Brilio.net - Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut Soeharto merupakan salah satu anak dari mantan presiden Indonesia yaitu Soeharto. Tutut menceritakan kembali tentang kepergian ibunda tercinta.
Dia membuat cerita ini karena sudah tidak tahan lagi dengan pemberitaan yang mengatakan ibundanya meninggal karena tertembak oleh adik-adiknya sendiri. Tutut Soeharto pun membantah berita yang selama ini beredar tersebut.
"Dua puluh empat (24) tahun yang lalu, tepatnya tanggal 28 April 1996, Ibu kami tercinta telah dipanggil Allah SWT. Pada saat itu saya sedang bertugas memimpin sidang organisasi donor darah dunia (di Prancis dan Kemudian di London). Alhamdulillah, pada saat itu saya menjabat sebagai Presiden Donor Darah Dunia," tulis Tutut di awal cerita, seperti dikutip brilio.net dari tututsoeharto.id pada Kamis (30/4).
foto: Instagram/@tututsoeharto
Dia mengaku terkejut dengan kabar duka yang disampaikan saat dia sedang bertugas. Tutut kemudian segera kembali ke Indonesia dengan penerbangan yang ada. Ia juga dijemput suaminya agar langsung menuju ke Solo, tempat di mana jenazah ibundanya berada.
Tutut bertemu dengan Bapak Soeharto dan menemani beliau dalam satu mobil. Di dalam perjalanan menuju makam ibunda di Giribangun, Tutut berbincang dengan sang ayah.
Ibumu pagi itu, mengeluh
Bapak, aku kok susah nafas yo
Bapak tanya mana yang sakit bu
Ibumu bilang Ora ono sing loro (tidak ada yang sakit), mung susah nafas pak (hanya susah nafas pak)
Bapak bertanya lagi, Dadanya sakit nggak bu
Ibumu berbisik Ora ono (tidak ada)
Bapak rebahkan ibu dengan bantal yang agak tinggi, karena ibumu susah nafasnya.
Bapak panggil ajudan untuk segera menyiapkan ambulans. Ibu harus dibawa ke rumah sakit segera.
Saya mencoba bertanya ke bapak Jadi ibu tidak mengeluh sakit sedikitpun pak?
Bapak menjawab dengan tegas, Tidak, ibu hanya mengatakan susah nafas.
Jam berapa itu pak? saya bertanya.
Kurang lebih jam 3 kata bapak. Berarti setelah bapak sholat tahajut.
Kemudian bapak melanjutkan ceritanya, Di dalam perjalanan, ibumu sudah tidak sadar. Sampai di rumah sakit, semua dokter sudah berusaha untuk membantu ibumu. Tapi, Allah berkehendak lain.
foto: Instagram/@tututsoeharto
Tutut Soeharto pun tak bisa membendung air matanya lagi. Dia mengatakan bahwa almarhumah ibunda Tien Soeharto dan almarhum bapak tidak pernah berjauhan semasa hidup. "Beliau berdua saling mencinta, saling mendukung, dan saling membantu. Begitu yang satu tidak ada lagi di kehidupan, maka akan terasa, ada sesuatu yang hilang dalam dirinya."
Lewat cerita ini Tutut juga menyampaikan pesan penting tentang berita yang mengatakan bahwa ibundanya tertembak oleh adik-adik Tutut. Dia membantah dan menggaris bawahi bahwa apa yang diceritakan oleh bapaknya pada satu itu adalah yang sebenarnya terjadi.
"Lalu saya mendengar berita tersebar, bahwa ibu wafat karena tertembak oleh adik-adik saya. Saya heran, siapa manusia yang tega menyebarkan berita keji tersebut. Demi Allah, apa yang bapak ceritakan, itu yang terjadi. Tadinya saya akan diamkan saja. Tapi rasanya berita itu semakin diulang-ulang ceritanya oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab."
Dia mengatakan bahwa sebelum dirinya masih memiliki kesempatan untuk menyampaikan cerita yang sesungguhnya, maka dengan itu dia sampaikan lewat media sosial. "Sebelum Allah memanggil saya, masyarakat harus tahu kebenarannya. Dan alhamdulillah sekarang ada medsos, yang alhamdulillah, sayapun ikut aktif di sana. Siapapun yang membuat cerita itu, dan siapapun yang ikut menyebarkan, kami serahkan pada Allah untuk menilainya. Karena kami meyakini, bahwa Allah adalah Hakim Yang Maha Adil."
Di akhir cerita tersebut Tutut Soeharto juga mengucapkan terima kasih karena telah menjadi ibu yang baik dan bijaksana. Dia juga menyisipkan doa kepada sang ibunda agar dimaafkan segala dosanya dan diberikan tempat yang terbaik.
Recommended By Editor
- 12 Momen siraman & pengajian anak Tutut Soeharto, penuh haru
- 8 Momen akad nikah Danny Rukmana, paras istri curi perhatian
- 10 Potret kompak Mayangsari & sang putri, gayanya curi perhatian
- Momen 3 Presiden Indonesia saat cukur rambut, curi perhatian
- Momen tiga Presiden Indonesia pinjam punggung ajudan jadi 'meja'