Brilio.net - Semuanya dimulai 30 tahun yang lalu pada tahun 1979, ketika seorang remaja yang menangisi bangkai ular mati yang tak terhitung jumlahnya terdampar di hamparan pasir dekat sungai. Ular-ular malang tersebut mati karena kurangnya tempat untuk berteduh dari panasnya matahari yang tak kenal ampun. Pemuda itu bernama Jadav Payeng. Ia kemudian bersumpah kematian hewan tak akan terjadi lagi.

pria tanam pohon  2016 brilio.net

Jadav Payeng, pria asal Majuli, India yang berhasil mengubah hamparan pasir gersang menjadi ekosistem hutan yang kaya.

Payeng memiliki mimpi untuk mengembalikan pulau yang dihuninya, Majuli, menjadi ekosistem hutan yang kaya. Tadinya, Pulau Majuli merupakan pulau yang terdapat di Sungai Brahmaputra nan indah bagi populasi 150.000 jiwa. Namun karena efek dari erosi selama seratus tahun terakhir, Pulau Majuli menyusut karena angin kencang dan sungai menyapu dan menggerus tanah dan pasir ke dalam air sungai di sekitarnya. Akibatnya, total luas pulau dari 1.250 kilometer persegi menjadi 421 kilometer persegi.

pria tanam pohon  2016 brilio.net

Pohon demi pohon Payeng tanam sendiri untuk mencegah erosi yang terjadi di pulaunya.


Tak mau terus menerus pulaunya habis karena erosi, Payeng mulai membangun hutan di salah satu dataran pasir yang gersang. Pohon demi pohon ia tanam sendiri untuk menjaga efek erosi. Sekarang, lebih dari tiga dekade, pohon yang ia tanami sendiri sudah menjelma menjadi hutan seluas 550 hektare. Ini berarti hutan yang dibangun Payeng lebih besar dari New York Central yang hanya seluas 341 hektare.

BACA JUGA: 10 Pejuang hutan dari Indonesia, mereka menjaga paru-paru dunia

pria tanam pohon  2016 brilio.net

Sekarang, pohon yang ia tanami sendiri sudah menjelma menjadi hutan seluas 550 hektare.


Dikutip brilio.net dari Elitereaders, Sabtu (25/6), hutan yang dinamakan Molai Forest ini telah mencakup banyak spesies tanaman, termasuk 300 hektare bambu. Hutan Payeng juga telah jadi rumah bagi populasi satwa liar, termasuk beberapa spesies yang terancam punah.

pria tanam pohon  2016 brilio.net

Hutan Payeng juga telah jadi rumah bagi populasi satwa liar, termasuk beberapa spesies yang terancam punah.


"115 gajah tinggal di sana selama tiga bulan setiap tahun. Di hutan saya juga ada badak India, rusa, harimau Bengal, kelinci, kera, dan burung vulture yang selama 40 tahun terakhir tak kembali ke daerah ini," kata Payeng dalam film dokumenter tentang dirinya yang disebut Manusia Hutan, dirilis oleh pembuat film Kanada William Douglas McMaster tahun lalu.

Nah, untuk kisah selengkapnya kamu bisa melihat video berikut ini: