Brilio.net - Seorang sopir angkot di Bandung, Muhamad Piyan Sopian beberapa waktu lalu mendapat pujian dari netizen media sosial. Tak heran karena pria 40 tahun itu menggagas ide membuat angkot pustaka. Sopian menata bagian belakang angkot warna hijau jurusan Soreang-Leuwi Panjang menjadi perpustakaan kecil yang berisi buku-buku bacaan.
Ide kreatif Sopian tak lepas dari dukungan bantuan sang istri, Elis Ratna Suminar (30). Elis ingin menumbuhkan minat baca warga Kabupaten Bandung, oleh karena itulah ia bersama suaminya menggagas ide membuat angkot pustaka dengan mengadakan perpustakaan mini di dalam angkot yang dikemudikan suaminya.
"Sebelumnya saya sudah menjalankan program perpustakaan keliling dengan menggunakan motor selama hampir 4 tahun. Sedangkan untuk angkot pustaka baru 3 bulan ini karena kemarin angkotnya tidak permanen karena menggunakan angkot punya orang lain. Alhamdulillah ini ada yang menitipkan angkotnya jadi baru tahun ini bisa konsisten," katanya.
Keinginan Elis untuk membuat perpustakaan keliling dan di angkot milik suaminya juga didorong oleh pengalaman pahitnya mencari ilmu. Saat dihubungi brilio.net, Sabtu (15/10), Elis mengatakan dirinya hanyalah seorang wanita lulusan SMA N 2 Karawang, Jawa Barat. Sementara pendidikan suaminya lebih rendah, yakni tamatan SD.
Dikisahkan Elis, sejak kecil ia bercita-cita ingin bersekolah sampai ke jenjang perguruan tinggi. Namun apa daya, keluarganya hidup pas-pasan. "Saya dulu pernah ingin sekolah sampai harus mencari orang tua asuh, bahkan sampai harus keluar kota karena nggak ada biaya. Saya bisa sekolah sampai SMA berkat bantuan guru olahraga," akunya.
Beruntungnya Elis bisa terus bersekolah sampai ke perguruan tinggi berkat dukungan dari suami. Keduanya menikah tahun 2007 silam dan di usia lima tahun pernikahan, Elis disuruh sang suami untuk kuliah. Bermodalkan uang Rp 75 ribu, Elis masuk universitas terbuka (UT) di Bandung. "Saya hanya seorang wanita yang beruntung di biayai kuliah oleh suami saya hasil dari angkot," ucap Elis.
Lulus dari Universitas Terbuka, Elis pun bekerja sebagai pustakawati di SDN Cisalak, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung. Sejak itulah, Elis makin tergerak untuk menjalankan program perpustakaan keliling menggunakan sepeda motornya dari desa ke desa.
"Sepulang kerja saya berkeliling dari desa ke desa mulai dari jam 4 sore sampai jam 10 malam. Kadang kalau pas musim hujan, saya suka jalan kaki karena medannya berat dan jalannya licin, kasihan kalau bukunya rusak," jelas Elis.
Melihat semangat Elis, suaminya pun ikut tergerak untuk ambil bagian. Angkot pustaka menjadi mimpi dan harapan pasangan ini agar lebih banyak masyarakat yang gemar membaca. Kini sudah ada sekitar 80-an buku yang jadi koleksi mereka berdua. Setiap hari buku-buku di angkot tersebut diganti agar penumpang tak merasa bosan.
Adanya buku-buku bacaan di dalam angkot suaminya pun mendapat respons positif dari masyarakat. Elis menceritakan kalau banyak penumpang yang merasa senang. "Malah ada yang saking senangnya keblablasan turunnya," kata Elis sambil tertawa.
"Saya ingin membuktikan bahwa dari buku bisa memberikan semua solusi. Bagi kami berbagi ilmu adalah hal yang lebih penting," ujar ibu satu anak ini.
Recommended By Editor
- Tumbuhkan minat baca warga, Sumanto rela jadi 'perpustakaan keliling'
- Perahu ini keliling antar pulau demi menyediakan buku bacaan, top!
- Di lereng Slamet, seekor kuda berperan jadi perpustakaan keliling
- Miris minimnya minat baca, kelompok pemuda ini dirikan mobile library
- Wow! Perpustakaan dengan bioskop 6D ini resmi dibuka oleh Sri Sultan