Brilio.net - Erupsi gunung berapi di Indonesia mulai tercatat dalam sejarah sekitar pada abad ke-3 Masehi. Melansir dari laman Kementerian ESDM Badan Geologi, Jumat (10/12), catatan itu ditemukan pertama kali di Cina berupa tulisan mengenai erupsi Krakatau. Sekitar abad 15 hingga 17, terdapat catatan sejarah tentang laporan aktivitas gunung api Kelud dan Krakatau.
Kendati demikian, catatan itu tidak bisa dipastikan kebenarannya lantaran banyak kekurangan dalam penulisan laporan, seperti lokasi dan waktu erupsi yang tidak tepat. Catatan erupsi gunung api pertama di Indonesia dibuat oleh orang Eropa yaitu tentang erupsi Gunung Wetar dan Sangeang Api pada tahun 1512.
Menurut laporan PVMBG, Indonesia memiliki jumlah gunung api aktif sebanyak 127. Jumlah tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan gunung api aktif terbanyak di dunia. Dari 127 gunung tersebut, 69 di antaranya dipantau oleh PVMBG.
Sebagian gunung api terkenal karena letusannya, misalnya Krakatau yang letusannya berakibat secara global pada tahun 1883. Ada juga supervulkan Danau Toba yang diperkirakan terjadi sekitar 74.000 tahun lalu dan menyebabkan musim dingin vulkan selama enam tahun. Gunung Tambora juga tercatat sebagai erupsi paling hebat yang terjadi pada 1815 silam.
Berikut ini brilio.net merangkum dari berbagai sumber, Jumat (10/12), catatan erupsi beberapa gunung berapi di Indonesia yang berdampak besar.
1. Gunung Kelud.
foto:vsi.esdm.go.id
Gunung Kelud merupakan gunung api tipe A di Jawa Timur yang sangat aktif. Mengacu pada catatan PVMBG, sejarah aktivitas Gunung Kelud yang tercatat sejak tahun 1000 Masehi hingga abad 20 sudah 33 kali meletus. Letusannya didominasi oleh letusan eksplosif cukup kuat.
Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Salah satu erupsi Kelud yang memakan banyak korban jiwa terjadi pada 1586 yang merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa.
Catatan erupsi terakhir yang cukup besar dari Gunung Kelud terjadi pada 13 Februari 2014. Gunung yang berada di Kediri itu meletus sekitar pukul 22.55 WIB dan membuat ribuan warga harus mengungsi ke tempat yang aman. Hujan abu akibat dampak letusan telah menerpa hingga sejumlah wilayah di Jawa Tengah dan Yogyakarta, yang berjarak lebih dari 200 km dari Gunung Kelud.
2. Gunung Merapi.
foto: Instagram/@amarantaprambanan
Sama halnya dengan Kelud, Merapi juga termasuk gunung yang paling aktif. Menurut sejarah yang dirangkum oleh PVMBG, pada periode 3000-250 tahun yang lalu tercatat lebih kurang 33 kali letusan, 7 di antaranya merupakan letusan besar. Sejarah juga mencatat aktivitas Merapi pada abad-20 terjadi minimal 28 kali letusan, di mana letusan terbesar pada tahun 1931.
Berdasarkan data yang tercatat sejak tahun 1600-an, Gunung Merapi meletus lebih dari 80 kali atau rata-rata sekali meletus dalam 4 tahun. Masa istirahat berkisar antara 1-18 tahun, artinya masa istirahat terpanjang yang pernah tercatat yaitu 18 tahun.
Letusan Gunung Merapi yang paling parah terjadi pada akhir Oktober 2010 lalu. Ledakan yang cukup dahsyat itu menewaskan setidaknya 350 korban, termasuk Mbah Marijan sang juru kunci Merapi yang banyak dihormati warga sekitar.
3. Gunung Tambora.
foto: Instagram/@btn_tambora
Gunung Tambora terletak di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Sebelumnya, gunung ini memiliki ketinggian mencapai sekitar 4.300 meter, sehingga membuat gunung Tambora menjadi salah satu puncak tertinggi di Indonesia.
Menurut catatan, peristiwa meletusnya Gunung Tambora paling dahsyat terjadi pada 10 April 1815. Mengutip dari laman BNPB, kekuatan letusan Gunung Tambora tercatat pada 7 skala VEI (Volcanic Explosivity Index), yang mana dipercayai merupakan letusan gunung terdahsyat dalam sejarah peradaban manusia modern.
Letusan tahun 1815 ini diiringi halilintar sambung-menyambung bagaikan ledakan bom atom, terdengar hingga ratusan kilometer jauhnya bahkan terdengar sampai di Pulau Bangka dan Bengkulu. Gempa bumi yang diakibatkan oleh letusan ini dapat dirasakan oleh peduduk yang berada di Surabaya.
Volume material letusan yang dilontarkan ke udara mencapai 100-150 km kubik dengan tinggi payung letusannya diperkirakan mencapai 30-40 km di atas gunung apinya, sedangkan energi letusan mencapai 1,44 x 1027 Erg atau setara dengan 171.428,60 kekuatan bom atom.
4. Gunung Krakatau.
foto: Instagram/@gunungkrakatau
Terletak di perairan Selat Sunda, Gunung Krakatau salah satu gunung api aktif yang membahayakan. Kompleks Krakatau terdiri dari empat pulau, Rakata, Sertung, Panjang, dan Anak Krakatau. Ketiga pulau pertama adalah sisa pembentukan kaldera, sedangkan Anak krakatau tumbuh mulai 20 Januari 1930.
