Brilio.net - Nama Aries Susanti Rahayu sudah nggak asing lagi di kancah olahraga panjat tebing Indonesia. Wanita berjuluk Spiderwoman ini baru saja meraih medali emas pada Kejuaraan Dunia Panjat Tebing (IFSC World Cuo 2019) nomer women speed di Xiamen, China. Dirinya juga memecahkan rekor dunia speed putri dengan catatan waktu fantastis yakni 6,995 detik. Rekor sebelumnya dipegang oleh Yiling Song dengan waktu 7,101 detik.
"Sebetulnya bisa pecah rekor 6,9 aja kemarin nggak nyangka karena posisinya saya lagi cedera, jadi jari bagian tengah sini cedera sakit. Apalagi waktu kualifikasi dia bunyi lagi gitu kan, waktu itu saya maksimalin aja pokoknya yaudahlah saya manjat semaksimal mungkin. Apapun hasilnya saya serahin sama Allah gitu kan," cerita Aries Susanti di balik suksesnya memecahkan rekor panjat tebing nomor women speed.
Dikenal sebagai sosok yang berprestasi, Aries Susanti bercerita soal perkenalannya dengan dunia panjat tebing. Kepada brilio.net, Aries Susanti mengaku diperkenalkan dengan olahraga ekstrem ini saat duduk di bangku SMP. Sang guru olahraga lah yang awalnya memperkenalkan ia kepada panjat tebing. Sebelumnya, Aries Susanti terlebih dahulu menekuni olahraga lari.
"Jadi dulu waktu SD saya atlet lari, udah menggeluti dunia atlet tapi baru sampai tingkat kabupaten kemudian masuk ke SMP kenaikan kelas dua, saya dikenalin sama guru olahraga saya namanya Pak Yuli itu di olahraga panjat tebing," kenangnya.
foto: brilio.net/Ivanovich Aldino
Tak disangka, perkenalan itu membawa Aries Susanti menuju prestasi gemilang di pentas olahraga. Sambil bergurau, Aries Susanti menceritakan resep rahasianya hingga berhasil pecah rekor di dunia panjat tebing.
"Bisa di dunia panjat, karena saya nggak tau juga sih. Mungkin udah bawaan dari alam juga kali yaa. Dari kecil saya nya suka manjat pohon," guraunya.
Aries juga bercerita soal pengalaman paling berkesan selama menggeluti dunia panjat tebing. Baginya, pengalaman memecahkan rekor dan juara dunia menjadi momen paling tak ternilai.
"Paling berkesan banget ya kemarin. Karena selain juara juga pecah rekor. Karena pecah rekor itu impian dari saya dari tim kami tim eks pelatnas Asian Games kemarin berharap pecah rekornya di tahun 2018 kemarin," kisah Aries.
"Di latihan udah bisa mencetak (waktu) 6,9/6,8 saat itu. Jadi berharapnya (pecah rekor) sih tahun kemarin, tapi ternyata Allah ngasihnya tahun ini," ungkapnya.
foto: brilio.net/Ivanovich Aldino
Mencatatkan prestasi gemilang di olahraga panjat tebing, atlet kelahiran Grobogan, 21 Maret 1995 ini bakal jadi ujung tombak di Olimpiade Tokyo 2020. Dirinya mulai berlatih untuk memaksimalkan seluruh kemampuan demi berprestasi di kompetisi olahraga paling wahid di dunia tersebut. Aries optimis bakal juara di ajang Olimpiade tahun depan.
Sosok pelatih dan orangtua diakui Aries menjadi motivasi terbesarnya untuk juara. Dirinya bertekad kuat untuk membanggakan keluarga dengan berprestasi di dunia panjat tebing.
"Sosok yang menginspirasi kalau di dunia panjat tebing ini ya pastinya ada pelatih lah yaa. Nah itu ada Mas Ari Mulyanto pelatih pertama saya, dan Coach Hendra yang melatih saya dan tim di Pelatnas ini. Kemudian selain di olahraga pastinya orang tua dan keluarga. Karena pengen bikin bangga aja sama keluarga," ujarnya.
Kisah sukses Aries sendiri sempat difilmkan oleh sutradara Lola Amaria dengan judul 6,9 detik. Dalam film tersebut, Aries berperan sebagai dirinya sendiri. Atas prestasinya ini, perempuan yang sempat berkuliah di Universitas Muhammadiyah Semarang tersebut diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Selengkapnya: