Selain itu, Ulil juga menampilkan tangkapan layar dari Franz Magnis Suseno, salah satu profesor Filsafat Driyarkara.

"Aduh Gusti, saya/kita kehilangan betul. Buya itu orang yang memperlihatkan bagaimana keagamaan kokok. Beliau Muslim seratus persen-bisa sekaligus menjadi orang bangsa, bangsa Indonesia, bangga kebangsaannya (dan bangsa boleh bangga punya orang seperti Buya, orang berbudaya, orang yang terlibat pada memajukan kebaikan bangsa, sahabat lintas agama. Buya Syafii menunjukkan bagaimana bisa sekaligus seratus persen berakar dalam agamanya, tetapi terbuka bagi semua, dan bisa terasa oleh semua sebagai dan dukungan," ucap Franz Magnis.

Tidak hanya itu, Alissa Wahid, salah satu putri Gus Dur dan Ketua Umum PBNU mengisahkan kesaksiannya saat berjumpa dengan Buya Syafii Maarif. Alissa mengatakan bahwa ia bersaksi Buya orang yang berhati bersih, bernurani jernih, segalanya dilakukan untuk umat dan bangsa.

"Setiap kali saya sudah merasa mentok tembok menghadapi kondisi bangsa, saya berlabuh mohon petuah Buya Maarif. Buya adalah tokoh yang sangat dihormati #GusDur. Dan Buya pernah mengatakan hubungan beliau berdua membantu Buya lebih luwes melihat soal bangsa dan agama."

"Saya beruntung, berulang kali mengobrol berdua, di mana saja. Di rumah, di kantor Muhammadiyah, di kantor, di pesawat, di bandara, di acara. Begitu banyak pelajaran berharga dari Buya Maarif," kenang Alissa.

Buya Syafii Maarifrencananyaakan dibawa ke Masjid Besar Kauman untuk disemayamkan. Berdasarkan informasi dari Ketua (Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Budi Setiawan, Buya Syafii akan dimakamkan di Pemakaman Muhammadiyah di Dusun Donomulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo.