Brilio.net - Lahir di Kebumen dengan kondisi fisik tak sempurna membuat Waluyo Sitiadi (43) awalnya merasa berbeda dari teman-temannya. Meski demikian, rasa minder tersebut lama-kelamaan terhapus dan terganti oleh rasa syukur, mengingat di dunia ini masih banyak orang yang lebih tak beruntung daripada dirinya.
Dirinya pun aktif berorganisasi dengan komunitas difabel dirinya pun merasa bahwa bisnis adalah passionnya. Berbagai bisnis pernah dicobanya mulai dari fotokopi dan wartel namun sayang harus gulung tikar pada tahun 2007.
Tidak putus asa, Waluyo pun hijrah ke Jogja dengan membawa istri dan tiga orang anaknya. Awalnya pun tak mudah, Waluyo hanya bisa mengontrak satu kamar untuk mereka berempat.
"Saya harus bangkit lagi, saat itulah saya menjadi reseller parfum dan madu. Menjajakan secara door to door dengan kursi roda. Berangkat dari jam enam pagi hingga jam empat sore," kata dia kepada brilio.net beberapa waktu lalu.
Hasil memang tak pernah mengkhianati usaha, madu yang dijualnya ternyata memiliki banyak pelanggan. Saat itulah Waluyo memutar otak untuk fokus usaha madu, yang pada akhirnya membuat brand sendiri untuk madu jualannya yaitu Madu Hutan Raya.
"Alhamdulillah, saya akhirnya bisa memiliki motor roda 3 yang memudahkan saya untuk berjualan madu. Banyak juga pelanggan dari luar kota dan minta dikirim," ujarnya.
Saat ditanya apa resep untuk tegar menjalani hidup, jawabannya adalah salat malam dan memandang wajah istri dan anak-anaknya.
Recommended By Editor
- Melihat rumah ibadah 5 agama di Jogja yang ramah difabel
- Masjid kecil ini dilengkapi fasilitas khusus untuk difabel, top banget
- 18 Aksi atlet difabel Paralimpiade ini pompa semangat hidupmu
- Pantang menyerah, tunanetra ini jalan puluhan kilometer jualan keset
- Masyita, gadis tunanetra ini selain hafal quran juga bersuara merdu