Brilio.net - Janu Muhammad lahir dan tumbuh di lingkungan keluarga sederhana. Ibunya bernama Lasiyem sementara bapaknya yaitu Ngadiyo, sehari-hari bekerja sebagai penjual sayur di Pasar Sleman.
Meski hanya lulusan SD, Lasiyem dan Ngadiyo selalu mengutamakan pendidikan anak-anaknya, termasuk untuk Janu. Pria yang sejak kecil bercita-cita ingin naik pesawat itu selalu didukung orang tuanya, yang terutama dalam hal pendidikan.
"Anak saya apabila butuh apapun langsung saya beri. Tetap saya dukung anak," ujar Lasiyem dikutip dari YouTube Sahabat Keluarga, Selasa (24/10).
Lasiyem dan Ngadiyo bekerja keras untuk menyekolahkan putra-putrinya. Selain menjual sayur, Ngadiyo ikut membantu mengelola sawah, sementara Lasiyem berjualan ayam juga di pasar. Dari jerih payah itu, mereka selalu menyisihkan uang Rp 20 ribu untuk menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi.
"Ya Insyaallah saya jualan sayuran supaya bisa menabung. Sehari itu Rp 20 ribu, dapat atau tidak saya harus menyisihkan uang Rp 20 ribu dan tidak saya gunakan," ungkapnya dikutip dari YouTube Sahabat Keluarga.
Ngadiyo bercerita, sejak kecil putranya membantu mereka sebelum berjualan ke pasar. Bahkan sampai sekarang, bakti Janu Muhammad kepada ibu bapaknya tak pernah luntur meskipun dia sudah menjadi pebisnis sukses.
Janu Muhammad mengikuti jejak ibu bapaknya yaitu menjadi tukang sayur, namun dengan visi dan misi yang lebih modern. Tidak seperti pedagang sayur umumnya, Janu menjajakan sayur-mayur miliknya secara daring lewat platform Instagram.
Keputusan ini dibuat bukan tanpa alasan. Bermula dari masa pandemi yang menggerus ekonomi dan kegiatan bisnis banyak orang. Orang tua Janu termasuk pedagang sayur yang terkena dampak dari pandemi. Karena pandemi itu, jualan mereka jadi kurang maksimal, sebab orang-orang yang tidak boleh keluar rumah.
foto: dok.pribadi/Janu Muhammad
Melihat ibu bapaknya tidak bisa berjualan sayur di masa pandemi, akhirnya dengan kapasitas yang dimiliki, Janu memulai bisnis sayur online.
Tujuan Janu sangat sederhana, dia hanya ingin membantu ibu bapaknya dan para pedagang sayur lain, supaya tetap bisa berjualan dengan cara memasarkan produknya lewat sayur online yang diberi nama Sayur Sleman.
"Nah, emang ide awalnya itu kita pengin bantu para pedagang sayur di Sleman. Terus salah duanya itu, kedua orang tua saya terkena dampak pandemi. Kita bantu pasarkan secara online melalui pertama platform Instagram," ujarnya saat ditemui lewat zoom meeting, Jumat (13/10).
foto: dok.pribadi/Janu Muhammad
Sebelum memulai bisnis yang bergerak di bidang pertanian, pria berusia 30 tahun itu sama sekali tidak punya background pendidikan di bidang pertanian. Sejak lulus SMA pada 2015, Janu mengambil gelar S1 di Universitas Negeri Yogyakarta jurusan Pendidikan Geografi.
Lulus dari kampus negeri Jogja, pria asal Sleman ini sempat magang di Ruang Guru Jogja selama 4 bulan. Sejak awal, Janu memang punya cita-cita untuk bisa meneruskan pendidikan ke jenjang S2.
Alih-alih memakai gaji dari tempat magangnya untuk berfoya-foya, ia menghabiskan semua untuk tes IELTS, guna persyaratan mencari beasiswa ke luar negeri. "3 bulan itu gaji saya buat tes IELTS karena memang (Rp) 2,5 juta, itu langsung habis uangnya," kenangnya.
foto: dok.pribadi/Janu Muhammad
Usaha tak pernah mengkhianati hasil, begitu kiranya kata yang pas untuk menggambarkan usaha Janu dalam meraih beasiswa. Sebelum mendapat beasiswa LPDP dan program pertukaran pelajar.
