Brilio.net - Sejak kecil kamu pasti sudah pernah ditanya, apa cita-cita yang ingin kamu raih. Ya kan? Ada yang bercita-cita sebagai guru, pilot, tentara, dokter, dan segudang impian lainnya. Tentu semua cita-cita pasti mengarah pada tujuan yang baik. Seperti anak muda lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.
Dia adalah Dipa, seorang pemuda lulusan jurusan Fisipol UGM yang sekarang menjadi seorang petani. Ya, seorang petani. Mungkin kamu bertanya bagaimana bisa dari jurusan Fisipol menjadi seorang petani?
Dalam postingan akun Twitter-nya @tanikelana pada Jumat (12/6), Dipa membagikan sebuah thread kisahnya menjadi seorang petani muda. Berikut ceritanya.
foto: Twitter/@tanikelana
Setelah selesai belajar di Fisipol UGM, Dipa kembali ke kampung halamannya dan memutuskan menjadi seorang petani. Cerita ini bermula ketika dia bertemu dengan komunitas Sekolah Tani Muda saat kuliah. Saat itu dia bersama dengan temannya belajar banyak hal menarik tentang dunia pertanian.
Dalam prosesnya mengenal tentang dunia pertanian, Dipa dibantu oleh tiga orang yang dia sebut sebagai guru yaitu ada Pak Udik, Pak Daliman, dan Pak Qomarun Najmi. Mereka membagikan seputar ilmu pertanian kepada Dipa.
foto: Twitter/@tanikelana
Setelah belajar sedikit banyak tentang ilmu pertanian, Dipa mengaku bahwa menjadi petani adalah cita-citanya. Belum lagi kebiasaannya yang bermain game Harvest Moon saat masih kecil, membuat semangatnya mencapai cita-cita bertambah.
Pada awalnya Dipa kebingungan, apa yang harus dilakukan lebih dulu. Dia juga sempat khawatir dengan kemungkinan terburuk yang bisa saja menimpanya. Namun setelah dia bercerita kepada orangtua dan temannya, lalu mulai menemukan titik terang.
foto: Twitter/@tanikelana
Dipa mengatakan bahwa dia beruntung mempunyai keluarga dan teman yang selalu mendukung tujuannya. Akhirnya dia mulai mantap bertani dengan membeli lahan dan modal lainnya, hasil dari menjual buku selama kuliah dan sedikit pinjaman dari keluarganya.
Di awal, Dipa sempat kesulitan mendapatkan lahan. Namun usahanya yang keras membawa dirinya bertemu dengan rekan yang familiar dengan pertanian. Dia menggarap lahannya sendiri, dengan menanamkan sayuran seperti bayam, kangkung, cabai dan sebagainya. Setiap jam 6 pagi, Dipa memanen kangkungnya dan menjualnya ke beberapa tukang sayur.
foto: Twitter/@tanikelana
Dia mengungkapkan alasannya mengapa memilih untuk jadi petani. "Aku sendiri memilih bertani karena banyak alasan. Salah satunya adalah aku mau cari sumber penghidupan yang terjamin halal dan berkah. Aku ga mau kasih makan keluarga aku kelak dari hasil yang 'diragukan'," tulisnya.
Selain itu dia merasa bahwa hidup itu singkat, dan sangat sayang jika selama hidup hanya bisa merusak bumi dan seisinya saja.
Saat berproses, Dipa juga tidak luput dari kegagalan. Dia pernah nyaris gagal panen karena kondisi tanah yang dipakai untuk menanam cabai sangat jelek. Alhasil cabai yang tumbuh saat itu bantet alias kecil-kecil.
foto: Twitter/@tanikelana
Dalam thread itu Dipa juga menyarankan selalu belajar sebelum memulai sesuatu. Ketika hendak bertani, kamu bisa menambah khazanah ilmu pengetahuan terkait bertani. Selain itu penting juga membangun jaringan komunitas dengan orang-orang yang sudah paham tentang mengelola lahan pertanian.
Bagi Dipa, kedua hal di atas jauh lebih penting. Karena ketika kamu belum memiliki sumber daya dan modal yang cukup, ketika kamu punya komunitas yang bisa support kamu, itu akan sangat membantu.
"Meski mulai dari kecil semuanya lebih mudah jika dilakukan secara bersama. Belajar bareng2, sewa lahan bareng temen, bagi tugas dari budidaya sampai ke distribusi hasilnya, dan minimal ada teman cerita ketika lelah dan susah.," tutur Dipa.
Recommended By Editor
- 7 Potret terbaru dokter Reisa Broto saat bekerja jadi jubir Covid-19
- 10 Potret Kartika Sari Dewi, putri Soekarno berjiwa sosial tinggi
- 8 Potret Naila Novaranti, pelatih terjun payung militer 46 negara
- 10 Potret Nadhira Afifa, viral baca pidato wisuda online di Harvard
- 5 Fakta Sertu Hayyu, perempuan pertama teknisi alutsista TNI AD