Tiga tahun berdiri, Sayur Sleman masih eksis sampai saat ini. Bisnis yang menargetkan konsumen di kalangan menengah ke atas itu sudah memiliki lebih dari 500 user.

Produk sayur yang dijual mengambil dari pedagang sayur di sekitar Sleman dan hanya sebagian saja yang mengambil dari petani. Mereka juga menetapkan harga sayuran yang dijual dengan cross margin 15-30 % dari harga awal pengadaan barang.

janu muhammad s2 tukang sayur  berbagai sumber

foto: dok.pribadi/Janu Muhammad

"model bisnis pertama kami adalah dari pedagang sayur. Hanya sebagian (kecil) aja dari petani. Jadi mulai dari 15-30 % itu margin yang kami patok dari harga awal pembelian ataupun pengadaan, baik dari pedagang sayur maupun petani," lanjutnya.

Janu memberlakukan sistem PO bagi konsumen yang akan belanja sayur. Pengantaran dilakukan setiap pagi dan sore hari. Dengan sistem PO, sayuran yang diantar ke rumah-rumah konsumen tetap segar dan bagus.

"Dengan sistem PO itu jadi nanti kita pengantaran pagi hari, Antara malam sampai pagi itu biasanya packing untuk meminimalkan risiko sayuran layu dan lain sebagainya," terang Janu.

Ada dua platform yang dipakai untuk memesan, yakni via website dan WhatsApp. Namun setelah dievaluasi, ternyata rata-rata konsumen lebih banyak memesan via WhatsApp karena dianggap lebih praktis. Alasan ini juga yang membuat Janu Muhammad sampai saat ini belum terpikirkan untuk membuat aplikasi, sebagaimana bisnis sayur online lainnya.

"Melihat urgensi (untuk membuat aplikasi) saat ini belum urgent. Kami justru fokus ke layanan. Secanggih-canggihnya aplikasi kalau dia nggak user friendly itu nggak akan di-download," jelas Janu.

Strategi bertahan Sayur Sleman

Sebagaimana diketahui bahwa sayur online marak ketika pandemi Covid-19 melanda. Habit belanja orang-orang berubah, dari semula ke pasar kemudian menjadi ke online. Kini setelah pandemi mulai menghilang, masyarakat mulai kembali ke kebiasaan awal, yaitu belanja ke pasar.

Janu sebagai founder Sayur Sleman punya strategi sendiri untuk menghadapi masalah ini. Sejak tahun pertama Sayur Sleman sudah menargetkan sasaran market-nya adalah kelas menengah ke atas. Dari situ, Janu terus membangun relasi dengan customer dan memberikan pelayanan terbaik.

janu muhammad s2 tukang sayur  berbagai sumber

foto: dok.pribadi/Janu Muhammad

Poin lain yang tak kalah penting adalah berinovasi. Untuk menjaga pertumbuhan bisnis sayur online miliknya, Janu terus memunculkan sesuatu yang baru baik dari segi pelayanan, produk, sampai menjalin dengan komunitas lain.

"Kita harus sering berinovasi. Salah satu inovasi yang dilakukan Sayur Sleman itu saat ini kami sudah punya kebun, sekarang juga ada kolam ikan gabus. Inovasi kedua adalah olahan. Olahan ini bekerja sama dengan Petani Milenial. Kami mengolah produk sambal yang diproduksi di Kelurahan Caturharjo," jelas Janu.

Berinovasi saja tidak cukup. Di era yang bukan lagi mementingkan persaingan melainkan kolaborasi, Sayur Sleman juga bekerja sama dengan lintas komunitas untuk memberikan dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas. Sebut saja ada Petani Milenial sebagai supplier Sayur Sleman, pemerintah, dan organisasi non pemerintah yang mengupayakan pemberdayaan masyarakat.

janu muhammad s2 tukang sayur  berbagai sumber

foto: Instagram/@janu_muhammad

Kini pria kelahiran 7 Januari 1993 itu bukan cuma sebagai pebisnis sukses di bidang pertanian saja, tapi juga sebagai Young Ambassador Agriculture 2023. Sebagai duta muda pertanian, Janu Muhammad bertanggung jawab memberikan peran aktif di sektor pertanian, dan mengajak anak-anak muda untuk lebih dekat dengan dunia ini.

Sejumlah prestasi juga telah ditorehkan Janu Muhammad, seperti diantaranya Juara 1 tingkat nasional dengan program Sayur Sleman, Pemenang Youth Farmer Ambassador 2022 dari DPP Pemuda Tani Indonesia, Winner of Paragon Innovation Award 2021, serta masih banyak lagi.