Brilio.net - "Not all heroes wear capes", kamu pasti pernah mendengar istilah itu. Yap, istilah yang artinya "Tidak semua pahlawan mengenakan jubah" itu ternyata memang benar adanya.
Hal itu dibuktikan lewat tindakan berani orang-orang di bawah ini. Mereka rela berkorban nyawa demi keselamatan orang lain, bahkan orang yang tidak mereka kenal.
Seperti apa kisahnya? Berikut ulasannya seperti yang brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Jumat (24/3). Bikin haru!
1. Riyanto, tameng bom meledak di malam Natal.
Riyanto merupakan anggota Barisan Anshor Serbaguna (Banser) yang meninggal dunia akibat ledakan bom pada saat Misa Natal di Gereja Eben Haezer, Mojokerto, Jawa Timur pada 24 Desember 2000. Awalnya, Riyanto bersama tiga rekannya ditugaskan Gerakan Pemuda Ansor Mojokerto mengamankan Gereja Eben Haezer. Malam Natal berlangsung khusyuk. Namun sekitar pukul 20.30 WIB, seorang jemaat menaruh curiga pada sebuah bingkisan yang tergeletak di depan pintu masuk gereja.
Anggota Banser dan petugas berusaha mengamankan bungkusan mencurigakan tersebut. Riyanto membuka bingkisan dalam tas hitam dengan kabel tampak menjulur. Tiba-tiba keluar percikan api. Riyanto meminta semua orang berlindung.
Dia membuang bom keluar dari gereja agar tidak meledak di dalam gereja. Bom dilempar keluar ke tempat sampah, tapi terpental. Riyanto berusaha membuang lebih jauh lagi dari gereja. Namun, bom keburu meledak. Riyanto berpulang dengan menyelamatkan nyawa banyak orang.
2. Tiga petugas kereta api berkorban saat tragedi Bintaro.
Tragedi kecelakaan kereta api di Bintaro, Jakarta Selatan pada tahun 1987 dianggap sebagai musibah terburuk dalam sejarah perkeretaapian di Indonesia. Musibah itu pun sempat kembali terulang pada tahun 2013.
Tragedi Bintaro II itu memakan korban meninggal tiga petugas KRL dan empat penumpang. Padahal tragedi itu bisa saja memakan lebih banyak korban. Namun tiga orang petugas KRL sigap. Mereka berlari dan berteriak kepada seluruh penumpang agar segera kabur ke arah gerbong belakang.
Setelah melakukan tugasnya, bukannya ikut menyelamatkan diri, tiga petugas ini malah kembali ke kabin masinis untuk berjuang menghentikan laju kereta. Nama-nama petugas yang rela mengorbankan nyawa mereka demi tugas dan tanggung jawab pekerjaan adalah Sofyan Hadi, Darman Prasetyo, dan Agus Suroto.
3. Aitzaz Hasan, menyelamatkan ribuan pelajar dari serangan bom bunuh diri.
Aitzaz Hasan merupakan seorang pahlawan di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan karena telah menggagalkan upaya bom bunuh diri di sekolahnya meski harus mengorbankan nyawanya sendiri. Kisah Hasan ini dimulai ketika 6 Januari 2014 silam ia dan sepupunya, Musadiq Ali Bangas, bertemu dengan seorang pemuda berusia 20 tahunan ketika dalam perjalanan menuju sekolahnya. Pemuda itu kemudian menayakan letak sebuah sekolah yang kebetulan merupakan sekolah keduanya.
Karena mereka satu jalur, akhirnya ketiganya memutuskan untuk berjalan bersama-sama. Saat berjalan inilah Hasan merasa gelagat pemuda itu semakin aneh, sang sepupu lalu membisikkan bahwa di dada pemuda itu ada rompi aneh yang kemungkinan bom.
Padahal saat itu sekolah mereka sedang menggelar upacara bendera, sehingga ada sekitar ribuan pelajar berada di halaman. Karena kecurigaanya semakin besar akhirnya Hasan memberanikan diri mengejar pemuda itu.
Menyadari tujuanya sudah di ketahui, pelaku bom bunuh diri itu mempercepat langkahnya namun berhasil dihentikan Hasan tepat di gerbang sekolahnya. Sayangnya karena panik pelaku bom tersebut akhirnya meledakkan dirinya bersama dengan Hasan.
Akibat luka yang sangat parah, Hasan tak bisa diselamatkan dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Aksi heroik Hasan ini sendiri kemudian dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Pakistan dan juga gelar Mujahid Sejati oleh Jamiat Ulama Pakistan.
4. Takeshi Miura dan Miki Endo, diterjang tsunami demi penduduk sekitar.
Tsunami yang melanda Jepang pada tahun 2011 silam dianggap sebagai salah satu bencana alam terburuk yang pernah melanda Negeri Sakura. Namun di balik musibah tersebut, ada kisah pengorbanan dua orang petugas yang sukses menyelamatkan banyak orang meski harus kehilangan nyawanya sendiri.
Mereka adalah Takeshi Miura dan Miki Endo. Mereka sedang bertugas di pos penjagaan divisi penanggulangan bencana, kala tsunami dengan ketinggian 10 meter menerjang. Namun mereka berdua memilih terus bertahan sembari memberi peringatan kepada penduduk lainnya jika tsunami telah datang.
Keduanya kemudian dilaporkan tewas saat bertugas. Takeshi dan Miki pun dikenang sebagai pahlawan yang rela mati demi menyelamatkan nyawa orang lain.
5. Arland Williams, mati kedinginan demi orang lain.
Sebuah insiden kecelakaan terjadi pada sebuah pesawat penerbangan Florida Flight 90 yang jatuh di danau beku pada Januari 1982. Saat tim penyelamat datang dan melemparkan tali ke para korban, seorang penumpang bernama Arland Williams tak segera memakainya.
Dia malah memberikan life ring tersebut kepada korban lainnya, demikian seterusnya hingga sisa dirinya seorang. Namun sayangnya ia malah tewas kedinginan karena berusaha mendahulukan korban lainnya.
Recommended By Editor
- 9 Orang pribumi keturunan Tionghoa ini berjuang untuk Indonesia
- Kepahlawanan Frans Kaisiepo dilecehkan netizen, duh
- Siapa sangka, ternyata 5 artis ini adalah keturunan Pahlawan Indonesia
- Moestopo pakai bambu runcing tahi kuda & pimpin copet lawan penjajah
- 4 Pahlawan ini sering kena sumpah serapah macetnya Jakarta, siapa ya?