Brilio.net - Dalam Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan akan menyiapkan platform khusus untuk pembelajaran Matematika di tingkat pendidikan usia dini atau taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD).
Ia menerangkan keputusan untuk mengajarkan pendidikan numerasi, khususnya matematika di tingkat TK dan SD sudah menjadi keputusan final yang tinggal menunggu pembahasan terkait teknis pelaksanaan dan pengajarannya.
"Oh itu sudah keputusan, tinggal nanti teknis pelaksanaannya saja, bahkan kami juga sudah mencoba untuk menyiapkan platform untuk pembelajaran Matematika di TK dan sekolah dasar," kata Mu'ti dikutip Antara.
Adapun prinsip dasar pengajaran Matematika di tingkat satuan pendidikan usia dini, lanjutnya, akan lebih menekankan pada aspek sosialisasi prinsip dasar matematika dengan metode bermain sambil belajar.
foto: YouTube/Wakil Presiden Republik Indonesia
Dengan demikian, pengajaran Matematika di tingkat satuan pendidikan tersebut tidak akan memasukkan logika hitung-hitungan yang rumit, melainkan lebih mengedepankan pada aspek bermain.
Sementara pada tingkat satuan pendidikan sekolah dasar, Mu'ti menjelaskan pihaknya akan merancang pembelajaran Matematika dengan mengedepankan metode belajar sambil bermain.
Oleh karena itu, prinsip-prinsip dasar logika matematika akan diajarkan dengan cara belajar yang menyenangkan, diikuti dengan target-target pembelajaran yang moderat, menyesuaikan dengan tingkatan kelas siswa.
Selain untuk mengejar ketertinggalan skor PISA atau Programme for International Student Assessment, ia menilai pemberian pendidikan matematika sejak dini sebagai bagian dari peningkatan kemampuan literasi dan numerasi sudah terbukti membawa keberhasilan terhadap studi peserta didik pada jenjang yang lebih tinggi.
Brilio.net melakukan wawancara dengan guru TK terkait pernyataan tersebut serta implementasinya. Menurut Bu Imas, salah satu guru di TK Purbosari, Yogyakarta, anak-anak TK belajar melalui pengalaman praktis dan interaksi sosial. Melalui permainan, mereka mengeksplorasi lingkungan dan mengembangkan keterampilan.
"Anak-anak di sini (TK) bermain itu ya belajar, belajar ya sambil bermain," ungkap Imas kepada Brilio.net.
Bu Imas juga mengamini kegiatan yang menyenangkan tidak hanya membuat anak merasa bahagia, tetapi juga membantu mereka memahami konsep dasar, seperti angka dan bentuk secara alami. Dengan pendekatan tersebut pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak membebani.
"Anak TK itu tidak diajarkan pelajaran Matematika. Hanya pengenalan lambang bilangan. Itu pun menggunakan simbol saja, seperti buah," jelasnya pada Brilio.net.
Pada tahap ini anak-anak tidak diajarkan pelajaran Matematika secara formal, tetapi lebih kepada pengenalan lambang bilangan. Misalnya, penggunaan simbol seperti buah untuk menggambarkan angka dapat membuat konsep tersebut lebih mudah dipahami.
Terkait rencana ini Brilio.net melakukan wawancara kepada orang tua wali anak TK. Astrini Suci mengaku, pembelajaran calistung (baca, tulis, dan hitung) pada anak usia dini sebaiknya disinkronkan dengan jenjang pendidikan selanjutnya. Calistung dalam konteks ini termasuk pelajaran Matematika di tingkat TK.
"Soalnya untuk masuk di SD (Sekolah Dasar) itu ada ujian calistung. Kalau saat mau masuk SD anak diwajibkan menguasai calistung, maka di TK ya harus diajarkan. Kalau tidak diwajibkan menguasai calistung saat mau masuk SD, ya biar anak bermain saja. Soalnya kalau TK sama SD ini nggak sinkron, PR juga buat orang tuanya karena harus ngajarin," ujar Astrini kepada Brilio.net.
Pendapat Astrini berlanjut dengan penekanan bahwa calistung hanyalah casing dari pendidikan yang lebih mendalam. Kepada Brilio.net ia mengutarakan, "Sebenarnya calistung ini cuma casing. Kenapa anak harus bisa membaca? Karena membaca ini bisa membentuk perspektif. Kenapa anak harus bisa Matematika? Karena dengan pelajaran Matematika, anak akan terbentuk logika berpikirnya dan punya kemampuan membaca situasi."
Dengan memahami materi yang dibaca, anak dapat mengaitkan informasi dan mengembangkan cara berpikir yang lebih kritis. Dalam konteks ini pembelajaran matematika juga menjadi penting.
"Ketika anak logika berpikirnya bagus, maka akan cepat belajar Matematikanya," tutur Astrini kepada Brilio.net.
Recommended By Editor
- Banyak pengajar bermasalah dengan siswa, Mendikdasmen terbuka dengan wacana UU Perlindungan Guru
- Anggota dewan usulkan pendidikan SD negeri dan swasta gratis, mimpi sekolah bebas biaya di depan mata?
- Cerita Gibran pernah surati Nadiem Makarim terkait masalah zonasi tapi tak ditanggapi
- Anak SD hingga SMP bakal ada pelajaran Coding dan AI, tapi tak semua sekolah punya fasilitas memadai
- 5 Contoh teks anekdot pendidikan sekolah bertaraf internasional, pahami definisi dan formatnya
- Karyanya dibeli brand luar negeri, alasan buku karya Kreatifafa diakui Sharjah International Book Fair
- Berangkat ke Dubai modal nekat, begini cerita penerbit Indonesia ikut Sharjah International Book Fair