Brilio.net - E-Commerce di Indonesia terus berkembang. Kini banyak pengusaha kecil yang mulai menjajakan barang dagangannya secara online. Hal ini terjadi karena semakin banyak platform digital yang menyediakan wadah bagi para pengusaha UKM mengenalkan dan menjual produk mereka.
Tokopedia salah satu perusahaan teknologi berbasis digital menciptakan peluang dan terus membantu bisnis lokal dan UKM. Tujuannya agar mereka dapat berkembang dan menjadi merek nasional yang mendunia.
Dengan model bisnis marketplace, memungkinkan setiap individu dari toko kecil hingga merk terkenal mengelola toko online sendiri. Nah, Tokopedia memiliki misi untuk mendorong perekonomian Indonesia melalui teknologi digital.
Tokopedia bertumbuh pesat karena ada lebih dari 5 juta seller yang telah bergabung dan bertumbuh di platform kami. Kesuksesan para mitra seller ini bersama Tokopedia akan membawa kami selangkah lebih dekat dalam mewujudkan misi kami, ujar Ekhel Chandra Wijaya, PR Lead Tokopedia saat ditemui di acara kunjungan seller Tokopedia di Yogyakarta (26/4).
Ada banyak cerita inspiratif seller dari berbagai penjuru kota di Indonesia. Seperti 3 seller asal Yogyakarta yang sukses berjualan online. Berikut 3 kisah inspiratif seller yang sukses dengan berjualan online yang udah dirangkum brilio.net, Jumat (26/4).
1. Dwi Isti Winarni, mantan dosen sukses jualan Jogja Batik
Dwi Isti Winami atau yang sering dipanggil Isti awalnya merupakan seorang dosen di salah satu universitas di Solo. Namun, karena masalah kesehatan saat melahirkan anaknya, dia memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga saja.
Perjalanan Isti membangun bisnisnya cukup panjang, dari mulai membangun toko fisik di mall. Sayang langkah itu tak bertahan lama karena terkena dampak gempa pada 2006. Kemudian ia memutuskan membuat website batikjogja.com, sampai pada akhirnya mencoba memasarkan batiknya menggunakan marketplace pada 2010 lalu.
Meski awalnya sempat sepi karena belum dikenal publik, lama-kelamaan mulai bermunculan pembeli. Tokopedia mempunyai kesan khusus di hati Isti. Menurutnya, Tokopedia adalah marketplace yang paling dermawan dan murah dari harga iklan. Dia pun akhirnya memutuskan lebih fokus memasarkan produknya secara online.
Hadirnya marketplace ini memberikan sebuah solusi. Dengan trust yang diberikan atau keamanan dalam pembayaran dan transaksi di dunia online, marketplace cukup membantu seller, ujarnya.
Kini omzet usahanya sudah mencapai sekitar Rp150 juta per bulan. Bahkan pada hari-hari besar bisa mencapai Rp250 juta. Sekarang Isti mempunyai 16 karyawan untuk produksi dan pemasaran. Khusus proses membatik, Isti bekerjasama dengan sub konveksi di empat tempat.
2. Sukses Nina Widjaja lewat sabun organik ArteSana
Membuat sabun dari bahan organik adalah kebutuhan Nina. Semuanya dimulai sejak 2015 ketika Nina memutuskan untuk pindah ke tempat tinggalnya sekarang di Yogyakarta. Kecintaannya terhadap produk alami ternyata sangat diapresiasi teman-teman komunitas pecinta lingkungan di Yogyakarta. Hingga akhirnya Nina membuat produk dengan melibatkan beberapa teman untuk menjual produk buatannya itu.
Saya mulai mencoba sekitar 2-3 tahun terakhir, nyobain beberapa bisnis model dan ide-ide yang nyambungin kecintaan saya tentang riset dan advokasi tentang lingkungan. Akhirnya saya buat produk yang orang suka dan mereka bisa membantu kelestarian lingkungan, ujar Nina.
Produk ArteSana seluruhnya menggunakan bahan alami buatan Indonesia. Nina mengatakan bahwa produk sabun ArteSana tidak menggunakan minyak sawit, tetapi diganti dengan minyak-minyak yang lebih ramah lingkungan.
Berbagai produk alami yang sudah dijual sampai saat ini antara lain sabun batang, shampo, pasta gigi bubuk, dan pembersih serba guna. Selama hampir 1 tahun membuka toko di marketplace, Nina merasa banyak manfaat positif, salah satunya dapat memberikan edukasi dan kesadaran kepada masyarakat terhadap produk-produk yang alami (tanpa bahan kimia).
3. Produk feysen tradisional karya Sie Yulyani Retno Nugroho
Sie Yulyani Retno Nugroho, atau yang biasa disapa Fosa sebelumnya nggak pernah terpikir menjadi seorang wirausaha seperti sekarang. Berawal dari hobi mendesain pakaian dan membuat kostum tradisional buat anaknya, ternyata menarik perhatian banyak orang hingga tertarik untuk membelinya.
Saya hanya di bidang pariwisata. Waktu SMP saya pernah diajarin menjahit di home industri dekat rumah. Saya diajarkan pemiliknya yang menyuplai baju anak di departement store, ujar Fosa.
Fosa mengklaim kostum tradisional berlabel Fosasie Shop/Bagus Baby fashion yang dibuatnya menggunakan bahan berkualitas sehingga nyaman digunakan. Produk yang dijual beragam, mulai dari kostum tradisional untuk bayi (khususnya, pada acara seremonial turun tanah), kostum adat satu keluarga, hingga seragam pengantin, wisuda, dan kostum Kartini.
Saya membuka toko diTokopediapada 2011 guna menghindari isu-isu penipuan yang membuat banyak pembeli segan berbelanja online. Harapannya bisa terus berkreasi menciptakan produk yang diminati dan memberi lapangan pekerjaan untuk warga sekitar, kata Fosa.
Fosa mengungkapkan bahwa dari usahanya ini ia bisa membantu orang sekitarnya menjadi lebih produktif dan yang jelas bisa menambah penghasilan mereka.
(hanifan navyansyah/mg)
Recommended By Editor
- 7 Gaya unik Dubes Jepang cicipi makanan Indonesia, jadi sorotan
- Umrah bareng, sarung kiai ini curi perhatian Jokowi
- Katie Bouman, sosok di balik foto Black Hole pertama dalam sejarah
- 10 Pesona Dita Andini, kakak kandung Selvi Ananda yang cantik
- Debat capres kedua jadi sorotan, ini komentar Sandiaga Uno