Brilio.net - Sangat jarang ada seorang wanita menduduki jabatan Ketua Rukun Warga (RW). Rata-rata posisi ini dijabat oleh bapak-bapak yang ditokohkan di masyarakat. Tapi, jika kamu pergi ke Tegalpanggung, Kecamatan Danurejan, Yogyakarta, kamu akan menjumpai fenomena yang sangat berbeda.
Di daerah itu, tepatnya RW 13, kursi Ketua RW diduduki seorang gadis muda. Dia adalah Octa Viantary. Saat terpilih pada tahun 2015, usianya baru 23 tahun dan masih berstatus mahasiswi. Vian, begitu dia akrab disapa, merupakan wanita pertama yang menduduki jabatan ini di daerahnya.
Menjadi Ketua RW sebenarnya jauh dari angan-angan Vian. Gadis berambut panjang ini awalnya memilih dunia modeling. Saat masih SMA, dia pernah mengikuti sejumlah ajang lenggak lenggok di atas catwalk. Bahkan, predikat Best Catwalk majalah Aneka Yess edisi Valentine tahun 2005 pernah digenggamnya.
Di luar aktivitas pribadi, Vian juga aktif di kemasyarakatan. Selama menjadi mahasiswi dia kerap menjadi motor bagi anak-anak muda di lingkungannya untuk melakukan berbagai aktivitas positif. Aktivitasnya di masyarakat ini pula yang ternyata mengantarkan langkah Vian menuju kursi Ketua RW.
Saat ada pemilihan Ketua RW, sejumlah warga mendorongnya untuk bersedia menjadi calon. Setelah sempat membicarakannya dengan sang ibu dan mendapat restu, akhirnya alumni Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini mantap mencalonkan diri. Ketika itu total ada empat kandidat, dan Vian yang termuda sekaligus satu-satunya wanita di sana. Dia pun akhirnya keluar sebagai peraih suara terbanyak dalam voting pemilihan.
Bagi Vian, dipercaya menjadi Ketua RW adalah tantangan besar di usianya yang masih sangat muda. Apalagi dirinya juga memiliki kesibukan lain sebagai model trainer di TK Budi Mulia II Seturan, Yogyakarta, Duta Museum Gembiraloka 2018, serta harus mengurusi bisnisnya.
Membagi waktu antara menjadi model trainer dan Ketua RW menurutnya adalah hal yang susah-susah gampang. Jika ada warga yang membutuhkan keberadaannya untuk pengurusan berkas-berkas, biasanya Vian meminta mereka untuk meninggalkan berkas di rumahnya. Sepulang dari mengajar, Vian akan menandatangani berkas-berkas itu. "Tapi, kalau ada yang urgent biasanya aku tetap ditelepon untuk bertemu," ucap wanita yang sedang belajar menjadi makeup artist ini saat ditemui brilio.net, Rabu (24/1).
Sebagai Ketua RW dia juga dituntut untuk menyatukan semua orang dengan berbagai latar belakang berbebda, maupun usia yang jauh lebih tua darinya. Vian dituntut untuk bisa selalu ada bagi masyarakat, apalagi saat warga membutuhkannya.
"Di usia yang aku masih pengen kesana kesini, pengen main dan banyak melakukan hal lain, disitu aku sadar, 'oh aku punya tanggung jawab yang besar dan aku harus ada untuk wargaku saat itu juga'," katanya bijak.
Meski begitu, sebenarnya ada hal yang Vian rasakan jauh lebih berat. "Yang paling berat bagiku sampai hari ini, ketika aku harus menyampaikan pidato kematian di saat wargaku ada yang meninggal dunia," ungkap dia.
Menurutnya, membawakan pidato kematian di depan warga itu tidaklah mudah. Dia selalu mengingat betapa warganya yang meninggal itu pasti dulu pernah punya kontribusi besar bagi kampungnya. Vian merasa bersedih ketika sosok-sosok yang berjasa itu pergi. "Terkadang, kalau bisa nggak usah deh pidato," ungkapnya dengan menghela nafas.
Di bawah kepemimpinannya, RW 13 Tegalpanggung pernah mendapatkan beberapa penghargaan. Salah satunya adalah juara pertama Wayang Jogjakarta Carnival 2017, di mana dalam event ini Vian langsung turun tangan sendiri sebagai sutradara dan konseptor. Pencapaian ini meningkat dari penyelenggaraan tahun 2016 di mana saat itu RW-nya mendapat predikat juara favorit.
Tapi Vian paham, setiap profesi memiliki suka dan duka masing-masing. Baginya, menjadi Ketua RW adalah sebuah pengalaman besar yang nggak semua orang bisa dapatkan, apalagi di usia yang masih muda. "Terkadang aku heran, aku tidak melakukan apa-apa tapi bagi sebagian orang profesi yang aku jalani ini ternyata menginspirasi. Aku senang juga Tuhan kasih aku kepercayaan untuk menjalankan ini," tukasnya.
Recommended By Editor
- Ini benda bikin bule cantik Jerman ingat pria Jogja yang menolongnya
- Kisah bule kebingungan ditolong warga di Yogyakarta ini mengharukan
- Kisah inspiratif alumni SMK Jogja berhasil ciptakan 'robot' dinosaurus
- Difabel lulus kedokteran UNS, cumlaude S2 UGM, bersiap S3 di Eropa
- Kisah Didik, bertahan hidup lewat jasa tambal ban keliling