Brilio.net - Pemerintah terus berusaha memenuhi target vaksinasi sebesar 70 persen dari populasi penduduk hingga akhir tahun ini. Kabar baiknya, per 3 Desember 2021, cakupan vaksinasi di Indonesia untuk dosis pertama sudah mencapai lebih dari 20 juta remaja atau mencapai 76,85 persen dari sasaran vaksinasi kelompok remaja. Adapun, 14,8 juta (55,5%) di antaranya telah menerima vaksinasi dosis lengkap.

"Sejalan dengan ini, para remaja dan orang tua harus saling mengingatkan untuk tetap memperkuat penerapan protokol kesehatan (prokes)," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate.

Menurutnya, vaksinasi remaja sangat penting untuk melindungi anak Indonesia dari ancaman Covid-19, apalagi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas sudah mulai berlangsung. Johnny menegaskan, vaksinasi dapat mengurangi risiko sakit berat jika terinfeksi Covid-19.

Johnny mendorong orang tua untuk mengantar anaknya ke tempat vaksinasi terdekat. Meski ada berbagai jenis vaksin yang sudah beredar di Indonesia, pemerintah meminta masyarakat untuk jangan pilih-pilih vaksin. Hal ini karena semua vaksin sama dan sudah mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Johnny menambahkan, per 3 Desember secara total ada 141,7 juta penduduk Indonesia yang sudah mendapatkan dosis pertama dan 98,2 juta sudah dosis lengkap. Pemerintah berkomitmen terus menggencarkan vaksinasi untuk mencapai target vaksinasi 70 persen penduduk Indonesia pada akhir 2021.

Ia memaparkan, saat ini ada 11 jenis vaksin Covid-19 yang sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM. Banyaknya merek vaksin yang beredar bukan berarti masyarakat bisa memilih untuk disuntikkan dengan vaksin merek tertentu. Namun, hal ini harus disikapi sebagai sebagai wujud strategi pemerintah untuk memenuhi stok kebutuhan vaksin secepat mungkin, menghindari risiko kehabisan stok, menjaga akselerasi program vaksinasi, dan mencapai herd immunity segera.

Johnny juga tidak lupa mengajak masyarakat untuk terus memperkuat disiplin prokes jelang periode libur Natal dan tahun baru. Hal ini diperlukan agar tren kasus Covid-19 yang terkendali saat ini dapat terus dipertahankan meski di tengah peningkatan mobilitas yang terjadi jelang akhir tahun.

"Jangan sampai lonjakan kasus kembali terjadi. Mari bekerja sama dan bergotong royong untuk bersama-sama menjaga dan meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan prokes dan segera ikut vaksinasi," tegasnya.