Brilio.net - Kalian tahu nggak sih kalau Maluku Utara itu dikenal sebagai bumi penghasil rempah-rempah terbaik di dunia pada abad XV-XVII. Malah tercatat dalam sejarah dunia lho.

Inilah yang menjadi alasan kenapa bangsa Eropa rela menjelajah setengah luas bumi untuk menjalin hubungan dagang dengan wilayah nusantara, khususnya Maluku Utara.

Dulu, Maluku Utara dikenal dengan sebutan Moloku Kie Raha yang wilayahnya meliputi Jailolo, Bacan, Ternate, dan Tidore.

"Popularitas Moloku Kie Raha sejak Abad XV sangat tersohor sampai ke seluruh dunia. Sebab, tempat tersebut merupakan kepulauan penghasil rempah terbaik dunia menjadi branding untuk mendongkrak pariwisata Maluku Utara," ujar Esthy Reko Astuty, Deputi Kementerian Pariwisata saat peluncuran Festival Teluk Jailolo (FTJ) 2016 di Kantor Kemenpar, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Makanya, pemerintah daerah Maluku Utara terus berupaya mengangkat kembali popularitas wilayah rempah ini lewat festival yang sudah digelar delapan kali ini.

"Pemerintah telah menetapkan wilayah Morotai, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), meliputi pariwisata, industri perikanan dan logistik. Kami pun akan melakukan pembangunan fasilitas infrastruktur, amenitas, dan atraksi di sana dengan lengkap," ujar Wakil Gubernur Maluku Utara, M Natsir Thaib yang ditemui brilio.net saat peluncuran Festival Teluk Jailolo di Kemenpar.

Penyelenggaran FTJ 2016 ini akan disemarakkan dengan rangkaian acara, seperti ritual budaya, atraksi budaya, gelar seni budaya Moloku Kie Raha, serta Sasadu On The Sea sebagai puncak acara.

Sasadu On The Sea merupakan seni pertunjukan kontemporer yang memadukan unsur tarian tradisional, musik tradisional, drama dan koreografi yang berakarkan kebudayaan masyarakat Jailolo yang ditampilkan di panggung berada di atas laut.