Pekan depan, Presiden Prabowo Subianto akan meluncurkan program yang sangat dinanti-nanti, yaitu penghapusan tagihan utang untuk 67.000 usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) di Indonesia. Dalam acara peluncuran ini, sekitar 3.000 penerima manfaat akan diundang untuk merasakan langsung dampak positif dari program ini.

Menurut Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, peluncuran ini dijadwalkan berlangsung pada minggu kedua bulan Januari, dan semua sudah dipersiapkan dengan matang.

"Tadi dibicarakan Pak Presiden, minggu kedua bulan Januari, minggu depan, kita akan launching ada 3.000-an yang kita undang mendapatkan hapus tagihan," ungkap Maman setelah rapat di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Program ini akan fokus pada utang macet yang sudah memasuki tahap hapus buku. Maman menambahkan bahwa ada sekitar 1 juta pengusaha UMKM di Indonesia yang telah melewati tahap ini.

"Yang sudah dihapus buku ada 1 jutaan pengusaha UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk masuk ke hapus tagih sampai hari ini potensinya kita bisa 67.000-an," jelasnya.

Nominal utang yang akan dihapus mencapai Rp2,5 triliun, yang diharapkan dapat memberikan angin segar bagi pelaku UMKM yang selama ini terjebak dalam lilitan utang. "Semoga semua bisa putih lagi dan bisa mendapatkan fasilitas pembiayaan lagi," harap Maman.

Sebelumnya, Prabowo juga telah menghapus piutang macet untuk pelaku usaha kecil, petani, dan nelayan melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 tahun 2024. Dalam konferensi pers, Prabowo menjelaskan, "Hari ini, Selasa 5 November, saya akan menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) RI Nomor 47 Tahun 2024 tentang Penghapusan Piutang Macet kepada UMKM dalam bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kelautan, serta UMKM lainnya."

Keputusan ini diambil setelah mendengarkan saran dari berbagai pihak, terutama dari kelompok tani dan nelayan. Prabowo berharap langkah ini dapat membantu mereka untuk melanjutkan usaha dan berkontribusi lebih bagi bangsa.

"Kita tentunya berdoa bahwa seluruh petani, nelayan, UMKM di seluruh Indonesia dapat bekerja dengan ketenangan, dengan semangat, dan dengan keyakinan bahwa rakyat Indonesia menghormati dan menghargai para produsen pangan yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dan negara," tutup Prabowo.