Brilio.net - Peribahasa "Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China" ini nampaknya cocok untuk menggambarkan semangat gadis bernama Yubita Hida Aprilia. Mahasiswi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) ini tetap semangat dalam menempuh pendidikan meskipun adanya keterbatasan fisik.
Menderita tumor tulang sejak kelas 6 SD, Yubita harus menjalani operasi amputasi kaki sebelah kanan di RS Orthopedi Solo pada 14 September 2017 silam. Tidak ada pilihan lain untuknya, Yubita harus menjalani operasi dan kehilangan sebagian kaki kanannya akibat tumor tulang yang terdeteksi telah menyebar dari telapak kaki hingga betis.
foto: ugm.ac.id
Setelah beberapa peristiwa tidak mengenakan yang dialami oleh gadis kelahiran Grobogan 23 April 2004 tersebut, diterima kuliah di UGM menjadi salah satu buah manis perjuangannya. Terlebih, saat baru lulus dari SMA Negeri 1 Karangrayung, Grobogan Yubita harus kehilangan sang ayah, Tarli, karena sakit paru-paru.
Tidak mau larut dalam kesedihan, Yubita pun fokus mempersiapkan masa depannya. Sempat berlibur satu tahun setelah lulus, gadis berusia 19 tahun tersebut pun tetap semangat mengejar ketertinggalannya dengan rutin belajar secara mandiri di rumah.
Bermodalkan buku-buku latihan soal yang dimilikinya, Yubita lebih memfokuskan kualitas daripada kuantitas belajarnya. Setiap hari Yubita belajar bisa tiga kali sehari, yakni 2 jam selepas salat subuh, lalu 2 jam setelah salat zuhur dan 2 jam lagi setelah solat asar.
Aku bukan tipe yang bisa belajar lama sampai, cukup 2 atau 3 jam gitu tapi benar-benar fokus dan paham apa yang dipelajari. Karena menurutku kualitas lebih penting daripada kuantitas, terang Yubita kepada brilio.net,kemarin.
Recommended By Editor
- Punya konsep unik dan pekerjakan lansia, suasana kafe ini berasa di rumah nenek
- Kisah Sarwidi dulu pemburu kini dedikasikan hidup demi kelestarian penyu Pantai Pelangi Bantul
- Momen kakek naik angkot tapi bayar pakai tutup botol ini banjir sorotan, tanggapan sopir bikin haru
- Puji Lestari, Guru Besar pertama Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta
- Kisah pria sabar hadapi ibu yang 'kumat' saat marah-marah, kondisi rumah amburadul banyak barang rusak