Brilio.net - Sebagaimana yang diketahui, banyak negara di dunia telah menerapkan berbagai kebijakan demi memerangi pandemi virus corona. Pemerintah mulai membatasi kegiatan masyarakat di luar rumah dengan tujuan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Berbagai kegiatan pun kini dikerjakan melalui sistem online. Salah satu diantaranya adalah kegiatan belajar mengajar. Tidak ada lagi ada aktivitas di dalam sekolah. Pemerintah pun menerapkan kebijakan agar siswa dan para guru menggunakan komputer atau gadget untuk melaksanakan kegiatan belajar jarak jauh.
Penerapan belajar-mengajar secara online ini pun rupanya tak semudah yang dibayangkan. Hal ini karena tidak semua siswa memiliki perangkat untuk belajar online. Bahkan bagi mereka yang tinggal di pedesaan, untuk mencari sinyal yang stabil pun tidaklah mudah.
foto: Facebook/SMK Tinggi Sarikei
Dilansir brilio.net dari World of Buzz, Rabu (3/6), baru-baru ini tengah viral seorang siswi yang rela berpanas-panasan di bawah terik sinar matahari demi mencari sinyal yang stabil. Usut punya usut, gadis tersebut sedang mengerjakan ujian secara online. Tinggal di desa rupanya membuat siswi ini begitu kesulitan untuk mendapatkan sinyal yang bagus jika ia tetap berada di dalam rumah.
Siswi tersebut diketahui tinggal bersama keluarganya di daerah pedesaan di Sarawak. Dalam foto tersebut, gadis bernama Heliyana itu tampak begitu fokus saat menatap layar smartphone di tangan kirinya sembari menulis di atas kertas yang berada di pangkuannya. Heliyana tampak begitu bersemangat menyelesaikan ujiannya walaupun berada di bawah terik matahari.
foto: Facebook/SMK Tinggi Sarikei
Namun, rupanya Heliyana bukanlah satu-satunya siswa yang menghadapi situasi sulit ini. Ada lebih dari 20 siswa yang sama-sama bersekolah di SMK Tinggi Sarikei dan harus menghadapi kesulitan tersebut. Bahkan ada salah seorang siswa yang tidak memiliki smartphone.
Menurut kepala sekolah SMK Tinggi Sarikei, sistem e-learning tidaklah mudah untuk diimplementasikan di daerah pedesaan seperti mereka.
“Beberapa anak dari keluarga miskin tidak memiliki ponsel, sehingga mereka harus menggunakan ponsel orangtua mereka untuk belajar. Terkadang orang tua tidak meninggalkan ponselnya di rumah. Mereka hanya bisa mempelajari pekerjaan rumah mereka di sore atau malam hari," ungkap sang kepala sekolah seperti yang brilio.net kutip dari World of Buzz, Rabu (3/6).
foto: Facebook/SMK Tinggi Sarikei
Melihat para siswa mereka yang begitu rajin dan semangat, para guru di sekolah tersebut pun bersedia bekerja lebih keras lagi untuk memastikan bahwa siswa-siswa mereka terus menerima pendidikan mereka walaupun di tengah keadaan yang sulit.