Brilio.net - Nabi Ismail merupakan putra dari Nabi Ibrahim sekaligus saudara Nabi Ishaq. Sosoknya dikenal arif dan memiliki kepribadian yang mulia. Nama Nabi Ismail pun telah disebutkan dalam Alquran sebanyak 12 kali. Dari garis keturunan Nabi Ismail kelak Nabi Muhammad lahir sebagai Nabi dan Rasul terakhir.

Salah satu kisah populer tentang Nabi Ismail adalah peristiwa tentang awal mula ibadah kurban dan bagaimana air zam-zam ada hingga sekarang. Tak hanya itu, kisah ketaatan Nabi Ismail dalam menghadapi ujian dari Allah pun patut menjadi teladan. Dengan membaca kisah Nabi, setiap umat muslim bisa mengambil hikmah dan pembelajaran yang berharga.

Kelahiran Nabi Ismail.

Kisah Nabi Ismail berbagai sumber

foto: freepik.com

Sebelumnya, Nabi Ibrahim begitu menanti kehadiran anak dan berdoa pada Allah. Di usianya yang tak lagi muda, Allah mengabulkan keinginan Nabi Ibrahim dengan kelahiran Ismail dari istrinya Hajar.

Beberapa waktu setelah kelahiran Ismail, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk pergi membawa Hajar dan anaknya ke Makkah. Nabi Ibrahim memenuhi perintah Allah dengan membawa Hajar dan Ismail pergi melewati gurun dan berhenti sebentar.

Saat itu, Nabi Ibrahim harus pergi dan meninggalkan Hajar bersama Nabi Ismail yang masih bayi. Dalam perjalanannya, Ibrahim kemudian menghadap Kabah dan mengangkat kedua tangannya lalu berdoa kepada Allah.

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (QS Ibrahim: 37)

Sementara itu, Hajar sudah mulai kehabisan minum merasa sangat haus. Begitu pula dengan bayi Nabi Ismail yang terus menerus menangis. Karena tak tega, Hajar pun berlari meminta bantuan. Ia terus berlari dari bukit Shafa ke bukit Marwah. Peristiwa ini kemudian menjadi salah satu sunnah ibadah haji yakni sa'i.

Hingga pada akhirnya, Allah memberikan mukjizat pada Nabi-Nya. Dari hentakan kaki kecil bayi Nabi Ismail, keluarlah air yang jernih yang kita kenal dengan nama air zam-zam.

Awal mula ibadah kurban.

Kisah Nabi Ismail berbagai sumber

foto: freepik.com

Setelah beranjak remaja, Nabi Ibrahim mendapatkan mimpi berupa petunjuk untuk menyembelih putranya sendiri, Nabi Ibrahim. Ia pun segara mendatangi putranya dan menyampaikan mimpi tersebut. Dan Ibrahim berkata kepada Ismail, "wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!"

Ismail menjawab, "wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (As Shafat:102)

Begitu taatnya Nabi Ismail membuatnya berani mengatakan hal itu pada ayahnya. Tak ada rasa keberatan dalam diri Nabi Ismail. Ia rela disembelih oleh ayahnya sendiri jika itu merupakan perintah Allah.

Akhirnya, tibalah saat di mana Nabi Ibrahim akan menyembelih anaknya. Nabi Ibrahim bersama Nabi Ismail pun pergi ke Mina. Kemudian, Nabi Ibrahim mengikat kain di atas muka anaknya agar ia tidak dapat melihat raut wajah Nabi Ismail. Ia takut tak akan tega melakukan hal itu pada putra yang sangat ia cintai. Baik Nabi Ibrahim maupun Nabi Ismail menyerahkan semuanya pada Allah.

Namun ketika benda tajam hampir mengenai Nabi Ismail, Nabi Ibrahim mendengar seruan Allah,
"Wahai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata."

Allah pun menyelamatkan Nabi Ismail. Malaikat Jibril membawa kambing besar dan meletakkannya sebagai pengganti Ismail yang akan disembelih. Dari peristiwa inilah kemudian turun perintah Allah bagi untuk menunaikan kewajiban berkurban bagi seluruh umat muslim.

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memperbaiki Ka'bah.

Kisah Nabi Ismail berbagai sumber

foto: freepik.com

Dalah sejarah, Ka'bah sempat mengalami kerusakan karena banjir besar pada zaman Nabi Nuh. Hingga akhirnya Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memperbaiki bangunan Ka'bah. Allah juga menunjukkan tempat dimana mereka bisa membangun Baitullah. Keduanya pun bekerja sama dan saling membantu meninggikan fondasi. Kisah ini pun diabadikan pada surah Al Baqarah ayat 127:

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan (membangun) dasar-dasar Baitullah beserta Isma'il (seraya berdoa): 'Ya Tuhan kami terimalah daripada (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Saat bangunannya sudah mulai tinggi, Nabi Ismail membawakan batu untuk pijakan Nabi Ibrahim. Batu itulah yang kini kita kenal dengan maqam yang artinya tempat berdiri Nabi Ibrahim.