Brilio.net - Pantai Pelangi termasuk dalam deretan pantai berpasir hitam di wilayah pesisir Bantul, Yogyakarta. Berjarak 2 kilometer dari Pantai Parangtritis, pantai ini juga kerap jadi tujuan wisata para pelancong. Pohon cemara udang dan pandan laut yang banyak tumbuh di wilayah ini membuat Pantai Pelangi terasa sangat asri dan sejuk meskipun saat tengah hari.
Namun di balik keindahan tersebut, tak banyak yang tahu bahwa Pantai Pelangi juga menyimpan cerita soal penyu. Sudah sejak lama, Pantai Pelangi menjadi tempat konservasi penyu. Di samping halaman rumah seorang warga, terdapat sebuah penangkaran penyu yang terbuat dari tembok batako dan jaring. Di dalamnya terdapat tiga kolam dari bak fiber besar dan satu kolam permanen yang terbuat dari keramik. Kolam tersebut berfungsi sebagai tempat penangkaran penyu dan tukik (anak penyu).
Penangkaran penyu Pantai Pelangi ini dikelola warga lokal bernama Sarwidi (58). Saat ditemui brilio.net pada Minggu (17/9) lalu, Sarwidi tengah sibuk mengganti air di salah satu kolam bak fiber, tempat penyu ditangkarkan. Kegiatan ini dilakukan secara rutin selama dua kali dalam seminggu demi menjaga kesehatan penyu.
Pada dasarnya, Sarwidi memang bukan penduduk pesisir biasa. Dia merupakan inisiator kegiatan konservasi penyu di Pantai Pelangi, Bantul, Yogyakarta. Pria paruh baya ini telah menyelamatkan ribuan tukik dari perburuan sejak tahun 2010. Dan selama itu pula, kegiatannya dilakukan secara sukarela.
foto: brilio.net/annatiqo
Padahal dulunya, Sarwidi merupakan seorang pemburu penyu seperti halnya warga pesisir Bantul lainnya. Secara turun temurun, penyu dianggap sebagai hewan buruan untuk dikonsumsi dan bahkan dijual. Baik telur maupun daging penyu dimanfaatkan oleh masyarakat. Sarwidi lantas menjelaskan bahwa meskipun tinggal di pesisir, namun dulunya banyak masyarakat justru tidak bisa menangkap ikan. Untuk memenuhi kebutuhan harian, kebanyakan masyarakat pesisir Bantul ini justru bertani dan menjadi pemburu penyu.
“Sebenarnya ikan banyak, tapi nangkapnya nggak bisa karena basic-nya petani. Maka dari itu, satu-satunya yang diburu itu, ya, penyu sampai turun temurun. Bahkan sampai sekarang saja masih ada,” kata Sarwidi saat diwawancarai pasca membersihkan kolam.
Lebih lanjut, Sarwidi mengungkapkan bahwa daging penyu dan telurnya juga merupakan barang mewah. Selain karena bisa dijual dengan harga tinggi, daging dan telur penyu juga termasuk menu santapan mahal yang bisa didapatkan dengan mudah.
“Itu ya satu satunya menu yang paling mahal. Carinya nggak usah ke laut, ibaratnya di pinggiran saja sudah dapat santapan,” pungkasnya.
Recommended By Editor
- Dakwah dalang Ki Lutfianto, guru SMA Bantul blusukan kampung kenalkan superhero muslim
- Anak kampung jualan baju modal Rp 300 ribu omset Rp 10 miliar kini punya rumah bak istana, 9 potretnya
- Viral siswa SMA 3 Semarang bisa lolos di 21 universitas luar negeri, kisah di baliknya bikin bangga
- Emoh flexing harta meski konglomerat, ini 9 potret garasi mobil Jusuf Hamka, pelat nomor bikin salfok
- Tetap cari nafkah di usia senja, semangat Mbah Dinar keliling kayuh gerobak burger belasan kilometer