Proses pembuatan Paleo Stone Age.
foto: Brilio.net/Devi Aristya Putri
Tentunya, tempat pariwisata yang mengusung tema alam ini tidak jadi begitu saja. Tempat ini dibangun pada awal tahun 2022 dan dibuka tak lama sesudahnya. Ketika membangun, tidak banyak perubahan yang dilakukan oleh Wiwid.
Ia hanya memapras pada bagian tertentu saja. Kemudian untuk lubang ia tidak perlu menggali lagi, hanya memberikan sedikit sentuhan agar lantai tampak halus dan terbebas dari kerikil. Sementara itu, untuk memindahkan batu-batu tersebut ia tidak menggunakan alat berat.
foto: Brilio.net/Devi Aristya Putri
"Kita manfaatkan orang sekitar untuk kerja. Daripada kita bayar untuk alat berat, mending kita kasih bayar untuk masyarakat sekitar kerja kan lebih manfaat," ujar Wiwid.
Sebagai finishing dari tempat ini, Wiwid memberikan aksen tertentu di setiap sudur ruangan. Seperti di resto ia memberikan lampu-lampu estetik dan fosil-fosil kecil yang menarik perhatian. Diketahui, fosil-fosil tersebut ia pesan dari pengrajin.
foto: Brilio.net/Devi Aristya Putri
Tak hanya fosil yang membuat kamu mengalihkan pandangan. Jika datang di Paleo Stone Age kamu akan menemui patung The Flintstones yang khas dengan outfit purba berwarna orange hitam. Selain patung, kamu juga akan melihat para staf yang memakai baju flintstones, yang akan melayani dengan ramah dan baik hati.
"Kalau itu batu bentuk flinstone, terinspirasi dari cucu karena suka flinstone. Saya pikir itu sesuatu yang unik yang bisa dipasarkan. Artinya tidak semua tempat ada," ujarnya.
foto: Brilio.net/Devi Aristya Putri
Di sisi lain, Wiwid tidak hanya mengutamakan nilai seninya saja. Ia juga memperhatikan perawatan bangunan dan meminimalisir jika terjadi bencana. Perawatan ini lebih berfokus pada kebersihan lantai dan lainnya. Sementara itu, untuk mengatasi bencana, Wiwid menerapkan prosedur dasar.
"Kalau emang ada gempa jangan ada orang di dalam dan harus di ruangan terbuka. Karena ini alam sih mba, inikan ada lubang-lubang ini ada sudah lama sekali. Maksudnya udah melewati gempa kayak, kemarin gempa Jogja, Pacitan, dan beberapa bulan kemarin ada tuh. Dan tidak pengaruh," ucap Wiwid.
Nah, itulah sejarah dibentuknya tempat pariwisata Paleo Stone Age yang bisa kamu nikmati dengan teman, keluarga, dan sanak saudara di hari libur. Untuk jam buka dari Paleo Stone Age ini bisa kamu kunjungi setiap hari, mulai dari 09.00 sampai 18.00 WIB. Sedangkan, untuk tiket masuk bisa kamu beli dengan harga Rp 20 ribu sudah mendapatkan ice cream dan paket Rp 35 ribu sudah mendapatkan nasi, sayur, dan minuman.
Recommended By Editor
- Kisah Nanang bangun bisnis lidah buaya, pilih resign dari pabrik kini punya PT beromzet puluhan juta
- Kecelakaan hingga buta dan ditinggal istri, kisah sedih tukang pijat tuna netra ini bikin terenyuh
- Jadi miliarder di usia 31 tahun, begini kisah inspiratif Umam Bento bangun 80 kedai kopi
- Drop out kuliah, pria ini rangkai motor bekas jadi robot Transformers laku hingga mancanegara
- Kisah pesantren tunarungu, mendidik santri menjadi penghapal Alquran dengan bahasa isyarat
- Mengenal aktor di balik popularitas Hutan Pinus Mangunan, bermula dari pertemuan dengan Sri Sultan
- 5 Cerita Soimah bisa jadi artis tajir, ternyata perlakuan pada sang orang tua jadi rahasia suksesnya