Brilio.net - Profesi perawat tengah menjadi sorotan lantaran beredar video seorang wanita mengalami pelecehan seksual di sebuah rumah sakit di Surabaya, Jawa Timur. Pelaku yang berprofesi perawat meremas payudara sang korban saat sedang di bawah pengaruh bius.
Kejadian tersebut seolah mencoreng nama baik profesi perawat di dunia kesehatan. Tak sedikit warganet yang mengecam aksi tak senonoh yang dilakukan perawat pria tersebut.
Berbicara mengenai profesi perawat, profesi tersebut menjadi salah satu profesi yang banyak ditemui oleh masyarakat. Selain dokter, perawat juga memiliki andil khusus dalam penanganan kesehatan.
Sementara itu banyak yang menilai perawat sebagai pembantu dokter semata. Padahal profesi perawat bisa mandiri tanpa dokter, sementara dokter kurang optimal jika tak ada perawat. Menjalani profesi perawat tentu memiliki suka dan duka yang mengiringinya.
Berikut suka dan duka yang hanya dialami oleh profesi perawat yang brilio.net himpun dari pengalaman para perawat rumah sakit, Kamis (25/1). Simak yuk!
1. Sering jadi sasaran kemarahan pasien.
foto: merdeka.com
Perawat adalah garda depan tim medis yang kerap berinteraksi langsung dengan pasien. Tak heran apabila ada keluhan dari pasien, orang pertama yang akan menerimanya adalah perawat. Sering kali perawat menjadi sasaran kemarahan dari pasien atas ketidaksesuaian pelayanan dari tim medis.
"Kalau kita bener memberikan pelayanan yang diapresiasi biasanya dokter. Sementara kalau ada kesalahan biasanya yang disalahkan perawatnya," ungkap salah satu perawat yang bekerja di salah satu rumah sakit di Yogyakarta.
2. Profesi tidak dihargai dan sering dianggap sebagai pembantu.
foto: nursingshow.com
Tak sembarangan orang bisa menjadi perawat. Mereka membutuhkan pendidikan dan praktik langsung. Peran dan profesi perawat sangat dibutuhkan kendati demikian banyak yang tak menghargai profesi perawat.
Mereka hanya menganggap perawat sebagai pembantu dokter. Nggak cuma itu, perawat juga kerap tak diakui karena hanya bergelar D3. Tak bermaksud ingin mencari pengakuan semata, perawat hanya ingin lebih dihargai secara profesi.
3. Harus sabar dan bermental kuat.
foto: work.chron.com
Setiap perawat pasti memiliki pengalaman menanggani berbagai karakter pasien dan keluarga pasien. Tak sedikit perawat yang menjumpai keluarga pasien yang menuntut perawat harus sesuai keinginannya.
Banyak pasien maupun keluarga pasien yang merasa lebih tahu tentang penyakit sang pasien padahal mereka hanya mencari tahu dari internet. Dalam hal ini perawat harus sabar dan bermental kuat dengan perkataan dari pasien maupun keluarganya.
"Yang sering aku alami, keluarga atau pasien banyak tuntutan. Keluarga pasien yang kadang kala sok tahu padahal tahunya hanya dari Google," cerita perawat.
Dalam hal tersebut, perawat tak sekadar menyuntikkan obat namun bisa jadi edukator untuk menjelaskan secara keilmuan.
4. Kurang tidur dan istirahat.
foto: webmd.com
Sistem kerja shift pagi, siang, dan malam sudah menjadi makanan keseharian bagi para pekerja medis termasuk perawat. Kadang kala saat mendapat shift malam, banyak perawat harus terjaga dan menahan rasa kantuknya saat bekerja.
Tak sedikit perawat yang merasa kurang tidur dan istirahat. Kendati demikian, perawat selalu menerima konsekuensi dari pekerjaan yang telah dijalaninya.
5. Mendapat bayaran yang tak setimpal dengan profesinya.
foto: merdeka.com
Tak sedikit perawat yang mengeluhkan kinerja dan gaji yang diperoleh tak sesuai. Bukan hanya itu, banyak pula perawat senior yang telah bekerja dan mengabdi lebih dari puluhan tahun namun masih belum mendapat hak yang setimpal dari kerjanya.
6. Profesi yang memberikan kontribusi nyata untuk sesama manusia.
foto: sumeks.co.id
Tanpa adanya perawat, dokter tak mampu bekerja optimal. Perawat pun menjadi salah satu profesi yang diperhitungkan keberadaannya. Profesi perawat sendiri menjadi salah satu profesi penyelamat kemanusiaan.
Meski memiliki duka, perawat merasa bangga dengan profesi yang dipilihnya. Mereka mengaku senang bisa membantu orang lain dan berkontribusi nyata.
7. Banyak pelajaran hidup yang diperoleh dan mudah bersyukur karena masih dilimpahkan kesehatan.
foto: akperhusada.ac.id
Menjadi perawat membentuk pribadi yang lebih baik. Banyak pengalaman yang didapat selama menekuni profesi di bidang kesehatan. Mereka banyak belajar dari pasien dan keluarganya yang membuatnya menjadi pribadi lebih bersyukur.