Brilio.net - Berita duka datang dari Yogyakarta. Penjual gudeg legendaris di Yogyakarta, Biyem Setyo Utomo atau dikenal dengan nama Mbah Lindu tutup usia. Mbah Lindu meninggal dunia pada Minggu (12/7) pukul 17.58 WIB. Kabar tersebut memberi kesedihan mendalam bagi sebagian masyarakat Yogyakarta maupun para perantau yang pernah menjajal masakannya tersebut.
foto: brilio.net
Mbah Lindu biasa menjual gudegnya di Jalan Sosrowijayan, Kota Yogyakarta. Sudah lebih dari 80 tahun Mbah Lindu konsisten berdagang gudeg sebagai makanan khas Jogja.
Sang anak yang bernama Ratiyah (54) menerangkan bahwa Mbah Lindu meninggal karena penyakit sepuh atau tua. Mbah Lindu meninggal dunia di rumahnya yang berada di Klebengan blok E-6, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, DIY.
"Mbah Lindu meninggal dunia tadi setelah adzan maghrib. Meninggal di usia 100 tahun. Mbah Lindu meninggal di rumah kebetulan ditunggui oleh anak, cucu dan keluarga," ujar Ratiyah seperti dilansir brilio.net dari merdeka.com, Senin (13/7).
foto: istimewa
Ratiyah menuturkan bahwa sang ibu sempat jatuh di dapur pada Sabtu (6/6) lalu. Hal tersebut membuat Mbah Lindu harus dirawat di RS Panti Rapih selama dua hari. Kemudian Mbah Lindu dibolehkan pulang. Namun Ratiyah menyebut sejak tiga hari Mbah Lindu tidak mau makan. Sebelum meninggal Mbah Lindu sempat minum air putih.
"Kata dokternya memang tidak ada yang sakit. Memang karena sudah tua saja. Kemudian disuruh pulang ke rumah. Di rumah ya masih sempat membantu masak dan mengupas telur," kata Ratiyah.
Mbah Lindu akan dimakamkan di pemakaman umum Klebengan yang berada tak jauh dari rumah duka, pada Senin (13/7) jam 11.00 WIB.
Berikut vbrilio.net sertakan video kenangan Mbah Lindu saat masih berjualan gudeg. Video liputan ini diambil empat tahun lalu, tepatnya pada Agustus 2016.
Selamat jalan Mbah Lindu. Terima kasih sudah mengharumkan kuliner Jogja. Kelezatan gudegmu tak akan pernah terlupakan.
Recommended By Editor
- Cakwe Pak Ahmad, cakwe viral yang jualan 3 jam langsung ludes
- Nasi Langgi Pak Man, kuliner malam legendaris Jogja sejak 1988
- Setyanto, pria 81 tahun di balik legendarisnya Bajigur Tamansari
- Resep urip urip gulung, makanan kesukaan Sri Sultan HB IX
- Wulandari penjual tengkleng Rp 10 ribu, jualan pakai sepeda