Brilio.net - Menuntut ilmu tidak pernah mengenal yang namanya usia. Pendidikan merupakan hak bagi semua orang, tak memandang jenis kelamin, tingkat ekonomi, maupun usia. Siapapun bisa menuntut ilmu sampai kapanpun selama merasa dirinya mampu.
Hal tersebut tampaknya cocok menggambarkan sosok Soejoto Gondosurohardjo. Ya, belum lama ini, ia baru saja menyelesaikan pendidikannya di program magister (S-2) Teknik Kimia di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), pada Minggu (15/9).
Dikutip brilio.net dari liputan6.com, Soejoto lulus dari ITS di usianya yang telah menginjak usia 71 tahun. Pria yang akrab disapa Gondo itu dinobatkan sebagai wisudawan tertua di ITS pada wisuda ke-120.
Ia mendapat gelar magister setelah membuat tesis modifikasi geometri tray pada kolom destilasi yang dapat meningkatkan kapasitas produksi suatu sistem destilasi, yang berjudul 'Effect of Holed Circular Calming Strip in Sieve Tray Distillation Column Without Downcomer: Prediction of Performance Characteristics'.
Walaupun selama masa studi diakui memiliki kelemahan dalam menjalani berbagai program aplikasi komputer, tapi dengan dukungan dari mahasiswa lain serta bimbingan dosen pembimbing yang memadai, akhirnya ia dapat menyelesaikan seminar dan ujian akhir perkuliahannya dengan baik.
foto: Liputan6.com
Di usianya yang tergolong lanjut, Gondo tetap semangat menggeluti masa studinya yang memakan waktu selama lima semester.
"Rasanya senang, dukanya tidak ada karena memang tertarik mengembangkan di bidang tersebut dan berada di lingkungan yang baik," tutur pria kelahiran 1948 itu, seperti dikutip dari liputan6.com.
Alhasil, dengan berbekal doa dan semangat belajar yang tinggi, ia berhasil meraih IPK 3,75 dan lulus dengan predikat sangat memuaskan atau cumlaude.
Keputusannya untuk melanjutkan perkuliahannya ini juga didukung oleh pihak keluarga dan diharapkan dapat menjadi inspirasi agar dapat menuntut ilmu tanpa memandang usia.
"Keluarga saat wisuda ini datang semua," ungkap pria asal Jombang ini.
Berkeinginan untuk menyebarkan ilmu yang telah ia dapatkan ke orang lain, Gondo sempat menjadi tenaga pengajar di berbagai sekolah menengah atas, dan saat ini tengah menjadi dosen pembantu di Teknik Kimia ITS.
Kepada mahasiswa ITS, ia berpesan agar mahasiswa dapat mengembangkan diri yang didukung oleh karakter dan kemauan kerja yang tinggi.
"Karena saat kerja yang dilihat tidak hanya nilai, tapi job performances," pungkasnya.
Pria yang akrab disapa Gondo itu mengaku ingin mengabdikan ilmu yang didapatkan selama menuntut ilmu di Teknik Kimia ITS di dunia kerja.
"Dulu pernah bekerja di Pertamina selama 27 tahun dan dua tahun di Iran," ungkapnya.
Selama bekerja, Gondo mengaku menemukan banyak masalah riil di pabrik, seperti pada proses reaksi katalitik, ekstraksi, adsorpsi dan lain sebagainya. Keinginannya untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan tersebut mendorongnya untuk menuntut ilmu lebih dalam di ITS.