Brilio.net - Yohanes Ande Kalla atau Joni, bocah pemanjat tiang bendera, kini berhasil mewujudkan cita-citanya menjadi seorang tentara. Setelah sempat gagal dalam seleksi karena tidak memenuhi syarat tinggi badan, Joni akhirnya dinyatakan lulus sebagai calon Bintara TNI AD.

Perjalanan Joni untuk menjadi prajurit TNI AD bukanlah mudah. Pada 2024, ketika mengikuti seleksi calon Bintara, Joni harus menelan kekecewaan karena gagal memenuhi syarat tinggi badan.

Sebagai calon Bintara TNI, minimal tinggi badan yang ditetapkan adalah 160 cm untuk wilayah tertinggal seperti NTT. Sayangnya, tinggi badan Joni saat itu hanya mencapai 155,8 cm, sehingga tidak memenuhi kriteria tersebut.

Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana, Kolonel Inf. Agung Udayana, menjelaskan bahwa alasan utama Joni tidak lulus pada tahap awal adalah ketidaksesuaian tinggi badan.

"Penyebab utama ketidaklulusannya adalah karena tinggi badan Joni tidak memenuhi persyaratan minimal yang ditetapkan, yaitu 163 cm. Meskipun wilayah tertinggal seperti NTT memiliki ketentuan khusus dengan batas minimal 160 cm, Joni hanya memiliki tinggi badan 155,8 cm, sehingga tidak memenuhi syarat tersebut," ujar Kolonel Inf. Agung.

Joni lulus calon Bintara TNI  Instagram

Joni lulus calon Bintara TNI
Instagram/@yohanes_ande_kala

Kegagalan tersebut tentu membuat Joni merasa sedih dan kecewa. Namun, keberuntungannya tak berhenti di situ. Berkat aksi heroiknya yang viral dan penghargaan yang diterimanya dari Panglima TNI serta Mendikbudristek, Joni diberikan kesempatan untuk melanjutkan proses seleksi. Pertimbangan ini diberikan oleh pimpinan TNI AD sebagai bentuk apresiasi atas keberanian dan semangatnya.

Dilansir dari Antara, Joni kembali mengikuti rangkaian seleksi hingga mencapai tingkat pusat. Setelah melalui berbagai tes yang menggali potensi khususnya, Joni dinyatakan lolos sebagai calon Bintara TNI AD tahun ajaran 2024.

"Joni dinyatakan lulus dalam Penerimaan Bintara PK TNI AD Reguler Kategori Keahlian Tahun 2024 di Bandung," jelas Kolonel Inf. Agung.

Lebih lanjut, Kolonel Inf. Agung menjelaskan bahwa Joni akan melanjutkan pendidikan di Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) IX/Udayana sesuai dengan asal daerah pendaftarannya. Joni akan bergabung dengan calon Bintara lainnya yang telah dinyatakan lulus.

"Sesuai dengan jadwal pelaksanaan penerimaan calon Bintara TNI AD, Joni bersama 218 orang lainnya akan mengikuti Upacara Pembukaan Pendidikan Bintara PK TNI AD TA 2024 pada tanggal 27 September 2024 di Rindam IX/Udayana," katanya.

Proses pendidikan yang akan dilalui oleh Joni berlangsung selama delapan bulan, terdiri dari lima bulan pendidikan dasar militer dan tiga bulan pendidikan kejuruan sesuai spesialisasi. Setelah menyelesaikan pendidikan, Joni akan resmi menjadi prajurit TNI AD dan siap mengemban tugas sebagai abdi negara.

"Joni akan mengikuti pendidikan tersebut selama lima bulan, kemudian menjalani pendidikan kejuruan selama tiga bulan," ungkap Kolonel Inf. Agung.

Keberhasilan Joni ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri, mengingat aksinya pada 2018 yang sempat menarik perhatian publik. Pada saat itu, Joni yang masih duduk di bangku SD berhasil memanjat tiang bendera setinggi 15 meter untuk menyelamatkan bendera merah putih yang tersangkut dalam upacara peringatan HUT RI ke-73 di Lapangan Mota Ain, Kabupaten Belu, NTT.

Aksi heroik tersebut tidak hanya membuatnya viral di media sosial, tetapi juga membawanya diundang oleh Presiden Joko Widodo ke Istana Negara. Dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi, Joni ditanya tentang cita-citanya.

Joni lulus calon Bintara TNI  Instagram

Joni lulus calon Bintara TNI
Instagram/@jokowi

Tanpa ragu, Joni menyampaikan bahwa dia ingin menjadi tentara. Mendengar hal tersebut, Presiden Jokowi langsung mengarahkan Joni untuk bertemu Panglima TNI dan menjanjikan bahwa ia akan diterima menjadi anggota TNI.

Kini, janji tersebut telah terwujud. Joni yang dulu memanjat tiang bendera dengan penuh keberanian, kini siap memulai babak baru dalam hidupnya sebagai prajurit TNI AD. Dengan segala upaya dan kesungguhan, Joni telah membuktikan bahwa kegagalan awal bukanlah akhir, melainkan awal dari kesempatan baru yang lebih besar.