Brilio.net - Momen libur akhir tahun harus diwaspadai oleh pemerintah dan masyarakat guna mencegah penyebaran virus Covid-19 gelombang ketiga. Berkaitan dengan hal ini, pemerintah tengah menyusun strategi untuk mengantisipasi lonjakan kasus menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Untuk mendukung upaya pemerintah, masyarakat diminta mematuhi anjuran yang telah sering disampaikan seperti bijak bermobilitas, disiplin protokol kesehatan, dan melakukan vaksinasi. Kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat dapat menekan angka kasus Covid-19 di Indonesia.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry Harmadi menyampaikan, Indonesia berhasil mempertahankan momentum angka penularan Covid-19 tetap rendah sejak 15 Oktober 2021 di bawah 1000 kasus per hari. Keterisian tempat tidur rumah sakit (BOR) pun angkanya hanya di bawah 4%. Sedangkan jumlah orang yang divaksin mencapai 208 juta orang, bahkan 80 juta orang di antaranya sudah mendapatkan dosis lengkap.
"Dari segi kepatuhan untuk pemakaian masker masih sangat tinggi dengan skor 8,12 dari skala 1-10. Perlu menjadi perhatian kita untuk mendorong disiplin protokol kesehatan (prokes) karena masih ada potensi gelombang ketiga, apalagi dengan adanya varian baru Delta AY.4.2 meskipun belum masuk ke Indonesia," ujar Sonny.
Sonny berharap masyarakat tetap taat menjalankan prokes ketat. Hal ini juga harus dibarengi pemanfaatan dan kedisiplinan menggunakan aplikasi PeduliLindungi yang banyak digunakan oleh institusi.
Selain itu, dengan diizinkan kembali beberapa kegiatan berskala besar, maka perhatian pada infrastruktur yang ada harus ditingkatkan. Seperti ventilasi sirkulasi udara, pintu masuk dan keluar berbeda, serta semua fasilitas publik harus mendorong kepatuhan prokes.
Guna mencegah lonjakan kasus akhir tahun, Sonny menegaskan pemerintah juga tidak pernah kendor dalam melakukan testing. Dia menambahkan, libur akhir tahun tidak hanya dirayakan di dalam negeri, namun juga luar negeri. Untuk itu, ada skrining ketat bagi pelaku perjalanan internasional.
"Dan vaksinasi semua kelompok umur akan digencarkan untuk menekan risiko keparahan Covid-19," papar Sonny.
Menurut Sonny, untuk antisipasi masuknya varian baru, pemerintah juga menjalankan whole genome sequencing dari kasus positif yang masuk ke Indonesia.
Dokter umum yang juga Influencer Kesehatan, Tirta Mandira Hudhi sepakat bahwa kasus Covid-19 sering meningkat dengan bertambahnya mobilisasi. Namun dengan vaksinasi, meski ada potensi kenaikan kasus, gejala yang diderita tidak terlalu parah.
Tirta juga menyoroti perlunya pengawasan pergerakan dari luar ke dalam negeri guna mewaspadai masuknya subvarian Delta AY.4.2.
"Mereka yang baru sampai ke Indonesia dari luar negeri wajib karantina, kalau perlu masa karantina diperpanjang. Sedangkan di dalam negeri fokus pada penekanan mobilisasi warga," ujarnya.
Sebagai antisipasi naiknya kasus Covid-19 di akhir tahun, ia mendorong pengelola di area publik harus bertanggung jawab, bahkan berani menegur pengunjung yang abai terhadap prokes, misalnya tidak memakai masker. Begitu juga dalam mengendalikan potensi kerumunan saat sale akhir tahun. Ia mengimbau masyarakat jangan panik, namun tetap waspada dan tidak meremehkan Covid-19.
"Saat ini vaksinasi belum sesuai target. Dosis lengkap baru tercapai 39-40%. Meski berbagai tempat sudah dibuka namun Covid-19 belum hilang. Kita tidak mau ada gelombang ketiga, imbuh Tirta.
Masih berkaitan dengan antisipasi lonjakan kasus pada akhir tahun, upaya berlapis pun terus dilakukan pemerintah dalam penguatan prokes. Di antaranya penguatan posko desa dan kelurahan, mendorong kepatuhan institusi, serta di level keluarga sebagai garda terdepan pelaksanaan prokes.
Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen Pasca Bencana, Nelwan Harahap menyampaikan pemerintah telah melakukan sejumlah langkah antisipasi. Salah satunya memangkas cuti bersama agar dapat mengurangi pergerakan masyarakat pada libur akhir tahun. Pemerintah juga membuat kebijakan larangan cuti pada momen akhir tahun untuk menunda niat masyarakat bepergian.
"Hal yang menjadi kata kunci adalah konsisten dengan prokes, peningkatan cakupan vaksinasi untuk semua kelompok umur guna menekan laju perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia, ujar Nelwan.
Untuk itu, sosialisasi harus terus digencarkan dengan menjangkau komunitas-komunitas agar lebih efektif. Nelwan juga mengingatkan dan mendorong masyarakat untuk menjaga kedisiplinan dan kesadaran pada tingkat individu dalam menjaga prokes.
"Kita meminta seluruh warga masyarakat menunda sedikit kesenangan untuk kemashalatan yang lebih panjang. Ini akan jadi semangat kita semua," tandas Nelwan.
Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI), Masdalina Pane mengatakan, apabila pengendalian wabah dilakukan sesuai standar operasional prosedur yang tepat maka hal ini akan berlangsung sistematis dan panjang.
Masdalina menjelaskan, saat ini pencegahan dan pengendalian wabah jenis apapun mengikuti petunjuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan diimplementasikan di Indonesia.
"Kita masih ada beberapa kekurangan. Vaksin lengkap masih 39%, masih jauh dari target 70% yang harus dicapai di akhir tahun ini. Kita harus kerja keras untuk itu," papar Masdalina.
Menyoroti soal potensi gelombang ketiga, Masdalina menyampaikan saat ini belum terlihat ada indikasi ke arah itu. Namun masyarakat harus tetap waspada karena subvarian Delta sudah dekat dengan Indonesia.
Masdalina menilai, seandainya ada kenaikan kasus pada tahun ini akan berbeda dengan situasi tahun lalu. Perbedaan ini karena tahun lalu belum ada vaksin. Baginya, yang terpenting adalah sinyal-sinyal terus dipantau agar Indonesia stabil terhadap standar pengendalian yang benar.
Epidemiolog ini mengapresiasi pemerintah dalam mengambil keputusan untuk meniadakan cuti maupun libur akhir tahun. Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan.
"Jangan dulu berlibur dalam satu waktu, jangan menumpuk di Nataru. Bagi institusi untuk sementara sebaiknya tidak memberikan libur atau cuti bagi karyawannya. Insya Allah hal ini akan membantu mengurangi kerumunan warga saat liburan," ungkap Masdalina.
Recommended By Editor
- Antisipasi gelombang ketiga Covid-19, Dirjen IKP lakukan strategi ini
- Masyarakat jangan lengah, lonjakan Covid-19 di Eropa jadi peringatan
- Kemenkes tetapkan tarif PCR Rp 275 ribu, ini sanksi bagi pelanggar
- Jokowi perintahkan harga tes PCR turun jadi Rp 300 ribu
- Umrah kembali dibuka, pemerintah upayakan penuhi syarat Arab Saudi