Brilio.net - Jangan panggil Joey Alexander, musisi jazz berbakat, seorang jenius. Meskipun anak berusia 13 tahun tersebut adalah peraih nominasi Grammy Award termuda sepanjang sejarah untuk album debutnya My Favorite Things, namun dia tidak suka dengan anggapan yang datang karena talenta luar biasanya tersebut.

"Aku berpikir bahwa aku bukanlah seorang yang jenius ataupun anak ajaib. Aku ingin orang-orang menggali tentang musikku, dan jangan pedulikan siapa aku," ujarnya seperti brilio.net lansir dari Time.com, Senin (17/10).

Joey yang lahir di Denpasar, Bali pada tahun 2003 tersebut memang punya darah seni, khususnya seni musik, yang kental. Ia merupakan keponakakan dari penyanyi Nafa Urbach dari sang ibu, sementara ayahnya adalah pemusik yang menguasai piano dan gitar.

Joey TIME  2016 brilio.net

"Orangtuaku mengatakan saat aku berada di kandungan ibuku, mereka memainkan musik jazz yang bagus untukku," ungkapnya.

Meski begitu, ia mengaku mendengarkan musik jazz pertama kalinya saat ia berusia tiga tahun. Ia mendengarkan musik jazz karya Louis Armstrong dan Thelonius Monk dan mulai memainkan musik sendiri saat memasuki usia enam tahun. Dengan keyboard elektronik yang dianggapnya sebagai mainan, ia mulai memaikan musik. "Dan kemudian saya menemukan kunci-kuncinya dan saya seperti merasakan 'sound' musik tersebut," tambahnya.

Ayahnya kemudian mengajarinya dasar bermain piano, tapi Joey punya cara tersendiri dalam belajar dan bermain musik. Dari situlah kemudian ia diajak ayahnya menghadiri beberapa acara jazz di klub lokal dimana Joey merasa sangat takjub.

Joey TIME  2016 brilio.net

Bakat luar biasa yang dianggapnya sebagai rencana Tuhan tersebut ternyata tak membuatnya besar kepala. Ia malah semakin relijius untuk berterima kasih atas karunia besarnya tersebut. "Musikku itu karunia Tuhan dan karunia tersebut harus aku syukuri dengan bekerja keras dan terus fokus," lanjut Joey

Dan kini, setelah sukses merilis album keduanya yang berjudul Countdown, ia masuk dalam deretan calon pemimpin masa depan atau Next Generation Leader majalah kenamaan, TIME. Selamat Joey!