Brilio.net - Peristiwa G30S/PKI tentu saja masih menjadi salah satu peristiwa besar yang tak mudah dilupkan begitu saja. Ada kisah cinta memilukan dari salah satu korban G30S/PKI yakni Lettu Pierre Tendean yang kala itu meninggal dunia setelah disiksa dan ditembak berulang kali di Lubang Buaya.

Kisah cinta Kapten Tendean ini menjadi perbincangan hangat di Kaskus, dua hari belakangan. Tak heran karena kisah cinta sang kapten memang mengharu biru. Penasaran seperti apa kisah cinta Sang Kapten? berikut kisahnya, seperti yang lansir brilio.net Selasa (12/4),

kisah tendean  2016 brilio.net

Kapten Tendean, jadi korban salah sasaran karena disangka Nasution.

Kala itu usianya baru 26 tahun namun karirnya sudah moncer dan menjadi ajudan dari Jenderal A.H. Nasution. Saat peristiwa itu terjadi harusnya Pierre sudah berada di rumahnya, Semarang karena akan merayakan ulang tahun ibunya Cornet M.E yang seorang keturunan Perancis.

Namun belum sempat pulang tiba-tiba rumah Nasution sudah didatangi gerombolan PKI yang berteriak-teriak ingin membunuh sang Jenderal. Suara letusan tembakan menggema di seluruh ruangan rumah Nasution. Namun beruntung tak satupun peluru yang mengenai Nasution. Sang jenderal pun berhasil menyelamatkan diri dan bersembunyi di kediaman Kedutaan Besar Irak.

kisah tendean  2016 brilio.net

Kapten Tendean bersama Ade Irma Suryani, putri A.H Nasution

Sayang keberingasan tembakan gerombolan itu mengenai anak perempuannya, Ade Irma Nasution yang masih berusia 5 tahun. Saat itu Ade baru bangun dan keluar kamar, dan salah satu peluru mengenai dirinya. Nasution sendiri mulanya ingin menyelematkan anaknya, namun oleh istrinya Jonna, dipaksa untuk segera menyelematkan diri. Ade menginggal 5 hari kemudian di RSPAD.

Sementara itu Lettu Tendean Tendean ditangkap oleh mereka karena mengira dirinya adalah Jenderal Nasution. Tendean kemudian dibawa ke Lubang Buaya dan disiksa hingga meninggal dunia. Kepergian Tendean tentunya membawa duka yang mendalam bagi semua orang. Pasalnya Tendean dikenal sebagai sosok yang bertanggung jawab dan disukai banyak wanita maupun koleganya.

Meski begitu, Tendean sudah menambatkan hatinya pada salah seorang gadis asal Deli Sumatera Utara, bernama Rukmini. Mereka menjalani hubungan jarak jauh dan hanya berkomunikasi lewat surat saja. Yanti, putri sulung Nasution sering memergoki Tendean yang senyum-senyum sendiri saat menerima surat dari kekasihnya itu.

Rencananya juga pada bulan November 1965 Tendean dan Rukmini akan melangsungkan pernikahan. Namun sayang cinta itu tak pernah sampai karena peristiwa G30S/PKI yang merenggut nyawa Pierre. Rukmini yang mendengar kabar bahwa kekasihnya meninggal tentu saja hancur hatinya. Butuh waktu hingga 5 tahun sebelum dia move on dan menikah dengan pria lain.

Nah bagaimana sobat brilio, kamu punya kisah cinta yang nggak kalah sedihnya?