Janu berkali-kali gagal, sebut saja seperti beasiswa pertukaran pemuda antarnegara untuk Kanada sekitar tahun 2013-2014, beasiswa S2 di Utrecht University Belanda tahun 2015, sampai Global Cities Summit Kanada yang membuatnya mengalahkan 3000 peserta sampai di tahap interview, gagal diraih Janu.
Pada tahun 2016, Janu menerima beasiswa pertukaran pelajar dari Pemerintah United State, yakni Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) di Arizona State University jurusan Civic Engagement.
Pada tahun yang sama, dia juga menerima beasiswa LPDP untuk melanjutkan studi S2 di University of Birmingham selama setahun. 2017 Janu Muhammad kembali ke kota kelahirannya, Sleman. Dia memulai karier baru di SMP Al Azhar Cairo Yogyakarta.
foto: dok.pribadi/Janu Muhammad
"Sebenarnya daftar (jadi) guru tapi ditetapkan jadi kepala sekolah tahun pertama 2018, itu di SMP Islam Al-Azhar Cairo Jogja," terangnya.
Perjalanan Janu sebagai pengajar di sekolah berhenti sampai pada 2021. Karena sejak 2020 dia mulai merintis bisnis Sayur Sleman miliknya dibantu oleh sang istri.
Janu Muhammad bisa dibilang banting stir. Dalam waktu nggak sampai setahun, dia yang semula berprofesi sebagai kepala sekolah dan guru, kemudian memulai bisnis berjualan sayur. Dilihat dari luar tampak instan, tapi sebetulnya banyak proses pembelajaran yang dilalui olehnya.
foto: dok.pribadi/Janu Muhammad
Selama tinggal di kampung halaman, Janu banyak mengamati orang-orang di sekitarnya. Terutama mereka yang berprofesi sebagai petani dan pedagang. Tak hanya itu, Janu sering ikut kursus online tentang terutama terkait tentang agribisnis, business development, dan marketing.
"Business development, marketing, dan juga agris bisnis itu saya pelajari selama dua tahunan ini, secara online maupun lewat referensi dan lain sebagainya,"
Sayur Sleman bisnis berbasis agrisocial
Sejak berdiri pada 2020, Janu memfokuskan platform bisnisnya bergerak di bidang pertanian. Dia punya tekad untuk mengenalkan usaha di bidang pertanian itu juga menarik. Selain bisa mendulang profit, Sayur Sleman punya tujuan yang lebih besar yaitu menuntaskan kelaparan dan kemiskinan yang ada di Tanah Air.
"Apa yang kami inisiasi ini sebenarnya berbasis agrisocial entrepreneurship, wirausaha sosial di bidang pertanian. Yang kita lakukan bukan hanya profit yang kita kejar, tapi ada dampak sosial yang ingin kita ciptakan," terangnya.
foto: dok.pribadi/Janu Muhammad
Selain menjual sayur, bisnis sayur online ini punya dua program andalan yaitu Sayur Sleman Berbagi dan Sayur Sleman Akademi. Sayur Sleman berbagi fokus membantu orang-orang yang membutuhkan.
Tercatat, Sayur Sleman sudah menyalurkan sekitar Rp 120 juta donasi dari donatur, kepada 300 KK yang menyebar di daerah Sleman dan Kota Yogyakarta sebagai penerima bantuan.
Misi Janu dalam mencetak wirausahawan muda dibidang pertanian dilakukan dengan cara membuat program Sayur Sleman Akademi. Dia berharap akan banyak generasi muda yang mulai melirik industri ini supaya bisa berkembang lagi.
foto: dok.pribadi/Janu Muhammad
"Kita juga mendorong wirausaha muda untuk terjun ke sektor pertanian. Karena banyak yang menganggap pertanian itu belum jadi profesi yang menjanjikan, identik dengan kotor, dan sebagainya. Tapi ternyata sektor pertanian itu luas, bukan cuma di sawah tapi juga outfarm, seperti sayur online seperti kami," ungkap Janu.
Tiga tahun berdiri, Sayur Sleman masih eksis sampai saat ini. Bisnis yang menargetkan konsumen di kalangan menengah ke atas itu sudah memiliki lebih dari 500 user.
Produk sayur yang dijual mengambil dari pedagang sayur di sekitar Sleman dan hanya sebagian saja yang mengambil dari petani. Mereka juga menetapkan harga sayuran yang dijual dengan cross margin 15-30 % dari harga awal pengadaan barang.
foto: dok.pribadi/Janu Muhammad
"model bisnis pertama kami adalah dari pedagang sayur. Hanya sebagian (kecil) aja dari petani. Jadi mulai dari 15-30 % itu margin yang kami patok dari harga awal pembelian ataupun pengadaan, baik dari pedagang sayur maupun petani," lanjutnya.
