakim, Polres Bekasi Kabupaten, Polda Metro Jaya.
14. Brigjen Pol Syaiful Zachri, Ditbinpotmas Korbinmas, Baharkam Polri.
15. Ipda Paulus Kenden, Polres Tanah Toraja.
Recommended By Editor
- Sudah teleponan, Luhut janjian sama Prabowo makan masakan Jepang
- Luhut: Prabowo sangat rasional dan biasa diajak berpikir jernih
- Fadli Zon: Kami menang tapi negara tak hadir untuk mengamankan
- Jokowi utus Luhut Panjaitan temui Prabowo, ini alasannya
- Ditantang TKN buka data suara Pilpres 2019, ini kata Fadli Zon