Brilio.net - Persoalan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Bromo masih terus bergulir hingga saat ini. Setelah manajer WO ditetapkan sebagai tersangka, pasangan yang menggelar prewedding lantas meminta maaf secara langsung kepada warga sekitar Bromo.

"Permohonan maaf ini kami tujukan kepada seluruh masyarakat adat Tengger, pada tokoh adat Tengger, Pemerintah Daerah Tengger," ujar HP sang mempelai pria di Balai Desa Ngadisari, dilansir brilio.net dari Liputan 6 pada Minggu (17/9).

Tak hanya itu, HP juga menyatakan permintaan maaf kepada Presiden dan Wakil Presiden beserta jajarannya. Ia juga meminta maaf kepada meminta maaf kepada pemerintah daerah mulai dari tingkat provinsi hingga Probolinggo dan Pasuruan.

Pasangan prewed tuntut balik pengelola Berbagai sumber

foto: Liputan6.com

 

 

 

Mempelai pria itu juga sempat menyatakan pembelaan bahwa dirinya dan tim WO sempat berusaha memadamkan api yang merambat. Hanya saja, karena angin terlalu kencang, mereka pun kesulitan memadamkan api tersebut.

Sumaryono, Kepala Desa Ngadisari, salah satu desa penyangga Bromo, pun menanggapi bahwa dirinya telah memaafkan pelaku. Hanya saja, ia juga menuntut pelaku untuk bertanggung jawab secara moral. "Paling tidak beliau bagaimana ikut memulihkan alam Bromo," ujar Sumaryono.

Pasangan prewed tuntut balik pengelola Berbagai sumber

foto: Liputan6.com

Secara terpisah, usai pertemuan dengan Kepala Desa Ngadisari, Mustadji selaku kuasa hukum pelaku pembakaran menyatakan kesalahan tak bisa dilimpahkan ke kliennya belaka. Mereka justru menyebut kesalahan juga terjadi di pihak petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

"Aturannya di pengelolaan wisata itu harus ada pengawalan, himbauan kepada pengunjung. Jadi pengunjung tidak hanya dibiarkan setelah bayar bisa berkeliaran sampai merusak tanaman di situ," ujar Mustadji. Lebih lanjut, Mustadji menyebut akan mengambil langkah hukum.

Pasangan prewed tuntut balik pengelola Berbagai sumber

foto: istimewa

Mustadji juga menyebut tak sepakat dengan netizen yang cenderung menyudutkan pihak yang mengadakan prewedding. Ia bahkan berkilah dan menyebut alat-alat yang mereka bawa sebagai benda yang tidak mudah terbakar. "Kami juga membawa alat-alat yang menurut kami tidak mudah terbakar. Kami juga sudah berupaya memadamkan," tegas Mustadji.

Pernyataan itu lantas bikin warganet di kolom komentar unggah @lambe_turah geram. Salah satu akun bernama @sharydwi berkomentar, "seharusnya di situ aturannya di pengelolaan wisata itu harus ada pengawalan, himbauan kepada pengunjung, jadi pengunjung tidak hanya dibiarkan setelah bayar bisa berkeliaran sampai merusak tanaman di situ."

"Pdhl udh merugikan banyak orang, baru minta maaf pun setelah viral, terus nuntut balik, Situ waras?," ujar @rachmaamaya.

Masih banyak komentar lain yang bernada geram. Hingga artikel ini ditulis, unggahan tersebut disukai 110 ribu kali dan dikomentari 17,8 ribu kali.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by OFFICIAL LAMBE TURAH ENTRNT (@lambe_turah)