Janu memberlakukan sistem PO bagi konsumen yang akan belanja sayur. Pengantaran dilakukan setiap pagi dan sore hari. Dengan sistem PO, sayuran yang diantar ke rumah-rumah konsumen tetap segar dan bagus.
"Dengan sistem PO itu jadi nanti kita pengantaran pagi hari, Antara malam sampai pagi itu biasanya packing untuk meminimalkan risiko sayuran layu dan lain sebagainya," terang Janu.
Ada dua platform yang dipakai untuk memesan, yakni via website dan WhatsApp. Namun setelah dievaluasi, ternyata rata-rata konsumen lebih banyak memesan via WhatsApp karena dianggap lebih praktis. Alasan ini juga yang membuat Janu Muhammad sampai saat ini belum terpikirkan untuk membuat aplikasi, sebagaimana bisnis sayur online lainnya.
"Melihat urgensi (untuk membuat aplikasi) saat ini belum urgent. Kami justru fokus ke layanan. Secanggih-canggihnya aplikasi kalau dia nggak user friendly itu nggak akan di-download," jelas Janu.
Strategi bertahan Sayur Sleman
Sebagaimana diketahui bahwa sayur online marak ketika pandemi Covid-19 melanda. Habit belanja orang-orang berubah, dari semula ke pasar kemudian menjadi ke online. Kini setelah pandemi mulai menghilang, masyarakat mulai kembali ke kebiasaan awal, yaitu belanja ke pasar.
Janu sebagai founder Sayur Sleman punya strategi sendiri untuk menghadapi masalah ini. Sejak tahun pertama Sayur Sleman sudah menargetkan sasaran market-nya adalah kelas menengah ke atas. Dari situ, Janu terus membangun relasi dengan customer dan memberikan pelayanan terbaik.
foto: dok.pribadi/Janu Muhammad
Poin lain yang tak kalah penting adalah berinovasi. Untuk menjaga pertumbuhan bisnis sayur online miliknya, Janu terus memunculkan sesuatu yang baru baik dari segi pelayanan, produk, sampai menjalin dengan komunitas lain.
"Kita harus sering berinovasi. Salah satu inovasi yang dilakukan Sayur Sleman itu saat ini kami sudah punya kebun, sekarang juga ada kolam ikan gabus. Inovasi kedua adalah olahan. Olahan ini bekerja sama dengan Petani Milenial. Kami mengolah produk sambal yang diproduksi di Kelurahan Caturharjo," jelas Janu.
Berinovasi saja tidak cukup. Di era yang bukan lagi mementingkan persaingan melainkan kolaborasi, Sayur Sleman juga bekerja sama dengan lintas komunitas untuk memberikan dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas. Sebut saja ada Petani Milenial sebagai supplier Sayur Sleman, pemerintah, dan organisasi non pemerintah yang mengupayakan pemberdayaan masyarakat.
foto: Instagram/@janu_muhammad
Kini pria kelahiran 7 Januari 1993 itu bukan cuma sebagai pebisnis sukses di bidang pertanian saja, tapi juga sebagai Young Ambassador Agriculture 2023. Sebagai duta muda pertanian, Janu Muhammad bertanggung jawab memberikan peran aktif di sektor pertanian, dan mengajak anak-anak muda untuk lebih dekat dengan dunia ini.
Sejumlah prestasi juga telah ditorehkan Janu Muhammad, seperti diantaranya Juara 1 tingkat nasional dengan program Sayur Sleman, Pemenang Youth Farmer Ambassador 2022 dari DPP Pemuda Tani Indonesia, Winner of Paragon Innovation Award 2021, serta masih banyak lagi.
Recommended By Editor
- Begini jadinya uang bulanan Rp 2,3 juta dikelola istri yang bijak, suami dijatah Rp 200 ribu per bulan
- Kisah penjual cilok berkostum Power Ranger, dagangan jadi laris manis usai bergaya totalitas
- Dari kuliah sambil kerja jadi kurir, Isa Setyawan kini sukses dirikan brand fesyen
- Perjuangan Yubita tuna daksa menuntut ilmu, sukses masuk UGM dengan UKT Rp 0
- Bukti pendidikan tak kenal umur, mahasiswa usia 80 tahun jalani ujian proposal skripsi ini bikin salut