Menurut catatan sejarah, letusan paroksismal pada 27 Agustus 1883 dianggap kejadian terbesar dalam sejarah letusannya, melontarkan rempah vulkanik dengan volume 18 km3, tinggi asap 80 km dan menimbulkan gelombang pasang (tsunami) setinggi 30 m di sepanjang pantai barat Banten dan pantai selatan Lampung.
Sebanyak 297 kota kecil (kota kecamatan) hancur disapu tsunami dan menewaskan 36.417 jiwa. Diperkirakan 2.000 orang tewas di Sumatera bagian selatan oleh "abu panas" dan terdapat bukti nyata bahwa piroklastik (terdiri dari material gunung seperti gas, abu vulkanik, bebatuan, dan sebagainya) mencapai jarak tersebut. Sebanyak 3.150 jiwa tewas terkena aliran piroklastik ini, pada pulau-pulau antara Krakatau dan Sumatera.
Setelah beristirahat 200 tahun, Krakatau kembali memperlihatkan aktivitasnya diawali dari beberapa letusan Gunung Danan dan Gunung Perbuatan.
Krakatau tenang kembali mulai Februari 1884 sampai Juni 1927, ketika pada 11 Juni 1927 erupsi yang berkomposisi magma basa muncul di pusat komplek Krakatau, yang dinyatakan sebagai kelahiran Anak Krakatau. Akibat letusan-letusannya, Anak Krakatau tumbuh semakin besar dan tinggi, membentuk kerucut yang sekarang mencapai tinggi 300 meter dari muka laut.
Catatan sejarah kegiatan vulkanik Anak Krakatau sejak lahirnya 11 Juni 1930 hingga 2000, telah mengadakan erupsi lebih dari 100 kali baik bersifat eksplosif maupun efusif. Waktu istirahat berkisar antara 1 - 8 tahun dan umumnya terjadi 4 tahun sekali berupa letusan abu dan leleran lava.
5. Gunung Semeru.
foto: Instagram/@dolansemeru
Semeru memiliki catatan panjang sejarah erupsi yang terekam pada 1818. Sayangnya dari 1818 hingga 1913 tak banyak informasi yang terdokumentasikan. Hingga pada 1941-1942 terekam aktivitas vulkanik dengan durasi panjang. PVMBG menyebutkan leleran lava terjadi pada 21 September 1941 hingga Februari 1942. Saat itu letusan sampai di lereng sebelah timur dengan ketinggian 1.400 hingga 1.775 meter.
Selanjutnya beberapa aktivitas vulkanik Gunung Semeru tercatat beruntun pada 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 - 1957, 1958, 1959, 1960. Kemudian pada 1 Desember 1977, Semeru mengeluarkan guguran lava yang menghasilkan awan panas dengan jarak hingga 10 km di Besuk Kembar.
PVMBG juga mencatat aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada 1990, 1992, 1994, 2002, 2004, 2005, 2007 dan 2008. Pada Tahun 2008, tercatat beberapa kali letusan, yaitu pada rentang 15 Mei hingga 22 Mei 2008. Teramati pada 22 Mei 2008, empat kali guguran awan panas yang mengarah ke wilayah Besuk Kobokan, dengan jarak luncur 2.500 meter.
6. Gunung Toba.
foto: Instagram/@paralong_along
Gunung Toba adalah gunung raksasa teraktif yang terletak di Provinsi Sumatera Utara. Gunung tersebut diperkirakan meletus terakhir sekitar 74.000 tahun lalu. Setidaknya tercatat tiga kali letusan yang terjadi pada Gunung Toba. Letusan pertama sekitar 800 ribu tahun lalu, yang menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Parapat dan Porsea.
Letusan kedua cenderung lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di utara Danau Toba. Baru kemudian letusan ketiga sekitar 74.000 tahun lalu menghasilkan kaldera, dan menjadi danau Toba yang sekarang terdapat Pulau Samosir di tengahnya. Gunung Toba memiliki kantong magma besar sehingga bila terjadi letusan membentuk kaldera yang juga besar.
7. Gunung Galunggung.
foto: Merdeka.com
Gunung Galunggung memiliki ketinggian mencapai 2.167 meter di atas permukaan laut. Lokasinya berada di Tasikmalaya dengan dua puncak yaitu Puncak Dinding Ari dan Puncak Beuti Canar.
Gunung Galunggung tercatat sudah meletus pada tahun 1822. Kemudian pada tanggal 8-12 Oktober, Galunggung meletus dan menghasilkan hujan pasir kemerahan yang panas, abu halus, awan panas, serta leleran lava. Lava mengalir ke arah tenggara mengikuti aliran sungai.
Letusan itu menewaskan setidaknya 4.011 jiwa serta menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.
*
Recommended By Editor
- Ajaib, rumah ini jadi satu-satunya yang utuh usai erupsi Gunung Semeru
- Gunung Merapi berstatus siaga, ini potret perkembangannya
- Tebalnya abu vulkanik Gunung Semeru bikin suasana seperti malam hari
- Detik-detik Gunung Semeru erupsi, hujan abu tebal guyur Lumajang
- Viral foto gundukan hitam di Merapi, ini penjelasan BPPTKG