Brilio.net - Nabi Saleh diutus Allah untuk menyampaikan ajaran kepada kaum Tsamud yang berada di Al Hijr. Mayoritas warganya memiliki banyak keahlian seperti bercocok tanam, beternak dan arsitektur. Namun, dengan keahlian yang dimilikinya membuat kaum Tsamud berubah menjadi sombong dan selalu merendahkan kaum lain.
Sudah menjadi kebiasaan bagi kaum Tsamud untuk menghamburkan harta, berfoya-foya, mabuk-mabukan, berzina dan melakukan tindak kejahatan lainnya. Meski begitu mereka tak merasakan ada kesalahan dan terus menerus melakukannya. Karena itulah, Nabi Saleh hadir untuk membenahi tata masyarakat kaum Tsamud dan mengajaknya beriman pada Allah.
Sama seperti ujian yang didapatkan Nabi-Nabi pendahulunya, Nabi Saleh juga mendapatkan tentangan dari kaum Tsamud. Setelah membuktikan kenabiannya pun, sebagian dari kaum Tsamud tetap ingkar dan berakhir binasa. Kisah Nabi Saleh pun bisa dijadikan pembelajaran agar kita senantiasa menghindari segala bentuk kemaksiatan dan mematuhi perintah Allah.
Nabi Saleh berdakwah pada kaum Tsamud.
foto: freepik.com
Nabi Saleh begitu prihatin melihat kaum Tsamud yang berbondong-bondong naik ke gunung dan menyembah batu. Mereka menganggap batu tersebut merupakan benda suci dan menghukum siapa saja yang tak mau menyembahnya. Setelah mendapat petunjuk dari Allah, Nabi Saleh pun pergi menemui kaumnya.
Nabi Saleh berusaha membuat kaumnya kembali ke jalan yang benar dan hanya menyembah kepada Allah, Nabi Saleh berkata: "Hai kaumku, sembah lah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya. Karena itu, mohon lah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada Nya, Sesungguhnya, Tuhanku amat dekat rahmat-Nya lagi memperkenankan doa hamba-Nya," (QS Hud ayat 61).
Mendengar Nabi Saleh, kaum Tsamud justru marah dan menjawab, "Hai Saleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan. Apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Sesungguhnya, kami ragu dan khawatir terhadap agama yang kamu serukan kepada kami." (QS Hud ayat 62).
Tak sedikit pula yang mengancam Nabi Saleh dan menganggapnya gila. Namun Nabi Saleh tak menyerah, ia tetap gigih menyerukan kebenaran pada kaumnya. Hingga pada akhirnya, salah satu dari mereka berkata "Jika kau adalah Rasul Allah, dapatkah kau mengeluarkan seekor unta betina hamil dari batu ini?"
Nabi Saleh kemudian menjawab, "Aku akan memohon kan kepada Allah. Jika Dia mengabulkannya, maukah kalian percaya bahwa hanya ada satu Tuhan? Maukah kalian percaya bahwa aku adalah Rasul Allah yang diutus untuk kalian?"
Kaum Tsamud pun mengiyakan hal tersebut karena menganggap bahwa Nabi Saleh tak akan bisa melakukannya.
Mukjizat Nabi Saleh memunculkan unta betina.
foto: freepik.com
Keesokan harinya, Nabi Saleh mendatangi gunung tempat batu yang disembah kaum Tsamud. Sedangkan kaum Tsamud berkumpul mengelilinginya. Mereka melihat Nabi Saleh mengucapkan beberapa patah kata sembari menengadahkan tangganya di langit. Kemudian Nabi Saleh menunjuk ke arah batu.
Atas izin Allah, seekor unta betina pun keluar dari batu tersebut. Sebagaimana diterangkan dalam surah Hud ayat 64 "Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan) kebenaran untukmu, sebab itu biarlah ia makan di bumi Allah dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat."
Kemudian disebutkan pula dalam surah Al A'raf ayat 73 yang artinya, "Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Saleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembah lah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkan lah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih."
Menyaksikan mukjizat Nabi Shaleh secara langsung, sebagian besar dari kaum Tsamud pun langsung meyakini bahwa semua perkataan Nabi Saleh adalah kebenaran. Mereka menundukkan kepala, meninggalkan batu yang dianggap suci, dan memuliakan Allah SWT.
Tak lama setelah itu, unta betina melahirkan seekor unta jantan. Para kaum Tsamud begitu bahagia menyaksikan induk dan anak unta 'ajaib' tersebut tumbuh sehat. Unta mukjizat Nabi Shaleh juga memberikan manfaat berupa susu yang lezat bagi seluruh penduduknya. Kedua unta tersebut juga dijadikan simbol dari rasa kasih sayang.
Azab Allah bagi kaum Tsamud yang ingkar.
foto: freepik.com
Meski telah menunjukkan mukjizatnya, ada saja orang-orang yang masih ingkar terhadap kenabian Saleh. Dalam kisahnya, disebutkan bahwa orang-orang yang ingkar ini merasa tak suka dengan Nabi Saleh. Mereka bahkan menganggap bahwa kehadiran unta betina tersebut sudah mengurangi sumber air kaum Tsamud. Hingga pada akhirnya tercetuslah ide untuk membunuh unta Nabi Saleh.
Ada beberapa versi kisah yang menyebutkan tentang kelompok yang ingkar tersebut. Ada yang hanya menyebutkan sembilan orang kaya nan sombong dari kaum Tsamud. Dan ada pula yang menyebutkan nama seperti Mushadda bin Muharrij, Gudar bin Salif, dan ada pula nama Qaydar.
Singkat cerita mereka benar-benar melaksanakan aksinya untuk membunuh kedua unta tersebut. Yang pertama dibunuh dengan pedang adalah unta betina, lalu selanjutnya anak unta jantan. Setelah mengetahui hal keji tersebut, Nabi Saleh berkata "Nikmatilah rumahmu selama tiga hari ini, karena Allah akan menimpa kalian. Kalian telah menindas orang lain, mengingkari ajaran Allah, dan membunuh unta betina-Nya. Kalian juga tidak menyukai kebaikan."
Bukannya bertaubat, mereka justru menyusun rencana untuk membunuh Nabi Shaleh beserta keluarga dan pengikutnya. Namun pada saat itulah, langit dipenuhi awan hitam yang berada tepat di atas mereka. Petir yang dahsyat pun membinasakan kaum Tsamud yang ingkar. Sementara Nabi Saleh dan pengikutnya selamat.
Sebagaimana firman Allah dalam surah Hud ayat 67-68 "Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya, Seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaan lah bagi kaum Tsamud."