Brilio.net - Ada anggapan anak muda sekarang tidak mau terjun ke dunia pertanian. Ya alasannya sih sektor ini tidak menjanjikan. Tapi jangan salah. Saat ini pendekatan yang dilakukan anak-anak muda di dunia pertanian justru dengan memanfaatkan teknologi.
Lihat saja yang dilakukan Agritech, startup TaniGroup yang menaungi e-commerce platform pertanian TaniHub dan penyedia layanan peer-to-peer lending TaniFund. Baru-baru ini startup ini menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Tujuannya untuk membangun sektor pertanian di Indonesia.
Penandatanganan dilakukan CEO dan Co-Founder TaniGroup Ivan Arie Sustiawan dan Rektor IPB Arif Satria, di Auditorium Andi Hakim Nasution, Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jawa Barat.
TaniGroup melihat kolaborasi dengan institusi pendidikan penting untuk dilakukan karena berbagai permasalahan di sektor pertanian Indonesia sangat mendesak untuk dipecahkan. Dalam hal ini, TaniGroup sebagai pelaku usaha di sektor swasta dan IPB sebagai institusi pendidikan tinggi negeri yang berfokus pada pertanian bersama-sama memiliki peran sebagai pemangku kepentingan (stakeholders) di dunia pertanian Indonesia, di samping petani, pemerintah, dan masyarakat umum yang di dalamnya terdapat berbagai jenis industri serta konsumen.
Cukup beralasan sih mengapa TaniHub dan TaniFund menggandeng IPB. Kedua startup ini mengusung semangat ‘Agriculture for Everyone’, sebuah visi untuk membuka akses seluas-luasnya bagi petani dan masyarakat umum untuk saling bahu-membahu meningkatkan kesejahteraan bersama dan menciptakan masa depan yang lebih baik.
"Kolaborasi dengan banyak pihak menjadi penting karena tidak mungkin kami melakukan upaya itu sendiri,” ujar Ivan dalam keterangan resmi kepada Brilio.net.
Hubungan antara TaniGroup dan IPB sudah berlangsung sejak lama sebagai sesama stakeholders di sektor pertanian. TaniGroup secara konsisten berpartisipasi sebagai narasumber dalam sejumlah event yang diadakan IPB maupun organisasi yang bernaung di bawah kampus pertanian tersebut.
Di sisi lain, TaniGroup melihat peran IPB sangat strategis melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penciptaan sumber daya manusia (SDM) untuk sektor pertanian. Hal ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk memecahkan masalah ketidaksesuaian (mismatch) antara SDM yang diciptakan di dunia pendidikan dan tenaga kerja dengan kualifikasi yang dibutuhkan industri.
Pada era Revolusi Industri 4.0 yang penuh ketidakpastian, kolaborasi menjadi jawaban bagi setiap organisasi agar mampu bergerak lincah menghadapi berbagai tantangan, termasuk IPB sebagai institusi pendidikan tinggi negeri terkemuka.
Karena itu Arif Satria sebagai Rektor IPB terus mendorong kolaborasi dengan pelaku industri, termasuk perusahaan startup seperti TaniGroup, untuk bersama-sama menghadirkan teknologi 4.0 ke dalam pembangunan pertanian, sekaligus sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Melalui MoU ini, kami berharap kerja sama yang lebih erat dapat segera dilaksanakan untuk mewujudkan pertanian 4.0 di Indonesia,” ungkapnya.
Dalam rangka mendukung pertumbuhan bisnis yang pesat, TaniGroup berharap kolaborasi dengan IPB dapat berbuah kongkret melalui serangkaian kerja sama di masa depan. Kerja sama tersebut dapat berupa, namun tidak terbatas pada, bidang penelitian serta pengembangan data dan SDM yang bersifat mutual.
Sebagai contoh, SDM yang ahli dalam pengelolaan tanah dan tanaman (agronomist) dapat berperan signifikan dalam memperbaiki kualitas hasil panen, sehingga para petani dapat memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat.
Recommended By Editor
- Produksi melimpah, ini cara Banyuwangi stabilkan harga buah naga
- Andalkan smartphone, Banyuwangi coba alat penyiram lahan pertanian
- Bisa ditiru, robot DIY imut ini bisa bikin sawah bebas dari gulma
- Regenerasi petani, Banyuwangi gelar kompetisi startup pertanian
- Sepak terjang Susno Duadji, dari jenderal polisi sampai jadi petani