Brilio.net - Belakangan ini, nama sejarawan ternama asal Inggris, Peter Carey, kembali menjadi sorotan di Indonesia. Carey dikenal sebagai sosok yang sangat berpengaruh dalam kajian sejarah Indonesia, khususnya terkait perjuangan Pangeran Diponegoro. Namun, sorotan kali ini bukan hanya tentang karya-karyanya, tetapi juga terkait tuduhan plagiarisme yang melibatkan seorang dosen dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Kasus ini menimbulkan perhatian luas, karena karya Carey dianggap sebagai rujukan penting yang menyajikan detail sejarah Pangeran Diponegoro dengan mendalam.

Di kalangan akademisi dan pemerhati sejarah, nama Carey sudah lama dihormati. Buku-bukunya yang mendalami sosok Diponegoro dan sejarah kolonialisme di Indonesia telah menjadi referensi utama selama bertahun-tahun. Dugaan plagiarisme yang mencuat tentu menimbulkan berbagai reaksi, mulai dari kekecewaan hingga tuntutan akan integritas akademik.

Lantas, siapa sebenarnya Peter Carey? Mengapa karyanya begitu dihormati dan memiliki dampak besar bagi kajian sejarah Indonesia? Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (5/11), yuk kita kenali lebih jauh sosok sejarawan yang luar biasa ini.

Profil lengkap sejarawan Peter Carey.

profil peter carey Berbagai sumber

foto: Instagram/@fakhri_potret

Peter Carey adalah seorang sejarawan asal Inggris yang dikenal sebagai pakar sejarah Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Lahir 30 April tahun 1948 di Yangon, Burma, ia memulai perjalanan akademiknya di University of Oxford, salah satu universitas terkemuka di dunia. Minat Carey terhadap sejarah Indonesia dimulai ketika ia memutuskan untuk mendalami sejarah kolonialisme dan perlawanan lokal. Dari sinilah ia pertama kali tertarik dengan sosok Pangeran Diponegoro, seorang pahlawan nasional Indonesia yang memimpin Perang Jawa melawan kolonialisme Belanda pada awal abad ke-19.

Carey mengabdikan sebagian besar hidupnya untuk meneliti dan menulis tentang Pangeran Diponegoro. Ia dianggap sebagai salah satu ahli terbesar di dunia tentang Diponegoro dan periode Perang Jawa. Dalam karya utamanya, The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and the End of an Old Order in Java, 1785–1855, Carey menyajikan analisis yang sangat mendalam tentang kehidupan, pemikiran, dan perjuangan Diponegoro. Buku ini dianggap sebagai salah satu karya terlengkap mengenai Diponegoro dan menjadi referensi wajib bagi para sejarawan yang mempelajari sejarah Indonesia.

Tidak hanya fokus pada karya tulis, Carey juga dikenal sering mengadakan seminar dan kuliah umum tentang sejarah Indonesia di berbagai negara. Ia telah berbicara di berbagai forum internasional dan universitas, termasuk di Indonesia. Kemampuannya dalam menghidupkan kisah sejarah dengan cara yang menarik membuatnya menjadi figur populer di kalangan mahasiswa dan akademisi. Banyak orang yang terinspirasi oleh kecintaannya pada sejarah Indonesia dan upayanya untuk menyebarluaskan kisah-kisah perjuangan pahlawan nasional kepada dunia internasional.

Sebagai sejarawan, Carey tidak hanya meneliti dari jauh. Ia bahkan tinggal di Indonesia selama beberapa waktu untuk mendalami sejarah dan kebudayaan lokal. Pengalamannya tinggal di Indonesia memberinya pemahaman yang lebih dalam tentang masyarakat, budaya, dan nuansa lokal yang sulit dipahami jika hanya dari buku teks. Baginya, sejarah bukan sekadar tanggal dan peristiwa, tetapi tentang manusia, budaya, dan cara pandang yang kompleks.

Perjalanan Carey sebagai peneliti diwarnai oleh dedikasi yang luar biasa. Ia telah menghabiskan puluhan tahun mempelajari arsip-arsip kolonial, surat-surat pribadi, dan dokumen-dokumen lain yang relevan dengan periode Perang Jawa. Ia bahkan menggali detail-detail kecil yang sering kali terlewatkan oleh sejarawan lain, demi memberikan gambaran yang akurat dan mendalam tentang perjuangan Diponegoro. Hasil dari kerja kerasnya ini adalah karya-karya yang tidak hanya kaya data, tetapi juga menyajikan interpretasi yang bermakna.

profil peter carey Berbagai sumber

foto: X/@vickyelkhaer

Karya-karya Carey yang mendalam ini membuatnya diakui sebagai salah satu sejarawan terkemuka dalam kajian sejarah Indonesia. Namun, pengakuan ini juga menempatkannya dalam posisi rentan terhadap plagiarisme. Karyanya yang kaya akan detail dan analisis membuatnya menjadi rujukan yang tak ternilai, tetapi juga rentan disalahgunakan. Dugaan bahwa karya Carey diplagiat oleh seorang dosen UGM tentu menjadi peringatan bagi dunia akademik tentang pentingnya menjaga integritas dan keaslian karya ilmiah.

Meskipun kasus ini mencuat di tengah reputasi gemilangnya, Peter Carey tetap dihormati sebagai figur yang sangat berjasa dalam memajukan pemahaman tentang sejarah Indonesia, terutama bagi generasi muda. Hingga saat ini, ia masih aktif menulis dan berkontribusi dalam diskusi sejarah, baik di dalam maupun luar negeri. Carey telah menjadi panutan bagi banyak sejarawan muda, baik di Indonesia maupun di berbagai negara, untuk tetap teguh dalam meneliti dan menyajikan sejarah secara objektif dan mendalam.