Awalnya Ilham mengaku ia dan Fajar tidak menyangka bahwa Nasi Gratis Jogja yang mereka bentuk semakin ramaidikenal banyak orang dan memiliki beberapa cabang. Saat ini Nasi Gratis Jogja sudah mempunyai 15 cabang resmi dan 40 mitra yang tersebar di Indonesia.
"Cabang resmi kami saat ini ada 15, di Yogyakarta ada 13, di Solo ada 1 dan di Magelang 1. Kemudian ada mitra cabang, mitra cabang itu adalah agenda sosial orang lain, ikut meminta bantuan management kepada kami. Jadi total kami ada 40 cabang nasi gratis di seluruh indonesia" tutur Ilham Prihatin.
Banyaknya cabang dan para donatur yang tertarik membantu gerakan ini semakin maju. Saat ini, Nasi Gratis Jogja bisa menyediakan rata-rata 50 nasi bungkus di setiap gerobak setiap harinya.
"3 bulan 6 bulan pertama itu kami menyediakan 15 porsi setiap harinya selama satu bulan, saat 1 desember 2019. Kemudian berjalannya waktu banyak orang bergabung, donatur atau partisipan lainnya nitip akhirnya setiap harinya bisa 30, 40, 50 sampai 100. Dan sekarang ini setiap gerobak kami rata-rata ada 50 bungkus setiap harinya" bebernya.
Puluhan nasi bungkus tersebut disediakan dari pagi hingga sore. Namun gerobaknya bisa dipakai selama 24 jam oleh para donatur yang ingin mengisi atau yang ingin mengambil selama persediaan masih ada. Selain mempunyai program harian untuk menyediakan makanan secara gratis, Ilham Prihatin dan tim Nasi Gratis Jogja pun mempunyai program bulanan seperti aksi turun ke jalan untuk berbagi kepada para pedagang, pengamen, dan orang-orang yang membutuhkan.
Ilham juga sangat berharap bahwa generasi muda sekarang harus bisa peduli dan menjaga sosial dimulai dari lingkup terkecil dahulu. Menurutnya, penting untuk menjaga kehidupan sosial dengan membiasakan hidup bermasyarakat sejak dini.
"Ketika kita sudah membaur dengan masyarakat, jangan lupa untuk kegiatan sosial entah itu kegiatan sosial di kampung itu kerja bakti atau di sekolah itu namanya tugas piket atau lain sebagainya. Tetapi untuk kegiatan-kegiatan sosial kemanusiaan nanti kalau sudah muda mudinya itu punya kekuatan, punya waktu, kalau pun punya financial yang cukup silakan berkegiatan sosial membantu yang terdekat dulu seperti tetangga, keluarga dan nanti baru kemudian ya lebih umum lagi seperti itu," tuturnya penuh harap.
(mgg/Luthfiah Ulfiani)
Recommended By Editor
- Demi wujudkan desa bersih, Suparmaji rela jadi tukang sampah meski tidak digaji
- Kisah Indana Zulfa, mahasiswi yang mewakili Indonesia di ajang hafalan Alquran internasional di Dubai
- Kisah wanita asal Maluku dapat jodoh tentara bule Amerika Serikat, berawal chat iseng di Facebook
- Dulu dihina huniannya nyaris roboh, kini TKW ini balas kesuksesan pamer rumah gedong
- Bagoes Kresnawan, anak band yang akhirnya malah sukses jadi sutradara
- Perkenalkan musik jedag jedug ke Youtube, nama Yassdi makin moncer di dunia maya