Brilio.net - Audrey Tampi, Pastry Chef muda berbakat, benar-benar membawa pepatah Tuntutlah ilmu sampai ke Negeri China ke level yang berbeda. Dengan semangat kuliner yang sudah mengalir sejak kecil, di usianya yang baru 25 tahun, Audrey telah menjelajah berbagai belahan dunia untuk mengasah keterampilannya.

Setelah lulus Sekolah Menengah Atas, Audrey mengejar cita-citanya dengan melanjutkan pendidikan di Le Cordon Bleu Australia. Tak cukup sampai di situ aja, ia pun mengembangkan passionnya di dunia pastry dengan menuntut ilmu di sekolah pastry terbaik Prancis, Ecole Nationale Supérieure de Pâtisserie (ENSP) dengan gelar Bachelor in French Pastry Arts.

Cerita Chef Audrey Tampi © 2024 brilio.net
foto: Fimela/Adrian Putra

"Jadi dari kecil aku memang sudah main di dapur karena oma punya toko kue. Semakin aku dewasa ternyata passion aku juga di dunia pastry. Jadi aku mulai mengejar karir setelah lulus SMA dan memulai karir menjadi pastry chef profesional di tahun 2021," kata Audrey bercerita kepada Fimela. pada (16/8) di Cokro Kitchen, Jakarta dalam acara Food Testing

Audrey mengatakan selain passion, ia juga ingin mengembangkan makanan Indonesia terutama di bidang pastry. Kini Audrey pun telah bekerja di The Clove Club yang merupakan restoran berbintang dua Michelin di London.

Cerita Chef Audrey Tampi © 2024 brilio.net

foto: Fimela/Adrian Putra

"Saya ingin mengembangkan makanan Indonesia salah satunya dengan saya menjadi Pastry Chef karena di Indonesia belum begitu banyak. Setelah kuliah di Prancis dan bekerja, saya memutuskan untuk apply pekerjaan di salah satu restoran di London karena memang ingin terus belajar lebih lagi. Akhirnya keterima dan sudah berjalan selama dua tahun," katanya.

Pastry Chef Audrey pun baru saja kembali ke Indonesia untuk berlibur. Tak hanya liburan biasa, ia pun memanfaatkannya dengan memperkenalkan pastry-pastry buatannya yang memiliki gaya French patisseries namun dengan cita rasa lokal. Visualnya pun cukup menarik dengan teknik pastry Prancis namun terinspirasi dari makan-makanan khas Indonesia.

Cerita Chef Audrey Tampi © 2024 brilio.net

foto: Fimela/Adrian Putra

Misalnya saja nasi padang yang dibuat dengan gaya sandwich lengkap dengan focaccia, sayur nangka, telor balado, rendang, hingga gulai. Ada Pula nasi kuning yang dibuat menjadi burger lengkap dengan ayam serundengnya.

Kemudian untuk makanan manis, seperti martabak komplit yang disajikan berupa pain Suisse. Lalu es podeng yang disajikan menarik seperti mini cake lengkap dengan es krim alpukat dan pacar Cina.

Cerita Chef Audrey Tampi © 2024 brilio.net

foto: Fimela/Adrian Putra

"Selama aku selesai kuliah memang belum pernah experiment ide-ide pastry aku di Indonesia. Untuk itu kali ini keluarga dan teman-teman bisa mencicipi Sembilan macam pasty yang aku buat. Dan ingin tahu bagaimana feedbacknya," tuturnya.

Setelah kurang lebih dua tahun, Audrey pun berkeinginan untuk tahun depan atau 2025 pulang ke Jakarta. Tak hanya sekedar pulang, ia pun berniat membuka usaha toko Pastry dengan konsep Indonesian Fusion dengan pengalaman yang telah ia miliki selama ini.

Apalagi ia melihat pastry di Indonesia cukup maju pesat dengan banyaknya took pastry yang tak kalah dengan brand luar.

"Tahun depan aku pulang ingin buka toko pastry sesuai dengan pengalaman yang aku punya. Sesuai ciri khas aku makanan estetik tapi tetap enak di makan," paparnya.

Audrey sendiri mengatakan inspirasi pastry dengan cita rasa Indonesia ia dapatkan Ketika berkunjung ke restoran makanan-makanan Indonesia dan mencicipi jajanan pasar.

"Jadi setiap pulang aku pasti makan di restoran Padang, Manado, pokoknya masakan Indonesia. Suka main ke pasar juga cicipi jajanan pasarnya," katanya.