Brilio.net - Banyak hal yang berubah sejak pembangunan proyek IKN yang direncanakan akan menjadi ibu kota Indonesia. Salah satu hal yang mencolok yakni kenaikan tarif kos atau kontrakan di daerah tersebut yang melonjak tinggi.

Salah satu pemilik indekos, Parini mengungkapkan, bahwa harga sewa kamar kos di kawasan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, naik hingga Rp3,5 juta sampai Rp6 juta per bulan. Padahal, sebelum ada pembangunan IKN harga sewa kos-kosan hanya Rp500 ribu sampai Rp1 juta saja per bulan.

harga sewa rumah kontrakan dan kos-kosan  berbagai sumber

foto: Otorita IKN

"Sebelumnya tarif kamar kos hanya Rp500 ribu sampai Rp1 juta, karena semakin banyak yang cari kos-kosan harga sewa ikut naik," kata Parini seperti dilansir dari Antara, Senin (5/8).

Meski harganya naik sampai 7 kali lipat, namun permintaan kamar kosan tak pernah sepi. Pemilik kosan lainnya, Awang, warga Desa Sukaraja bahkan mengaku heran lantaran setiap harinya selalu saja ada yang menanyakan terkait ketersediaan kamar kos yang kosong.

"Sejak banyak berdatangan pekerja proyek Kota Nusantara kamar kos tidak ada yang kosong. Setiap hari ada saja yang mencari kamar kos," tutur Awang.

Rupanya, tak hanya kos-kosan saja yang tarifnya melejit, harga sewa rumah kontrakan pun tak berbeda jauh. Namun sama halnya dengan kos-kosan, banyak orang yang mencari rumah kontrakan di wilayah tersebut. Rusli, warga Kelurahan Sepaku menyebut, rata-rata orang yang mencari rumah kontrakan yakni para pekerja di Kota Nusantara.

"Sejak ada pembangunan Kota Nusantara banyak yang cari rumah kontrakan," kata Rusli yang juga pemilik rumah kontrakan.

Padahal, harga sewa rumah kontrakan di Sepaku terbilang tak murah. Untuk 1 rumah tarifnya antara Rp50 juta hingga Rp125 juta per tahun. Sebelum ada pembangunan IKN, harga sewa rumah tak mencapai ratusan, berkisar Rp5 juta sampai Rp15 juta per tahun.

harga sewa rumah kontrakan dan kos-kosan  berbagai sumber

foto: TikTok/@cemalcemilbogor

"Harga sewa rumah kontrakan terus naik sejak ada pembangunan Kota Nusantara, sebelumnya hanya sekitar Rp5 juta sampai Rp15 juta per tahun," ungkap Rusli.

Ditambahkan Rusli, jika rata-rata rumah warga di Sepaku masih rumah panggung dengan material kayu. Tetapi, harga sewanya bisa mencapai Rp85 juta per tahun, seiring banyaknya permintaan.

"Rata-Rata rumah warga di Kecamatan Sepaku material kayu dan bergaya panggung, tambah warga Desa Bukit Raya Nuril juga memiliki rumah yang dikontrakkan dengan tarif Rp85 juta per tahun.

Sementara itu, untuk rumah yang terbuat dari beton harga sewanya berbeda jauh dengan hunian panggung. Diungkapkan Rusli, warga Sepaku yang juga menyewakan rumahnya sebagai kontrakan, jika harga sewa rumah beton bisa lebih dari Rp100 juta per tahun.

"Kalau rumah beton dan bagus, tarif bisa lebih dari Rp 125 juta per tahun, rata-rata rumah kontrakan ditempati orang yang kerja di proyek pembangunan Kota Nusantara," ucapnya.