Brilio.net - Memutuskan untuk menjadi pengusaha adalah langkah besar yang membutuhkan tekad yang kuat. Seperti kisah perjuangan Isa Setyawan yang kini sukses mendirikan brand fesyen lokal. 

Sebelum meraih kesuksesannya, mahasiswa tingkat akhir UPN Veteran Yogyakarta jurusan Agribisnis ini mengaku mengalami pasang surut usaha. Berbagai jenis usaha sempat dilakoni, seperti menjadi reseller pakaian, reseller pasir, jualan minuman jus, hingga sayuran hidroponik. Namun, semuanya tidak berjalan sesuai yang diharapkan.

Tak disangka pertemuan yang tidak sengaja dengan pemilik Farah Button, Sutardi justru membawanya mencapai di titik kesuksesannya saat ini. Saat ditemui brilio.net pada Jumat (29/9), Isa bercerita, saat itu dia dan teman-temannya sedang berkumpul di sebuah warung untuk membubarkan usaha hidroponik yang dijalankan bersama. "Kebetulan waktu itu ownernya Farah Button lagi belanja di warung tempat aku tuh lagi rapat sama teman-teman mencetuskan untuk bubar (usaha hidroponik)," ujar Isa. 

Isa Setyawan dirikan brand fesyen © brilio.net

foto: Brilio.net/Syeny Wulandari

Namun, saat itu tidak ada obrolan dengan Sutardi. Hanya saja, pemilik warung mengatakan bahwa orang yang tadi belanja adalah pengusaha. Baiknya lagi, pemilik warung memberikan kontak Sutardi kepada Isa agar dirinya bisa melamar kerja di Farah Button.

Isa pun kemudian melamar kerja di di Farah Button dan menjadi kurir pakaian. Atas kegigihannya bekerja, dia berhasil memegang posisi General Affair. 

Lalu, Isa didorong oleh bosnya untuk memulai usaha sendiri. "Saya ingat kalimat utama dari mas Suta 'kalian kalau kerja jangan lama-lama, dua tiga tahun harus out dari sini, kalian harus punya bisnis sendiri'," kata Isa menirukan ucapan Sutardi.

Isa Setyawan dirikan brand fesyen © brilio.net

foto: Brilio.net/Syeny Wulandari

Keberanian pria kelahiran 1998 ini untuk memulai usaha muncul pada tahun 2022. Tidak mendapatkan banyak privilage dari orang tua, Isa pun harus bekerja sambil kuliah.

Saat awal memulai bisnis tak dipungkiri dirinya mengalami kendala di modal. Pendapatannya saat itu masih minim. 

Lewat merk Gorilland, Isa membuat produk kaus pria yang didesain sendiri. Kaus tanktop khusus pria ini menjadi produk pertama Isa.

"Aku pertama bikin cuman ini, dan dengan modal belanjanya Rp 8,5 juta terus sama ongkos jahit sekitar 11 juta sekian," terangnya.

Isa mengatakan, saat itu modalnya Rp 7 juta. Sementara Rp 1,5 juta ia kasbon dari sang bos, Sutardi. 

Isa Setyawan dirikan brand fesyen © brilio.net

foto: Brilio.net/Syeny Wulandari

Dari awalnya hanya titip jual di gerai Farah Button, kini Isa sudah berhasil membuat satu stand pameran sendiri di Kota Tegal Jawa Tengah. Dia pun telah berhenti bekerja dari Farah Button sejak 30 Juni 2023 lalu. 

Omzet puluhan juta rupiah

Isa pun mulai fokus mengembangkan rilisan model Gorilland miliknya. Dari satu jenis model kaus, kini ia mencetak puluhan model dengan omset perbulan mencapai puluhan juta.

"Kalau secara tahun aku belum ngitung ya, tapi bisa puluhan juta bahkan bisa ratusan juga perbulannya," kata Isa.

Dalam produksinya, Isa memilih menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Ia pun mengaku sangat selektif memilih bahan demi menjaga kualitas dari produk yang dijualnya. 

"Jadi bahan yang aku pakai ini kandungan katunnya ini tinggi dan polyester-nya sangat rendah, jadi aku selektif banget di bagian bahan," kata Isa. 

Isa Setyawan dirikan brand fesyen © brilio.net

 foto: Brilio.net/Syeny Wulandari

Dengan adanya Gorilland ini, Isa ingin memberdayakan UMKM konveksi di wilayah DIY. Hal ini tentu sangat membantu perekonomian mereka. Meski begitu, soal kualitas, Isa tetap melakukan seleksi ketat agar hasilnya pun tidak asal jadi. 

"UMKM itu kan dimana mereka cari nafkah untuk keluarganya, walaupun soal kualitas pasti cukup strength, dalam artian nggak sekali proses langsung oke, benar-benar ditempa sampai jahitannya sesuai dengan keinginan yang mampu bersaing dengan brand-brand besar," tandas Isa.