Brilio.net - Sultan Rif'at Alfatih kini hanya bisa makan melalui selang di hidungnya, setelah lebih dari 7 bulan terbujur di rumah sakit. Mahasiswa semester VII Universitas Brawijaya, Malang itu mengalami nasib nahas usai dirinya terjerat kabel fiber optik di pinggir jalan kawasan Jalan Antasari, Jakarta Selatan tepat di bagian lehernya. Akibat kecelakaan yang menimpanya itu kini dirinya tak bisa kembali berbicara dengan suara lantang.

Sultan yang mengalami luka berat ini pun membuat surat untuk Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidan Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Lewat sebuah surat, ia menuntut keadilan atas insiden yang membuatnya cedera.

Dilansir brilio.net dari Liputan6.com, surat yang ditulis tangan langsung oleh Sultan itu, ditunjukkan saat ayah Sultan bernama Fatih hingga kuasa hukum Tegar Putu Hena yang datang ke Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (2/8).

Dalam surat itu, Sultan menceritakan bagaimana kondisinya saat ini. Ia menjelaskan bahwa tenggorokannya rusak parah sehingga saluran makan dan saluran pernapasannya juga rusak.

Sultan kirim surat ke Jokowi © Istimewa

foto: Istimewa



Dirinya mengaku tidak kuat berlama-lama dalam kondisi tersebut. Sebab, dia ingin kembali produktif dengan menjalani kuliah serta bisa melanjutkan aktivitas layaknya manusia normal.

Sultan juga meminta kasus ini segera diusut dan meminta pemilik kabel bertanggung jawab atas kelalaian membiarkan kabel optik melintang hingga mencelakakan dirinya. Ia ingin kasus itu cepat selesai dan mendapatkan keadilan.

Berikut isi surat Sultan Rif'at yang ditujukan kepada Presiden Jokowi dan Mahfud MD:

Assalamualaikum Wr Wb

Kepada Yth

Bapak Joko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia

Bapak Mahfud MD selaku Menko Polhukam RI

Selamat siang, nama saya Sultan Rif’at Alfatih. Saya adalah mahasiswa Fisip Universitas Brawijaya, Malang. Usia saya saat ini 20 tahun

Kondisi saya saat ini sedang tidak baik-baik saja. Saya adalah korban kecelakaan akibat kabel fiber optic yang menjuntai yang berlokasi di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan pada tanggal 5 Januari 2023

Atas akibat dari kecelakaan tersebut, saya sampai saat ini makan dan minum melalui selang NGT Silikon yang dimasukkan ke dalam hidung saya yang setiap sebulan sekali harus saya ganti.

Area tenggorokan saya mengalami kerusakan parah yang mengakibatkan rusaknya saluran makan dan saluran pernafasan saya. Akibatnya, menelan air ludah pun saya tidak bisa lakukan, sehingga setiap 2 menit sekali saya harus mengeluarkan air liur saya dan setiap kali saya ingin tidur saya harus menyedot air liur serta lendir yang masuk ke saluran pernafasan saya dengan menggunakan mesin sedot.

Kepada Pak Jokowi dan Pak Mahfud MD, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan kepada bapak-bapak sekalian. Saya ingin cepat sembuh, dan diobati secepatnya, karena saya sendiri sudah tidak kuat berlama-lama lagi di kondisi seperti ini. Karena saya sudah ingin kembali produktif, kembali kuliah, dan bisa melanjutkan aktivitas saya layaknya manusia normal. Saya ingin pihak yang bersangkutan segera bertanggung jawab atas kelalaian yang sudah dilakukan sehingga membuat saya seperti ini kondisinya.

Saya ingin secepatnya kasus ini diakhiri dengan mendapatkan keadilan seadil-adilnya bagi saya dan keluarga agar kami tidak menjadi konsumsi publik lagi. Saya ingin pihak yang bersangkutan melihat data dan fakta yang terjadi sebenarnya seperti apa agar proses Decision Making, negosiasi dengan keluarga saya bisa berjalan dengan objektif, adil, dan tidak merugikan saya dan keluarga saya.

Demikian surat ini saya buat dengan sejujur-jujurnya. Harapan saya adalah dengan adanya surat ini dapat dibaca dan menjadi perhatian bagi Pak Jokowi dan Pak Mahfud MD.

Bintaro, 2 Agustus 2023

Sultan Rif’at Alfatih