Brilio.net - Dunia internasional dikejutkan dengan laporan kematian Ismail Haniyeh, salah satu tokoh senior dan pemimpin politik Hamas, di Teheran, Iran. Menurut laporan awal, Haniyeh diduga tewas dalam sebuah serangan di ibu kota Iran.

Serangan itu terjadi setelah Haniyeh menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian. Namun, belum diketahui pasti mengenai serangan yang dilancarkan hingga menewaskan tokoh senior politik Hamas tersebut. Spekulasi awal mengarah pada kemungkinan serangan udara atau operasi intelijen yang sangat terencana.

Kematian Haniyeh tentu menjadi pukulan berat bagi Hamas. Mengingat, Ismail Haniyeh tidak hanya berperan dalam pengambilan keputusan strategis, tetapi juga menjadi penghubung penting antara Hamas dengan sekutu-sekutunya di kawasan Timur Tengah, termasuk Iran.

pemimpin hamas dilaporkan terbunuh © berbagai sumber

foto: liputan6.com

Iran, sebagai tuan rumah dan pendukung utama Hamas, belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai insiden ini. Begitupun dengan pihak Israel yang belum memberikan komentar apapun terkait laporan kematian Ismail Haniyeh.

Sementara itu, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan tersebut. Menurut kantor berita WAFA, sekretaris jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Hussein Al-Sheikh, juga mengecam pembunuhan yang menewaskan pemimpin politik Hamas.

Begitupun dengan penduduk Palestina, terutama di Jalur Gaza, yang dilaporkan syok dan berkabung dengan kematian pemimpin politik Hamas. Haniyeh, yang lahir di kamp pengungsi di Gaza, telah lama dianggap sebagai simbol perjuangan Palestina oleh banyak pendukungnya.

pemimpin hamas dilaporkan terbunuh © berbagai sumber

foto: liputan6.com

Banyak pihak khawatir kematian Ismail Haniyeh dapat memicu eskalasi konflik di kawasan yang sudah rawan. Beberapa negara, termasuk anggota Dewan Keamanan PBB pun mendesak semua pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi.

Perkembangan ini juga dapat memengaruhi dinamika regional yang lebih luas. Hubungan antara Iran dan Israel yang sudah tegang, kemungkinan akan semakin memburuk. Sebab, peristiwa ini kemungkinan akan berdampak pada upaya normalisasi hubungan antara beberapa negara Arab dengan Israel.